Menjadi penyambung lidah rakyat memang banyak tantangan dan rintangannya. Sebelum berbicara tantangan dan rintangan dari faktor eksternal, coba Bung lihat dulu apakah faktor internal ada yang membebani? Kalau pun ada, pasti urusan Bung tak seperti bakal calon legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia yang satu ini.
Dalam sebuah unggahan video dari akun Facebook PSI salah satu bacaleg yang tampil adalah Febri Wahyuni asal Sumatera Barat. Video tersebut secara kesimpulan menampilkan visi misi dan pengorbanan yang dilakukan untuk menjadi penyambung lidak rakyat atau caleg. Dari sekian jawaban, jawaban Febri lah yang paling dibicarakan banyak netizen. Karena pengorbananya pun hingga putus hubungan dengan pacarnya.
“Banyak banget yang aku korbanin, salah satunya… putus dari mantan aku yang beda partai,” ucap Febri dalam video itu.
Sontak jawaban inilah yang mengundang banyak komentar. Meskipun begitu Febri tak ragu berada di jalannya dan tetap melaju meskipun netizen kerap menyerbu. Ada alasan lain dibalik itu semua, yang menandakan kalau perbedaan partai bukan menjadi faktor utama mereka berpisah.
Tak Bisa Berkolaborasi Karena Perbedaan yang Menjulang
Perbedaan terkadang tak dapat disatukan. Mungkin ini yang dirasakan Febri, saat memtuskan untuk terjun ke politik dan memilih PSI, tempatnya bernaung karena dianggap dapat memberikan ruang berkreasi bagi anak-anak muda. Febri lebih memilih berpisah dengan baik-baik, dan menjalani karier sesuai dengan cara pandang dan ideologi masing-masing.
“Sama-sama memberikan ruang, nggak mau mengikat. Karena kita beda pilihan, takutnya nanti ke depan ada berseberangan. Aku sih sebenarnya sangat menghargai perbedaan, cuman ketika perbedaan bisa berkolaborasi itu lebih bagus,” terang Febri.
Meskipun terkesan egois, namun Febri mengatakan kalau ia orang yang cukup demokratis dan menghargai akan perbedaan. Namun saat itu kondisi membuatnya harus mengalah.
“Tapi karena tidak memungkinkan untuk berkolaborasi, jadi kami sama-sama ngalah, sama-sama lebih fokus dulu ke kegiatan masing-masing,” imbuhnya.
PSI Menggetarkan Hatinya untuk Bergerak ke Kancah Politik
Politik adalah hal baru bagi Febri, ia hanya memiliki bekal sedikit dan usaha untuk mulai mempelajari alur politik. Bahkan, perempuan berkerudung ini jujur, kalau yang membuatnya tergerak menjadi bacaleg adalah PSI itu sendiri. Karena dianggap sangat mewakili ekspresi dan reaksi millenials.
“Saya tidak ada background politik sama sekali. Namun saya sangat optimis karena niat saya untuk memperjuangkan masyarakat,” ujarnya.
Pendidikan Menjadi Pembahasan Utama yang Difokuskan
Isu politik yang dekat dengan anak muda menurut Febri adalah Pendidikan. Baginya pendidikan adalah isu yang sudah seharusnya ditanggulangi secara merata. Sudut pandanganya mengatakan kalau masih banyak anak-anak muda yang tingkat pendidikannya terputus, hingga pendidikan adalah hal yang harus diperjuangkan.
“Pendidikan, jadi pendidikan itu masih banyak anak-anak muda sekarang yang masih terputus pendidikannya dan harus kita perjuangkan,” tambah Febri Wahyuni.
Selain itu, bagi Febri, pemuda yang apatis sangatlah merugi. Karena politik adalah hal yang harus dilakukan tanpa menunda-nunda selagi ada kesempatan.
“Jangan pernah menunda-nunda, lakukan sekarang, dan berani,” tegasnya lagi.
Kebijakan Setiap Sektor Berpusat dari Proses Politik
“Jika kita terlibat di politik kita bisa berbuat banyak. Karena kebijakan untuk masyarakat banyak dihasilkan dari proses politik. Jadi kita harus ada di dalamnya,” ujarnya.
Febri merupakan sosok yang berprestasi sebelum ia bertekad bulat menjadikan politik sebagai dunia keduanya. Ia menjabat sebagai Duta Pariwisata Sumatera Barat. Kelak, saat ia terpilih, lulusan manajemen dari sebuah universitas di Kota Padang ini, akan tetap memperjuangkan dari dua jalur yang ia yakinkan. Pariwisata dan pendidikan.
Bukan Hanya Beda Partai yang Membuatnya Berpisah, tetapi Pelaminan
Perempuan berusia 25 tahun ini memilih politik sebagai jalur yang ia tempuh untuk memberikan perubahan. Pariwisata dan pendidikan menjadi jalur utama yang akan ia perjuangkan untuk menembus ketimpangan yang terjadi di masyarakat. Namun, perihal putus dengan mantan yang ia katakan menjadi ‘pengorbanan’. Ternyata itu hanya satu gelintir dari sekian gelintir penyebab ia dan mantannya berpisah.
“Maksudnya itu sudah lumayan lama, itu memang beda partai. Sebenarnya itu salah satu penyebab saja. Kalau kami sama-sama anak muda, aku kasih kesempatan dia berkarier dengan cara pandang dan ideologi yang dia pakai dan aku seperti itu,” ujar Febri dikutip dari Detik.
Tetapi puncak mengapa ia berpisah adalah pelaminan, Bung. “Karena nggak dinikahin tahun ini,” tutur Febri dikutip dari laman yang sama.
Kenalin, Generasi Baru politisi Indonesia. Orang-orang muda yang bersih dan berkomitmen untuk Indonesia yang lebih baik. Partai Solidaritas Indonesia ingin mengubah wajah politik Indonesia yang sudah lama kotor dengan orang-orang baru ini.Tonton video ini dan jadilah bagian dari Partai Solidaritas Indonesia.#GenerasiBaru#PSInumber11#SamaSamaBangunBangsa
Posted by Partai Solidaritas Indonesia on Wednesday, August 29, 2018
