Pemilu yang akan berjalan bulan depan, membuat para Caleg gencar melakukan kampanye dengan berbagai sarana. Dengan tujuan merebut hati rakyat dan mendapat amanah sebagai penjulur lidah pemerintahan. Namun cara kotor tetap dilakukan sebagai jalan pintas untuk mendapat elektabilitas. Seperti yang dilakukan politisi Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso, seorang Anggota DPR RI Komisi VI, yang sudah mempersiapkan serangan fajar untuk pemilu 2019. Karena ia kembali mencalonkan diri kembali sebagai anggota DPR RI daerah Pemilihan Jawa Tengah II.
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menetapkan Bowo sebagai tersangka suap, setelah terciduk kerjasama pengangkutan bidang pelayaran untuk kebutuhan distribusi PT Pupuk Indonesia Logisitk dan PT Humpus Transportasi Kimia. Diduga uang yang diterima dari hasil suap penerimaan jabatan dioperasikan untuk serangan fajar.
Dalam tangkap tangan yang dilakukan KPK mengamankan Rp 89 juta saat transaksi terjadi di kantor HTK. Kemudian Komisi yang ditugaskan untuk memberantas korupsi ini menduga itu bukanlah transaksi pertama, alhasil penggeledahan di lakukan sebuah lokasi di Jakarta. Asumsi dari KPK pun benar, ketika ditemukan sebuah uang sekitar Rp 8 milliar dalam pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu, yang telah dimasukkan dalam amplop yang dibungkus 84 kardus.
Kabiro Humas KPK Febri Diansyah mengungkapkan amplop-amplop berisi uang yang diduga dipersiapakan Bowo untuk “serangan fajar”.
“Jumlah kardus yang diamankan ada sekitar 400 ribu amplop dalam kardus-kardus ini berisikan uang. Kami duga tentu dari bukti-bukti yang sudah kami dapatkan itu akan digunakan untuk pendanaan politik dalam “serangan fajar” pada Pemilu 2019 pada 17 April nanti,” kata Febri.
Wakil Ketua KPK pun memberi amanat untuk para pemilih untuk mengutamakan kejujuran.
“Oleh karena itu, KPK kembali mengajak masyarakat untuk mengingat dan memahami slogan ‘Pilih yang Jujur” sebagai sikap yang harus kita ambil dalam Pemilu 2019 ini,” tegas Basaria.
