Presiden Joko Widodo yang sedang berkunjung ke Korea Selatan, mengakhiri kunjungannya dengan memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) di Seoul. Kedatangan Jokowi yang memberikan kuliah umum disambut dengan tepuk tangan yang meriah. Ia pun masuk didampingi dengan Ibu Negara, Iriana. Peserta kuliah rata-rata merupakan mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia dan Malaysia.
Dalam kuliah umumnya, Presiden Jokowi menyampaikan pandangannya mengenai proses perdamaian di Semenanjung Korea, hingga arti kejujuran, keberanian, kerja keras dari para pemimpin dunia yang pernah menyampaikan kuliah umum di universitas tersebut. Sampai bercerita mengenai kunjungannya ke lokasi penampungan pengungsi etnis Rohingya dari Rakhine State, Myanmar, di Kamp Jamtoli, Sub Distrik Ukhiya, Cox’s Bazar, Bangladesh, Januari 2018 lalu.
“Saya tahu sudah banyak pembicara yang sangat terhormat hadir di HUFS ini. Ada Presiden Barack Obama, ada Presiden Gorbachev, ada Sekjen PBB Ban Ki-moon. Pernah berbicara di sini, memberikan sambutan di Hankuk University,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip dari situs Sekretariat Kabinet.
Namun, Jokowi pun meyakini di antara para pemimpin itu, tak ada seorang pun yang pernah melakukan aksi akrobatik seperti yang dilakukannya pada pembukaan Asian Games XVIII di Jakarta, 18 Agustus 2018 lalu.
“Dari mereka, tidak ada yang pernah meloncat di atas mobil dengan mengendarai sepeda motor,” kata Presiden Jokowi yang disambut gemuruh tepuk tangan para mahasiswa.
Jokowi pun membeberkan bahwa ia diberikan tawaran tiga opsi oleh organizing committee Asian Games 2018. Pertama, biasa-biasa. Kedua, agak ekstrem, yang ketiga, ekstrem. Dan, aksi yang dilakukannya pada pembukaan Asian Games XVIII itu dipersiapkan setengah tahun lalu.
“Saya memilih yang ketiga yang ekstrem yaitu naik sepeda motor,” ujar Presiden Jokowi yang lagi-lagi disambut tepuk tangan ratusan mahasiswa yang hadir di acara tersebut.
