Lapangan hijau memang tak mampu menjamin kesejahteraan bagi setiap pemainnya, alhasil mungkin hal ini pula yang membuat Mathieu Flamini mulai merangkap menjadi pengusaha. Memang, secara mayoritas para pemain bola yang telah memutuskan gantung sepatu pasti menjadi pelatih, analis, atau membangun akademi sepak bola lewat ketenaran namanya. Hal itu lumrah, bahkan kesuksesan bisa berjalan senada dari lapangan hijau sampai ke sisi bangku pelatih seperti apa yang dilakukan Carlo Ancelotti, Pep Guardiola, bahkan Zinedine Zidane.
Namun, memutuskan untuk pindah ke jalur lain sebenarnya bukanlah hal mudah. Tetapi pertimbangan matang tentunya sudah mendasari keputusan pemain yang pernah berseragam Arsenal dan AC Milan ini. Dan dengan salah satu rekannya pun mendirikan suatu perusahaan biokimia. Lewat perusahaan ini mengantarkan ia menjadi pesepak bola terkaya, bahkan mengalahkan salah satu putra Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam yakni Faiq Bolkiah yang kini bermain di tim reserved Leicester City.
Merahasiakan Status Dalam Perusahaan, Entah Apa Alasan yang Diembannya
Usut punya usut Bung, ternyata Flamini merancakan perusahan biokimia semasa ia masih berseragam AC Milan, tepatnya di tahun 2008. Perusahaan yang bernama GF Biochemicals, merupakan perusahaan yang didirikannya. Tetapi entah apa alasannya, ia pun merahasiakan statusnya sebagai co-founder perusahaan biokimia tersebut. Perusahaan yang secara jelas memproduksi biokimia bernama levulinic acid (LA), bahan kimia yang menurut US Department of Energy, merupakan satu dari 12 molekul yang dapat menjadikan bumi lebih hijau. Mungkin saja ia tidak ingin terganggu kualitas permainannya di lapangan terkait pertanyaan dari wartawan.
GF Biochemicals Adalah Singkatan Dari Nama Flamini Dengan Partner-nya
Tanpa ada rekannya yang bernama Pasquale Granata mungkin kita tak akan pernah mendengar soal GF Biochemicals Bung. Didirikan di Italia, GF merupakan singkatan dari nama Granata-Flamini. Flamini pun mengatakan kalau rekannya itu memang memiliki ketertarikan terhadap perubahan iklim atau dalam artian peduli. Sehingga ia ingin memberikan sesuatu kepada bumi tercinta ini seperti yang dikatakannya kepada BBC. Prosesnya pun cukup panjang, otomatis untuk menggerakkan perusahaan di bidang biokimia, Flamini dan Granata harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan seorang ilmuwan sebelum mengembangkan LA.
Lantas, Apakah LA Itu Sendiri?
LA bukanlah singkatan dari Los Angeles Bung. LA merupakan biokimia yang dikembangkan oleh perusahaan Flamini. LA diciptakan dari biomassa seperti kayu atau rumput yang dapat digunakan pada plastik, pelarut sampai bahan bakar. LA sendiri akan sangat berguna dalam industri farmasi sebagai pengganti minyak dan segala macam bentuknya. Kalau lebih lanjut lagi Flamini menyebutkan kalau LA bakal membantu mengurangi karbon dioksida. Karena asam ini yang terkandung dalam LA sama persis seperti minyak. Bahkan dapat menjadi pengganti minyak.
Kekayaan Flamini Dari Perusahaan Biokimia Mampu Mengalahkan Torehan Ronaldo Dan Messi Secara Cuma-cuma
Atas dedikasinya terhadap perubahan iklim dan lingkungan, ternyata terdapat sejumlah harta mencengangkan yang berhasil diperolehnya. Dilansir dari majalah ternama, Forbes, kekayaan dari Mathieu Flamini membuatnya menjadi pemain sepak bola terkaya di dunia mencapai Rp 206,3 triliun. Karena sampai detik ini Flamini masih tercatat pemain Getafe. Bahkan kekayaan tersebut melampaui dua pemain terbaik sejagat raya, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Jumlah kekayaan dari kedua pemain tersebut Rp 8,4 triliun dan Rp 3,1 triluin. Jelas kalah jauh kan Bung?
Tidak Hanya Flamini, Ternyata Asamoah Gyan Juga Terjun jadi Pengusaha Mengikuti Jejaknya

Asamoah Gyan celebrating after scoring a goal during the ACQ at the Accra Sports Stadium in Accra, Ghana© Christian Thompson/Backpagepix
Salah satu pemain yang dapat dibilang juga anti mainstream adalah Asamoah Gyan. Beberapa bisnis mulai dari transportasi, air minum kemasan, sampai real estate pun dijalani olehnya. Dilansir dari Business Insiders, Gyan pun memiliki investasi di bidang musik tepatnya pada grub band bernama Asa band. Selain itu, Gyan juga merupakan promotor tinju sekaligus pemilik plaza bernama Baby Jet Plaza. Sayangnya dari sekian usaha yang dijalaninya, belum ada data yang menyebutkan berapa jumlah kekayaannya. Kalau ada, apakah bakal menyaingi Flamini? Kira-kira bagaimana Bung?
