Ketika nona manja dengan meminta apa-apa, bung pasti langsung saja menurutinya. Padahal tidak perlu segitunya juga. Lantaran bung berpikir bahwa nona akan pergi apabila bung tidak dapat menuruti semua kemauannya. Ya, mungkin ini benar, tapi bisa juga salah bung! Tapi jika dicoba untuk melisik lebih dalam, hal seperti ini tak sungguhlah benar bung.
Sebab membiasakan pasangan bergantung pada kita, justru jadi membuatnya lebih manja dari sebelumnya. Coba bung fikirkan apabila nona tak lagi bersama denganmu bung, apakah ia bisa hidup secara dewasa padahal selama berpacaran dengan bung ia selalu bergantung bahkan sampai hal remeh sekalipun. Bisa jadi bung selama ini tak menyadari karena hati menutupi rasa logika yang sudah terpatri.
Kemanapun Nona Pergi Bung Selalu Setia Mendampingi Layaknya Ajudan Pribadi
Kemana pun nona pergi bung selalu setia menemani. Bisa dibilang ajudan atau supir pribadi sih secara kasar karena tak sekedar menemani tetapi juga mengantar dan menjemputnya. Karena mulai dari nona ketemu temannya di pusat perbelanjaan ternama, sampai wawancara kerja bung selalu setia ada di sampingnya.
Tetapi kan tidak perlu seperti ini juga bung? kalau bung membiasakan seperti ini, lama-lama ia akan terperangkan kedewasaanya sedari dini. Ia tidak akan bisa menghadapi dunia ini tanpa dirimu bung. Memang niatan nona mengajakmu adalah biar tidak ada laki-laki lain yang mengganggunya ada benarnya, tetapi kalau hal-hal seharusnya nona lakukan sendiri buat apa bung menemani?
Bahkan Nona Selalu Menjadikan Bung Seperti P3k Alias Pertolongan Pertama
Dan setiap hal buruk atau sebutan akrabnya apes dialami nona ia selalu menghubungi bung sebagai pertolongan pertama dari puluhan pertolongan yang ditawarkan temannya. Bung selalu saja mendapat telfon tiba-tiba dikala bung sedang kondisi sibuk minta ampun. Padahal yang nona alami hanya ketinggalan dompet sehingga ia tidak mampu membayar taksi ataupun gojek. Bung yang sudah terbiasa memanjakannya tak bisa menolak dengan alasan “nanti bos ku marah-marah”, yang bung lakukan malah kerap meminta waktu izin sebentar untuk menolongnya.
Tak Ketemu Sehari Rasanya Mau Bunuh Diri, Bahkan Tak Mau Makan Apabila Bung Tidak Datang
Nona sudah dibiasakan bergantung kepadamu sehingga hal yang biasa ia lakukan harus ada kamu. Tanpa bung ia merasa hidup ini tidak lengkap dan tak ada yang dapat dilakukan. Hiperbola tingkat dewa ini bukan bualan belaka bung, namun ada beberapa pasangan yang mengalaminya seperti selalu rindu setiap hari.
Kalau tidak bertemu rasanya ada yang berbeda dan kurang dari dalam diri. Lebih anehnya lagi, nona pun tidak mau makan apabila bung tidak ada. Jangan sampai bung membiarkan nona bertingkah seperti ini, karena bisa jadi ia bakal kelaparan kalau sudah tidak bersamamu bung.
Pasangan Jadi Sumber Kebahagiaan Tetapi Keluarga Dan Sahabat Ditinggalkan
Ini jelas salah bung! Biar bagaimanapun, yang namanya keluarga dan sahabat adalah sosok yang juga diperlukan. Maaka ketika ia sudah mengesampingkan keluarga dan sahabat hanya karena kita, jelas itu perlu dipertimbangkan.
Tak bertemu dengan bung membuat nona kelimpungan, seolah-olah kebahagiaanya hilang satu dari muka bumi di hari itu. Padahal ada teman, keluarga yang berada di sisi nona yang berpotensi menjadi sumber kebahagiaan baginya. Tetapi hal itu tidak berpengaruh baginya, lantaran bung adalah jawaban dari setiap kerisauan yang ada.
Bung Pun Lambat Laun Menyadari Bahwa Dimanakah Waktu Untuk Membahagiakan Diri Sendiri
Waktu bung untuk menikmati diri telah sirna, tak ada lagi istilahnya yang namanya me-time. Dari pagi ke malam hari selalu bersama nona, hal tersebut menjadi rutinitas yang selalu terjadi berulang kali.
Bung baru menyadari bahwa waktu kian teriris dan terkikis lantara setiap hari selalu menemani si gadis. Ketika sudah jadi tabiat bagi nona, itu pun menjadi buah simalakama lantaran merubah sikapnya sangat susah seperti mengajarkan burung gereja untuk berenang di telaga.
