Apakah bung tahu apa yang dimaksud dengan unicorn? mungkin sebagian ada yang tahu, dan ada juga yang tidak. Sama halnya dengan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang kebingungan saat dilempar pertanyaan oleh Joko Widodo soal rencana perkembangan unicorn di Indonesia. Alhasil Prabowo pun tak menjawab, namun melempar balik pertanyaan tersebut.
“Yang Bapak maksud unicorn? maksudnya yang online-online itu, iya kan?” kata Prabowo dalam debat yang digelar semalam.
Mengenai hal tersebut isitilah unicorn memang tabu bagi orang-orang yang tidak dekat dengan industri digital atau bisnis startup. Hal ini pun diamini oleh pengamat Indonesia ICT Institute Heru Sutadi. Bahkan dilansir dari Detik, Heru mengatakan kalau sebanyak 60-70% orang Indonesia tidak mengenal istilah unicorn tersebut. Karena ini dinilai masih menjadi hal yang baru bagi masyarakat.
“Saya yakin hampir 60-70% orang Indonesia nggak tahu Unicorn. Harus dijelaskan unicorn ini apa. Karena kan memang unicorn startup dengan unicorn kuda dengan stau tanduk beda. Kalau pun mengenal istilah unicorn, tau, tapi kalau the real unicorn mungkin bertanya juga. Apalagi sekarang ada unicron, decacorn segala macam. Ini masih yang baru memang ya,” ujarnya.
Unicron berarti startup yang telah memiliki valuasi sebesar US$ 1 milliar, yang kaitannya erat dengan startup atau perusahaan rintisan. Di Indonesia sudah ada empat startup yang menyandang status unicorn yaitu Go-jek, Bukalapak, Traveloka, dan Tokopedia. Data CB Insights, per Januari 2019 telah ada lebih dari 300 startup unicorn di seluruh duni dengan total valuasi sekitar US$ 1.074 miliar.
Setelah unicorn ternyata ada dua tingkat lagi yakni decacorn dan hectocorn bung. Startup yang telah mencapai tingkat decacorn berarti telah memiliki valuasi sebesar US$ 10 miliar. Sementara hectocorn atau biasa disebut dengan super unicorn berada pada valuasi sebesar US$ 100 miliar.
