Tak hanya dikenal sebagai seorang diktator dari ideologi Nazi, Adolf Hitler, juga dikenal sebagai seseorang fans sepakbola. Tak seperti fans pada umumnya, Ia menggunakan sepakbola sebagai alat propaganda dari ideologi yang diusung. Mengikuti seniornya asal Itali, Bennito Mussolini, yang juga memakai sepakbola menjadi media efektif untuk berkampanye idelogi fasis.
Selama masa kepemimpinannya dari tahun 1933 sampai 1945, Hitler memperkerjakan tangan kanannya yakni Joseph Goebbels untuk mengatur dan memerintah federasi sepak bola Jerman (DFB) untuk mengatur agar Schalke berjaya di Bundesliga. Tak puasa hanya di kisaran Jerman, pada saat itu armada perang Der Panzer memborbardir banyak stadion milik klub-klub Inggris, konon alasan dari penyerangan tersebut untuk membuat klub-klub Inggris tidak mampu menandingi Schalke,
“Meski dulu Old Trafford dapat dihancurkan, bukan berarti dia menyukai Manchester City (musuh bebuyutan MU) dan berhasrat menjadi fans,” dilansir The Times.
Merajai Jerman Selama Hitler Menjabat
Berhasil merajai selama era Perang Dunia I, berimbas pada hasratnya untuk membangun klub yang juga berkuasa. Alhasil, Schalke pun dirujuk sebagai idola untuk menjadi alat propaganda dan kampanye dari idelogi nazi. Schalke berhasil menjadi raga di berbagai macam kompetisi dengan meraih 22 piala dan 8 runner-up. Itu merupakan torehan wah selama 11 tahun Hitler berkuasa.
Trophy yang Direngkuh Didukung Oleh Armada Perang Tangguh
Sebagai tim yang berhasil menguasai Jerman semasa kepemimpinan Hitler. Schalke tak hanya diuntungkan dari segi federasi yang memang berpihak kepadanya. Namun skuad yang dimiliki juga merupakan nama-nama yang mumpuni di era tersebut. Seperti Fritz Szepan, Ernst Kuzorra, Hans Bornemann, Rudi Gellesch, dan Adolf Citi. Tentu saja dominasi ini dibantu pula oleh Hitler.
Di tahun 1934 Hitler diangkat Kanselir Jerman, setelah enam bulan dari pengangkatannya Schalker menjuarai kejuaraan nasional untuk pertama kalinya. Pemain-pemain yang dimiliki Schalke bisa saja hasil intervensi dari kekejaman sang Kanselir. Matthias Sindelar adalah pemain asal Austria yang dipaksa main untuk Jerman pada pagelaran Piala Dunia 1938 di Perancis. Tetapi ia memilih untuk bunuh diri dari pada mengamini.
Wajib Militer Tidak Berpengaruh Terhadap Raga dan Nyawa Punggawa Schalke
Terdapat hak istimewa yang didapat para punggawa Schalke lantaran timnya sudah dimaksimalkan untuk keperluan Nazi. Namun, usut punya usut beberapa stadion di Jerman pun juga tak lepas dari propraganda. Seperti penayangan aktraksi militer Nazi, Pamflet dan pidato-pidato tentang kehebatan Nazi. Namun, tetap saja Schalke menjadi yang paling nikmat porsinya kala Perang Dunia II berkumandang.
Perlakuan khusus dari Hitler kepada Schalke yang banyak diperkerjakan di belakang garis medan perang, seperti bekerja pada sebuah pangkalan udara dekat Gelsenkirchen. Sedangkan kebanyakan pesepakbola diberi tugas wajib maju ke medan perang.
Tidak Seperti Dortmund Berada Di Kubu Oposisi
Schalke dan Dortmund, merupakan dua klub terlahir dan dibesarkan oleh buruh tambang, kebetulan daerah Ruhr memkili sumber daya alam yang kaya. Meskipun banyak kesamaan namun kedua klub ini tidak dapat akur bahkan Revie Derby menjadi Derby paling sengit yang ada di Jerman. Namun, Dortmund mengambil sikap tak ingin seperti Schalke yang diistemewakan oleh Hitler.
Dortmun tidak tertarik dengan idelogi Nazisme yang diagungkan Hitler. Bahkan, tim ini merupakan salah satu basis anti-nazisme. Karena sang pemilik memilih menolak untuk bergabung dengan partai NSDAP. Lantaran menolak diktator seperti Hitler, pasti ada ganjaran yang menanti. Imbasnya di akhir perang dunia II, sang pemiliki dan pengikutnya dieksekusi oleh Nazi. Hal ini berimbas sampai sekarang, di mana fans Dortmund menyanyikan yel-yel Holocaust apabila bertemu Schalke.
Tak Terima Diberitakan Miring, Schalke Menggugat Tapi Data yang Hadir Menguat
Polling The Times menyebutkan kalau Adolf Hitler merupakan supporter sepakbola terburuk, kemudian menerbitkan artikel “50 Penggemar Sepak bola Paling Jahat di Dunia”. Nama Hitler mengungguli buronan nomor satu Amerika Serikat Osama Bin Laden (fans Arsenal), Komandan Milisi Serbia-Bosnia Zelkon Rajtanovic (fans Red-Star Belgrade) dan diktator Italia Benito Mussolini(fans Bologna).
Dari pihak klub, terutama Schalke melayangkan protes atas pemberitaan bahwa timnya dulu diistimewakan. Schalke mengirim surat protes kepada redaksi The Times dan membantah sebagai klub idola Hitler. Meskipun bukti otentik foto dan data memaparkan Hitler memang pendukung Schalke.
