Untuk ukuran hubungan, bung pasti ingin adanya status ikatan yanga jelas. Sebab pasangan ditengarai bisa saling mengisi hidup satu sama lain, dapat berbagi cerita suka hingga duka. Barangkali di Nona datang memang membuat hidup bung terasa lebih lengkap. Hingga pernikahan adalah suatu jalinan yang diidam-idamkan oleh setiap pasangan.
Sebelum terangkum dalam doa dan diikat secara sah sebagai suami dan istri. Coba bung tengok kembal, bagaimana relasi yang terjalin selama ini. Karena ini berkaitan dengan menyatukan kedua insan menjadi satu. Biasanya, ada saja masalah yang menerpa setiap perjalinan asmara.
Sampai-sampai bung berfikir apakah nona ini jodoh bung atau bukan. Karena tak setiap pasangan bisa berhubungan, dan tak setiap hubungan bisa berakhir di pelaminan.
Nona Selalu Memikirkan Dirinya Saja, Tanpa Mau Peduli Kondisi Bung Seperti Apa
Bung selalu mati-matian memikirkan sesuatu yang kira-kira apakah bakal ada imbas negatif kepada nona nantinya. Sehingga setiap keputusan kerap dipikirkan dan didiskusikan kepadanya. Tapi sialnya, si nona malah memiliki hal lain yang malah menguntungkan pihaknya saja. Dan jelas tak memberi dampak baik apa-apa untuk kita yang notabene adalah pasangannya.
Semisal soal kencan di mana keuangan bung sedang menipis tetapi nona tidak mau bergantian. Ya, ini memang perihal harga diri laki-laki, tetapi kalau tidak ada toleransi, apakah cinta memang soal gengsi?
Komunikasi Berjalan Hambar Sampai Berkabar Pun Berjalan Datar, Bahkan Sering Terabaikan
Memang tidak ada yang berjalan mulus ketika berpacaran. Pasti ada saja masalah dan hambatan. Tetapi kalau komunikasi menjadi hambatan ini jelas saja janggal. Lantaran komunikasi adalah proses penting yang harus dijaga pasangan agar tumbuh rasa percaya dan saling memiliki.
Tetapi ketika obrolan begitu membosankan, tidak ada rasa ketertarikan dalam melempat pesan, bahkan hal dasar seperti memberikan kabar saja jarang didengar. Sepertinya ini menjadi tanda kalau bung dengan pasangan tidak begitu cocok dalam berhubungan. Lantas untuk apa terus ditahan?
Ketika Bung Memproritaskan Dirinya, Sedangkan Nona Menomor Duakan Bung Pada Daftar Prioritasnya
Setiap ada waktu senggang bung berusaha membagi waktu antara teman dan nona. Namun, nona selalu jadi prioritas bung, yang kerap bung dahulukan dari sekian opsi yang ada. Sampai teman mengajak bertemu pun, bung rela tunda dulu demi bertemu tambatan hati.
Anehnya si nona justru berbuat beda, kerap pergi dan selalu menolak dengan alasan tidak dapat bertemu sekarang-sekarang ini. Ketika bung mulai dinomorsekian jelas ada sesuatu yang menjadi alasan. Mulai dari pertemuan yang sudah dirasa tak penting, hingga mungkin si nona memang sudah mulai bosan.
Bung Sudah Cukup Gigih Demi Memperjuangkan Hubungan, Tapi Si Dia Justru Diam dan Tak Memperdulikan
Yap, bung hampir bunuh diri demi berjuang. Tapi bunuh diri di sini bukan secara harfiah bung mengakhiri nafas sebelum ajalnya. Akan tetapi tindakan yang bung ambil terkesan membunuh diri sendiri, lantaran nona tidak terkesan ketika diperjuangkan.
Bak sebuah patung, nona hanya cuek saja. Sakit? jelas saja, namun itulah cinta kadang membuat hati menjadi tidak enakan padahal karunia ini diberikan cuma-cuma dari Tuhan. Yah lebih baik difikirkan jika memang ingin kembali memperjuangkan.
Ombak Di Lutan Bisa Muncul Timbul Tenggelam Begitu Pula Dengan Perasaan
Bung pernah menyaksikan ombak yang berada di pantai. Yang kadang hadir, kadang tidak. Sama halnya dengan mengalami bosan saat menjalin hubungan. Mungkin saja itu siklus yang biasa terjadi hingga nanti juga akan hilang dengan sendiri.
Namun, kalau kebosanan mengakar secara terus menurus nampaknya bukan siklus bung. Melainkan itu perasaan yang ingin berkata, bahwa bung dan nona tidak bisa berpasangan. Lebih baik menjadi teman siapa tau lebih berfaedah buat kehidupan.
