Tak memiliki kemampuan untuk mengatur keuangan menjadi salah satu kesalahan terbesar generasi milenial. Ditambah lagi, banyak dari mereka diperbudak oleh gaya hidup. Dengan hidup semaunya yang terinspirasi akan beberapa idola. Semua uang yang dimiliki pun habis untuk belanja, hangout, sampai traveling. Alhasil uang pun numpang lewat begitu saja, dengan alasan usang “uang yang habis hari ini, pertanda aku harus bekerja lebih keras lagi”.
Meskipun begitu ada beberapa generasi milenial yang masih paham untuk mengurus alur uangnya, namun baru sampai tahap menabung. Lewat penelitian yang dilakukan oleh The Harris Poll, ada sekitar 92 persen orang muda berusia 21 sampai 37 tahun sebenarnya telah menabung. Sayang, hanya sepertiga yang telah melakukan investasi. Padahal menabung tanpa investasi sama saja melakukan bunuh diri.
Perencana dan Edukator Keuangan, Prita Ghozie telah membagikan tips dalam acara “Jenius: Cara pintar Atur Finansial” yang dilansir dari Liputan 6. Menurut beliau, apabila bung dapat mengatur keuangan dengan baik, maka bung tidak hanya dapat menikmati hidup dengan sempurna tetapi dapat meraih impian yang diinginkan.
Gaji yang Kecil Tak Mampu Mengimbangi Gaya Hidup yang Selangit
Ini salah satu hal yang sering menghantui generasi milenial, mungkin bung juga mengalami. Di mana kerap makan di restoran mahal demi feed Instagram, sampai membeli barang bermerek macam hypbeast padahal gaji hanya UMR tipis. Bukan suatu masalah apabila bung memliki gaji yang terbilang tinggi. Tapi yang menjadi masalah adalah gaji yang kecil. Secara tidak langsung tidak dapat mengimbangi. Untuk itu sesuaikan gaya hidup dengan isi kantong.
Batasi Pengeluaran, Utamakan Kebutuhan
Ingin selalu uptodate membuat bung ingin pergi hangout ke sana kemari bareng si nona. Jangan jadikan nongkrong sebagai suatu prioritas di atas kebutuhan lainnya. Kami mengerti, dikala stres atau suntuk melanda, yang ingin bung lakukan memang pergi nongkrong bareng teman.
Tetapi periksa isi kantong terlebih dahulu. Baiknya lagi siapkan dana dan hitung untuk pengeluaran apa saja, dan prioritaskan kebutuhan. Dengan melakukan hal itu dapat mencegah bung melakukan pengeluaran yang tidak penting.
Gajian Masih Dua Minggu Lagi, Dompet Tak Terlihat Isi
Apakah bung pernah nyeletuk “Uangku ke mana saja ya? kok sudah habis” itu berarti bung boros dan tidak pandai mengatur keuangan. Tidak memiliki renacana keuangan yang baik, memang menjadi penyakit. Solusinya bung harus memiliki rencana keuangan sebelum gajian dengan formula 50-30-20. Perhitungannya 50 persen adalah anggaran untuk kebutuhan mendasar, 30 persen untuk kebutuhan hiburan, dan 20 persen untuk kebutuhan investasi dan tabungan.
Melek Teknologi Bukan Di Sosmed Saja, Tetapi Perencanaan Keuangan pun Juga
Generasi milenial banyak tidak menyertakan transaksi pengeluaran. Alhasil mereka tidak memiliki estimasi berapa dana yang tersisa di pertengahan bulan. Ini adalah suatu hal yang fatal dan tak boleh dilakukan berulang bung.
Sebagai generasi yang konon katanya melek teknologi, harus mulai mencari aplikasi mencatat pengeluaran dan pemasukan. Karena banyak yang tersedia dan aplikasinya dapat diunduh gratis. Jangan sampai anggap melek teknologi hanya merujuk kepada penggunaan sosmed yang aktif dari malam sampai pagi.
Kenali Konsep Living, Playing dan Saving
Salah satu konsep yang kami rasa jitu dan menarik bagi generasi milenial adalah konsep living, playing and saving. Ketiga hal ini menjadi komponen utama, di mana uang digunakan setiap bulannya. Dengan membagi ke dalam tiga kategori seharusnya sudah menjadi patokan jelas berapa biaya yang harus bung keluarkan. Seperti living, keluar masuk untuk hidup bulanan. Playing, adalah dana untuk senang-senang dan bermain Saving, masuk sering keluar pada saat momen tertentu seperti menabung.
