Ilmu bela diri asal Asia khususnya Indonesia satu ini bisa dibilang sedang naik daun di mancanegara. Buktinya, sekarang pencak silat Indonesia sangat populer di Amerika Serikat, bahkan 95% anggotanya adalah orang Amerika.
Olahraga ini berkembang di Amerika Serikat sejak tahun 2013, ketika lima pendiri dan pengelola membentuk Federasi Pencak Silat Amerika (UPSF). Seperti yang diungkap salah satu pendirinya, Poppy Budhiastuti kepada VOA.
“Ada lima pendiri Federasi Pencak Silat di Amerika Serikat. Sudah saling kenal sejak tahun 1980-an dan belajar di Al Azhar Indonesian Martial Arts Washington DC, cabang kesepuluh seni beladiri Al Azhar di Masjid Agung Jakarta. Sejak itu, kami sangat ingin mendirikan Federasi Pencak Silat.” ungkapnya.
Dari situlah pencak silat Indonesia kini dikenal orang Amerika. Dari lima pengurus, tiga masih aktif sebagai pembina. Bahkan pelatihnya Abdul Malik bukan orang Indonesia, dan ia menjadi atlet dan pelatih pencak silat pertama di Amerika Serikat.
Malik lahir di Connecticut pada tahun 1975. Ayahnya orang Kuba dan ibunya orang Aruba. Dia bisa berbahasa Indonesia dan sudah beberapa kali ke Indonesia. Malik mulai belajar pencak silat selama pelatihan pencak silat di KBRI Washington sejak ia berusia 15 tahun.
“Ada kelas di sana. Pada tahun 1998 dan empat atau lima tahun kemudian, saya mulai mengajar pencak silat dan mengajar banyak siswa,” jelasnya.
Kejuaraan Dunia Pun Direngkuh
UPSF sekarang menyewa studio di Maryland dan Virginia untuk berlatih bagi siswa. Ada juga federasi Pencak Silat di negara bagian lain, seperti New York dan Texas.
Abdul Malik sangat menyukai pencak silat sehingga ia mewariskannya kepada putrinya yang berusia 20 tahun, Sakina Ahmad, yang mengikuti jejaknya. Sakina telah berlatih pencak silat sejak berusia 5 tahun, dia meraih medali emas pertama untuk tim Amerika pada kompetisi di Belgia dan tempat kedua di Singapura.
Di antara sekian banyak siswa pencak silat yang 95% orang Amerika, salah satunya adalah Adam Pereira, 29 tahun, ibunya orang Indonesia dan ayahnya Trinidad.
Ketika ditanya oleh Voice of America mengapa dia tertarik belajar pencak silat, Adam mengatakan: “Ibu saya dari Indonesia dan paman saya dididik di Perguruan Tiga Berantai, Jakarta. Jadi untuk menghormati keluarga saya, saya suka pencak silat dan saya bisa bersaing dengan orang-orang internasional.”
Adam telah berlatih seni bela diri ini selama 15 tahun, namun ia mengaku baru berlatih serius selama 6 tahun. Kini Dia telah memenangkan tiga kejuaraan Amerika dan dunia. Pertama ia meraih medali perunggu di Kejuaraan Seni Bela Diri Dunia Bali 2016. Dua tahun kemudian ia memenangkan medali perak di Kejuaraan Singapura, dan Adam memenangkan medali emas di AS Terbuka di Virginia pada 2019.
Sekolah Musim Panas Untuk Pupuk Bibit Muda
Musim panas ini, Federasi Pencak Silat Amerika Serikat (UPSF) menyelenggarakan sekolah musim panas yang disebut Summer Camp di Amerika Serikat. Namun, karena kekhawatiran akan penyebaran virus corona baru, menurut Abdul Malik, perkemahan musim panas Pencak Silat akan ditunda.
“Saya kira ada lebih dari 20 orang, tetapi Covid masih masalah, ada varian baru, dan orang masih takut. Saya memiliki banyak siswa yang ingin datang ke kamp ini, tetapi orang tua mereka tidak mengizinkan. Jadi saya berpikir lebih baik menundanya setelah pandemi berakhir.”
Di masa pandemi ini, UPSF juga mengajarkan pencak silat melalui metode virtual.
Selain mempromosikan budaya melalui pencak silat, Federasi Pencak Silat juga menyelenggarakan bakti sosial dengan membagikan sembako. Ketika ditanya dari mana dana itu berasal, Poppy Budhiastuti menambahkan: “Biasanya kami mengumpulkan dana dari kantong kami sendiri dan kemudian mengumpulkan dana, seperti berpartisipasi dalam pameran, mengadakan makan malam dan meminta dana pemerintah negara bagian untuk distribusi kebutuhan dasar.”
Selain Indonesia, banyak negara lain yang memiliki pencak silat. UPSF juga mewadahi kelompok pencak silat negara lain tentunya dengan menghargai prinsip, gaya, teknik, ide, dan budaya masing-masing.
