Masa muda seperti SMA dan kuliah saat bulan puasa, pasti akan ada banyak undangan buka bersama. Kalau boleh dirunut dimulai dari teman SD, SMP, SMA , Geng SMA, Geng Bimbel bahkan sampai kelas masing-masing pun kalau boleh mengajak, pasti akan mengajak buat buka bersama.
Heboh banget kan? Bisa dibilang saat dulu banyaknya ajakan yang masuk lewat notifikasi handphone pasti terheran-heran, karena bukber bertajuk reuni tak kunjung habis. Mengeluh pun bukan karena merasa tak ada waktu, tapi tak ada uang karena setiap minggu bisa ada dua kali ajakan! Haha Namun setelah 7 atau 10 tahun berselang apa yang bung rasakan sekarang?
Seketika undangan bukber mulai menghilang, yang tadinya bisa seminggu sekali sekarang malah tak ada sama sekali bahkan sampai menjelang lebaran sekalipun. Ini normal apalagi bagi bung yang sudah menginjak usia 25 ke atas atau 30-an.
Fenomena makin tua, teman makin sedikit itu nyata. Maka dari itu orang tua pernah berkata, “jaga hubungan erat dengan saudaramu, karena kalau kamu kesusahan temanmu tak ada yang membantu”. Hmm, kalau dipikir-pikir nggak sepenuhnya benar juga sih, namun mungkin maksud orang tua dulu adalah karena tali pertemanan tak seerat persaudaraan maka harus dijaga sedemikian eratnya.
Fenomena Makin Tua Makin Sedikit Teman Adalah Nyata
Mau tidak mau, keseruan kalian sudah dibilang usai dan tidak dapat diulang kecuali untuk dikenang. Setidaknya hal itu lah yang membuat masa-masa muda bung penuh warna. Kini teman-teman bung pasti sudah memiliki kesibukan bukan hanya berkutat di kerjaan, tapi juga keluarga. Mengurus anak, istri sampai tak terfikirkan untuk sejenak kembali karena waktu juga kian sempit, kan? boro-boro ketemu teman, ketemu istri dan anak masih bangun saat pulang kerja saja sudah syukur.
Jadi jangan heran kenapa pertemanan kalian mulai berkurang, paling yang sekarang masih intens bertemu ada sekitar tiga sampai lima orang. Bisa dibilang ini seleksi alam, tapi tak pantas juga menjustifikasi kalau mereka lupa dengan kalian, karena kenyataan mereka masih ingat dan ingin bertemu, namun prioritas keluarga dan kerja jadi hal nomor satu yang tak dapat diganggu.
Usia Di Bawah 25 Adalah Hal Paling Tepat Menjalin Pertemanan Seluas-luasnya
Berbeda dengan usia 26 sampai seterusnya, usia 25 dianggap periode semarak. Lingkaran sosial bisa dibilang berada di titik terbaik. Bung bisa jalan-jalan, nongkrong bahkan sekedar mengobrol banyak orang bisa dilakukan.
Alasannya waktu sangatlah fleksibel di saat itu. Kesibukan bung paling hanyalah kuliah dan sedang menyusun skripsi, kan? atau yang kuliahnya cepat, bisa jadi usia tersebut sudah bekerja namun belum memiliki tanggungan apa-apa.
Perihal nikah dan semacamnya, masih hanya sebuah topik dari satu tongkrongan ke tongkrongan lain. Jadi jangan kaget saat usia selepas 25 kok nuansa pertemanan agak berbeda. Satu hal yang bisa bung lakukan hanya menyesuaikan.
Selepas Usia 25 Teman yang Bung Kenal Mulai Tak Lagi Intens Keberadaanya
Dilansir dari Tirto, usia selepas 25 adalah usia di mana lingkaran pertemanan mulai menyusut. Waktu jadi sebuah hal yang berharga, dan tak lagi fleksibel dan spesial seperti dulu. Kendalanya bukan hanya memiliki keluarga, mereka yang belum menikah pun bisa aja mempermasalahkan waktu karena masalah kerja.
Waktu seolah jadi bagian yang berharga, mulai memikirkan kondisi dibanding relasi, “Daripada nongkrong, mending tidur deh, badan lagi capek banget”. Alhasil pertemanan pun makin lama bakal terkikis, mereka mulai mengeluh akan pertemuan karena merasa sabtu minggu tidak cukup untuk beristirahat.
Belum lagi mereka yang bekerja di start-up atau media yang masih berkutat pekerjaan di akhir pekan dan jangan tanya soal lemburan. Di sisi lain pertemanan sudah tak lagi fleksibel seperti dulu, mau bertemu pun ada rasa ragu karena takut canggung atau tak “enak” seperti dulu. Kalau bung masih menyanggah, coba saja hitung berapa jumlah teman bung sekarang dibanding dulu?
Namun Bung Bisa Berbahagia, Karena Perempuan Lebih Cepat Kehilangan Teman Dibanding Laki-laki
Di satu sisi kita sebagai laki-laki bisa berbahagia sedikit karena usia pertemanan kita dibilang masih leih panjang dibanding si Nona. Lewat seuah makalah yang bertajuk “Sex Differences inSocial Focus Across the Life Cycle in Humans”, peneliti dari Univesitas Aalto Finlandia di Universitas Oxford Inggris mengumpulkan datar dari 3 juta pemilik gawai dan mengidentifikasi dalam pola komunikasi yang terekam.
Dan salah satu hasilnya adalah perempuan kehilangan teman leih cepat dibanding laki-laki. Selain itu rata-rata perempuan berusia 25 tahun menghubungi sekitar 17,5 orang per bulan sedangkan laki-laki 19 orang per bulan. Tapi hal ini kemudian berbalik saat memasuki fase usia 30-an lho.
Karena di usia tersebut laki-laki jadi kelompok yang kehilangan teman secara drastis. Pada usia 39, rata-rata mereka hanya menghubungi 12 orang, sementara perempuan masih berkomunikasi dengan 15 orang setiap bulan.
Pertemanan Di Usia Dewasa Juga Berbeda Saat Bung Masih Muda
Usia dewasa memang membawa seseorang untuk berbeda dalam berbagai hal, termasuk pertemanan. Semakin bertambah umur, maka seseorang cenderung memilih teman berdasarkan tingkat ‘Manfaat’. Orang-orang yang dianggap tidak menguntungkan akal tereliminasi dari lingkar pertemanan.
Bisa jadi bung berada di posisi yang mengeliminasi atau tereliminasi tanpa disadari. Yang jelas saat menemukan sosok teman yang tepat maka yang lain pun bakal dihairaukan.
“Begitu Anda menemukan orang yang tepat, Anda tidak akan tertarik pada yang lain,” kata Robin Dunbar, profesor psikologi evolusi dari Universitas Oxford seperti ditulis oleh CNN.
Setelah menghitung jumlah kawan saat masih muda dan sekarang, berapa banyak yang bertahan?
