“Kita putus” adalah satu kata yang membekas untuk sekian lama. Laki-laki yang lekat dengan image kuat sekalipun, tak kukuh menahannya. Agak mellow sih, tapi itu kenyataan. Karena putus cinta adalah hal yang tidak mengenakkan, bahkan moment brengsek dalam kehidupan. Bagaimana tidak, kita harus mengakomodir perasaan yang sedang sakit, padahal antonim dari sakit adalah sehat, sedangkan mau sehat harus diobati. Lantas apakah bermain Tinder adalah obat patah hati? nggak juga kan bung?
Apalagi moment saat putus itu masih tersimpan rapih dalam ingatan. Sampai-sampai hal yang paling bodoh adalah nonton film dengan tipikal romantika pilu, ya otomatis makin sendu. Mendengarkan lagu mulai beda persepsi, mulanya bernyanyi kini malah bedah lirik. Padahal perempuan yang ditangisi sudah pindah ke lain hati. Dalam hal melupakan seperti ditinggal si Nona adalah proses, waktu yang bisa menjawabnya. Jika secara kebetulan bung sedang berjuang hal itu sekarang, dilansir dari Askmen.com terdapat beberapa hal yang perlu diingat.
Jangan Jatuh Terlena Sengsara Akan Cinta dan Berhenti Untuk Menguntit Sosial Media si Nona
Nah salah satu kebiasaan yang paling akrab di era digital adalah kerap menguntit di sosial media mantan. Tindakan ini sama saja dengan bunuh diri, menyiksa batin, menghakimi diri sendiri. Terlebih saat merasa si nona telah move on dengan sosok yang baru. Waduh rasanya campur aduk, dan ingin menenggak alkohol untuk beberapa teguk. Jika sedang tahap melupakan nona sedang dijalani maka hindari sosial media adalah hal penting.
“Mengikuti mantan Anda di media sosial dapat mengurangi rasa percaya diri dan menghalangi anda untuk terus maju. Meskipun menggoda untuk mengikut langkah mereka di sosial media, ini hanya membuat perpisahan lebih sulit. Memblokir, unfollow dan unfriend adalah yang dapat diterima setelah putus cinta,” kata Jess O’Reilly, pembawa acara podcast @SexWithDrJess
Hindari Percakapan Panjang Saat Berpapasan
Moment paling menyebalkan bahkan bung berharap jangan sampai terjadi adalah secara tak sengaja bertemu dengan mantan setelah mereka move on. Hal itu rasanya bikin sesak di dada, ditambah saat berpapasan ia dengan kekasih baru. Antara ingin marah sampai lari jadi dua opsi yang ingin bung jalani. Jadi apa yang harus dilakukan oleh laki-laki yang sedang berusaha menerima kenyataan pahit ini?
Menurut pakar kencan, Connell Barret, ada dua kemungkinan yang akan bung rasakan dan harus diterima. Pertama, itu akan terasa aneh, tapi tidak akan seaneh yang bung fikirkan. Ingat, kalau bung sudah menangani perpisahan itu di mana jadi beberapa menit canggung namun bukan masalah besar. Dalam pertemuan tersebut jangan menajabarkan perasaan seperti kontak fisik, pelukan atau ciuman pipi yang terlalu pribadi. Kedua harus ada rencana mental dalam berinteraksi yakni dengan tersenyum, dan lakukan kontak mata yang baik. Jangan terjebak dalam obrolan terlalu dalam seperti membicarakan masa lalu, karena itu terlalu berisiko teririsnya hati. Lagi.
Ketika Mantan Lebih Dulu Move On, What’s Going On?
Menggila. Brutal, adalah perasaan saat mengetahui kalau mantan ternyata move on lebih cepat dari yang kita duga. Saat seperti ini, pasti muncul beragam asumsi, apakah si nona telah menjalin perasaan sebelum hubungannya dengan bung berakhir. Atau hubungan yang telah dihabiskan selama ini tidak memiliki arti sehingga nona menggampangkan perasaan untuk pergi. Mulai sekarang hindari pemikiran bercabang dengan ketidakjelasan, hal yang harus bung lakukan sekarang adalah jangan tertekan. Jangan stalking mantan di media sosial. Justru lebih baik kalau bung merenungkan alasan dibalik proses bagaimana mantan bisa “terobati” secepat itu”
“Ketika mantan Anda mulai berkencan dengan orang lain, mungkin itu karena mereka menemukan pasangan romantis yang lebih baik bagi mereka, atau mereka bisa saja mencoba untuk pindah. Apa artinya itu adalah sebuah misteri. Yang terbaik adalah tetap seperti itu,” kata Barret.
Jangan Berpura-Pura Itu Semua Tidak Terjadi
Sebagai laki-laki sejati kesedihan itu dihadapi dan tangani. Jangan bersikap seolah-olah itu terjadi, basi bung! mengabaikan realitas mungkin mengobati tapi tak membantu dalam jangka panjang. Proses lah semua rasa sakit itu dan akui kalau semua itu terjadi. Rasakan kini, terobati hingga nanti.
“Silakan berpikir tentang perpisahan Anda. Bicara tentang itu. Bersedih. Penelitian menunjukkan bahwa mencondongkan diri ke perasaan dan pengalaman yang sulit itu dapat membantu Anda untuk melangkah lebih efektif,” ungkap O’Reilly.
Mantan Bisa Salah di Masa Lalu, Begitupula Denganmu
Ok, bukannya kami tak mau membantu bung dalam mengobati dengan melimpahkan kesalahan kepada mantan. Tapi demi kebaikan, agar bung belajar tumbuh baik dalam menjalani hubungan (selanjutnya). Renungkan juga apakah kesalahan yang dilakukan di masa lalu. Seperti rasa bersalah, kemarahan, dan penyesalan. Ingat, kita semua membuat kesalahan dan masing-masing memiliki kesempatan belajar.
