Selingkuh memang menjadi momok yang terus menghantui pasangan. Kasus pelakor yang hangat beberapa bulan lalu pun menjadi pembicaraan di mana-mana, apalagi media sosial. Hingga timbul pembahasan seperti “ciri-ciri pelakor” dan “alasan menjadi pelakor”. Hal tersebut menggiring kita kepada suatu hal yang menandakan bahwa orang-orang di sekitar kita takut terkena wabah pelakor.
Dibalik kasus pelakor, yang menitik beratkan kepada perempuan yang suka menggaet laki-laki lain. Mungkin Bung bukan orang yang terhasut, atau jadi parno lantaran ada hal semacam itu bertebaran di media sosial. Karena Bung merasa si nona adalah tipikal pasangan setia dan tak mungkin berselingkuh atau pun mencoba memikat pria lain. Namun, setia belum tentu menjadi tanda kalau si nona didalam kawasan “aman”. Bayangkan kalau si nona bermuka dua dan selama ini selingkuh di belakang Bung dengan kedok selalu mesra dan manja saat bersua, bagaimana?
Si Nona Sangat Ramah dan Menjadi Wadah Curhat bagi Setiap Orang
Sikap ramah memang positif dan itu perlu dijaga. Selain itu bentuk kepedulian terhadap sesama dengan menjadi wadah curhat, juga tak kalah positifnya. Namun, dibalik positif sikap yang ditunjukan si nona bisa jadi permulaan ia bakal terjebak cinta buta dengan laki-laki lain, Bung. Curhat dengan lawan jenis memang dianggap paling pas, karena laki-laki yang identik dengan logika dan perempuan yang selalu bermain dengan hati, apabila disambungkan menjadi komposisi yang pas.
Hal ini mungkin saja terjadi terhadap si nona, kerap menjadi tempat curhat para lelaki bisa membuatnya menjadi cinta buta ketika diawali dengan rasa iba. Sekaligus keramahan yang ditunjukan membuat laki-laki lain tak segan menyapa. Guna menghindari yang tidak diinginkan, Bung harus mengingatkan si nona untuk menjaga jarak karena sekarang ia sudah memiliki kekasih disampingnya.
Tekanan Lingkungan di Tempat Kerja yang Beda
Kalau menelisik pada tempat kerja, bisa jadi ini menjadi sesuatu hal yang berbahaya. Bung dan si nona hanya bertemu seminggu sekali dikala malam minggu, untuk berkabar lewat gawai pun jarang lantaran disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Apalagi untuk telponan, ganasnya kemacetan membuat hasrat ingin telponan hilang.
Kalau Bung bayangkan, si nona lebih banyak menatap teman kerjanya dari pada kekasihnya ‘kan? Kalau saja lingkungan tempat kerja nona tidak begitu si sehat, bisa saja selingkuh adalah hal yang tepat. Apalagi saat letih dan dihimpit beban pekerjaan si nona selalu mencurahkan kepada rekan kerja yang notabene laki-laki. Hal ini bisa mejadi awalan si nona tergoda lho, karena si nona merasa diperhatikan. Lebih-lebih bentuk perhatiannya yang diberikan pada si nona pun langsung, bukan sekedar verbal. Andai saja “dia” sudah mapan dan matang, bisa jadi si nona hilang kesadaran dan selingkuh jadi kenyataan.
Masalah yang Selalu Berbuah Tanpa Henti
Lantaran Bung dan si nona memiliki kesibukan masing-masing, membuat curahan perhatian menjadi sangat minim. Stres yang sedang memuncak, membuat ego menjadi tinggi-tingginya sehingga ketika bung dan si nona bertengkar tidak ada jalan damai, malahan saling bertahan dengan kepercayaan masing-masing. Bung yang coba memberikan waktu guna membuat si nona berpikir, disalahartikan si nona dengan menganggap Bung tak lagi peduli. Alhasil si nona pun coba mencerahkan hati dengan bertemu laki-laki lain.
Bung Tidak Mau Mengalah Ketika Ada Hal Sepele Menjadi Masalah
Mengalah bukan berarti kalah. Seandainya saja ada masalah kecil yang bisa diselesaikan dengan Bung mengalah, kenapa tidak? nona hanya mau dimengerti dan tidak ingin disalahkan. Bung sebagai laki-laki bisa mengambil langkah bijak dengan mengalah. Karena bisa saja si nona sedang mengalami masalah berat dalam hidupnya sehingga ia kerap bertindak meledak-ledak, sampai-sampai hal sepele pun dipermasalahkan. Toh tak ada salahnya juga kalau Bung mengalah. Kalau Bung tidak mau mengalah, bisa jadi si nona pergi kemudian mencari laki-laki lain.
Pergaulan Si Nona yang Terlalu Luas dan Mengarah Bebas Bisa Berimbas Naas
Bergaul dengan siapa saja memang tidak ada larangan, namun perhatikan lingkungannya, Bung. Bisa jadi si nona berada di lingkungan yang tidak seharusnya atau yang akrab dengan dunia malam dan alkohol. Dikala alkohol menyerang diri ada saja tingkah laku yang bisa terjadi, sejatinya Bung harus bisa mengontrol si nona. Karena bisa saja si nona selalu lepas kontrol saat beralkohol, sehingga mabuk yang ditimbulkan membuat si nona kerap khilaf sehingga berbuat yang tidak seharusnya dengan laki-laki yang tak semestinya.
