Bung mungkin pernah tahu, satu kisah kawan dengan mantan kekasihnya yang mendadak viral. Kisahnya menyentuh banyak orang, sebab ternyata ia menikah dengan perempuan lain yang baru dikenalnya, bukan dengan nona manis yang sudah dipcarinya bertahun-tahun lamanya. Si nona curhat panjang lebar, hinga kemudian disambut oleh warganet dan disebarkan.
Ini jadi gambaran bahwa bertahun-tahun berpacaran, kadang bukanlah sebuah jaminan untuk sebuah pernikahan. Walau tetap ada yang berhasil untuk sampai kesana, tapi tak sedikit pula yang harus kecewa sebab keburusakit hati atas fakta. Ya, fakta bahwa selama ini bisa jadi bung hanya bertugas menjaga jodoh kwan lain yang masih tak tahu siapa.
Tapi mempertahnkan hubungan berpacaran dalam rentan waktu yang lama tidaklah mudah. Karena ada saja kendalanya, apalagi di usia tak lagi belia, waktu rasanya sempit untuk bertemu karena sibuk. Tapi Kandasnya hubungan tak melulu karena minimnya waktu bertemu, tapi mungkin ada kendala lain yang bisa saja datang.
Hal Yang Remeh Seharusnya Tidak Menjadi Perdebatan
Di usia pacaran yang sudah matang seharusnya hal-hal sepele bukan lagi menjadi sumber keributan. Bertahun-tahun bersama seharusnya sudah saling memahami apa yang dilakukan. Ngambek karena hal sepele seperti orang yang baru menjalin hubungan. Pertengkaran karena hal sepele juga tidak pantas dilakukan untuk pasangan yang sudah bertahun-tahun berpacaran
Namun kalau hal sepele saja masih diributkan. Kemungkinan ada rasa tidak nyaman diantara pasangan. Ingin berpamitan namun sungkan untuk mengatakan. Mencari keributan adalah hal yang paling wajar dilakukan. Contohnya dimulai dari hal yang tak terbayangkan. Kalau pasangan bung, sudah melakukan hal tersebut, mungkin pacaran selama ini tidak berjalan nyaman.
Hubungan Yang Berdebar-debar Tiba-tiba Terasa Hambar
Sudah setiap sudut kota bung datangi dengan nona. Berapa banyak tempat wisata sudah bung sambangi dengan rasa senang dan cinta ketika di sana. Ketika berantem dan berdebat, pasti selalu berakhir dengan minta maaf. Setelah bertahun-tahun bersama ternyata rasanya hambar di dada. Hubungan yang dibangun tidak sehangat dulu ketika pendekatan dan setahun pertama berpacaran.
Bung merasakan bahwa hubungan yang lama tidak lagi indah seperti sedia kala. Takut dicap tidak setia membuat bung berpura-pura untuk menjalaninya. Tetap saja, namanya rasa tidak dapat dikelabui. Pacaran seperti sebuah paksaan. Bung pun mulai berfikir apakah harus udahan? atau tetap menjalani dengan berfikir “Bisa aja ini hanya rasa bosan. Kalau putus barulah kerasa kehilangannya”. Hati-hati bung, kalau sumber kebahagiaan didapat dari rasa pura-pura, buat apa?
Pacaran Itu Melibatkan Pasangan, Bukan Difikirkan Sendirian
Setelah sekian lama diperjuangkan dengan banyak hal yang dikorbankan, membuat bung merasakan bahwa hal yang dilakukan tak lagi dapat dukungan. Bung merasa hanya satu sisi saja yang berjuang, satu sisi lagi hanya lepas tangan. Melihat hal itu, bung seperti merasa dibohongi dengan ikatan janji suci yang tertuang dari mulut nona. Pelan-pelan kata putus terlintas di kepala.
Takut blunder dengan sebuah keputusan. Bung memfikirkannya matang-matang, apakah mensudahi hubungan merupakan solusi. Seyogyanya yang namanya hubungan melibatkan dua kepala. Kalau satu kepala lagi seperti tidak bernyawa ya buat apa. Jangan karena sudah pacaran bertahun-tahun dan berkoar-koar kepada teman kalau nona adalah jodoh, membuat bung menjadi sungkan untuk udahan. Toh, yang pacaran kan bung dan nona, bukan mereka.
Ketika Hubungan yang Mesra Mulai Aneh Karena Tak Ada Tujuan
Sudah memasuki ke tahun yang kesekian tapi tak pernah ditanggapi apabila berbicara pernikahan. Ada saja hal yang membuat nona membelokkan pembicaraan. Seperti mempertanyakan kemapanan dan banyak impian yang belum diwujudkan. Melihat sikapnya, membuat bung bertanya-tanya apakah ia belum siap atau memang tak ingin berlanjut ke jenjang berikutnya?
Hubungan seperti berjalan di tempat karena tidak ada tujuan. Kalau tujuan saja tidak ada, apalagi yang ingin diperjuangkan? pacaran sekian tahun rasanya seperti sia-sia. Apabila kondisi seperti ini terus menggantung sekian lama bung yakin untuk tetap melanjutkannya?
Seketika Meragu Akankah Nona Akan Menjadi Jodohku
Setelah sekian lama bersama hubungan berjalan baik-baik saja. Tanpa ada pertengakaran besar yang terus berlanjut ke perdebatan hebat. Setiap kencan juga dijalani dengan saling melempar percakapan seru yang tidak pernah habis dibahas dan ditertawakan.
Tiba-tiba bung merasakan ragu begitu saja. Apakah dia yang sudah lama berada di sisi, adalah bidadari yang akan dinikahi? Tanpa perlu melihat beberapa faktor pemicu, bung hanya perlu satu. Hubungan yang dibangun bertahun-tahun tidak menjadi penentu bahwa bung dengan nona akan terikat di pernikahan. Mungkin saja itu harapan yang tidak terjadi. Karena pacaran sekian lama tidak menjadi penentu kebahagiaan.
Cobalah tanyakan lagi, benarkah ia yang bung cari?
