Salah seorang dari Istana Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin yang diduga berada di foto tersebut, berkata habis menyelam di ruang ganti laki-laki, tapi tak jelas apa esensi-nya ia selfie. Sedangkan yang satu lagi adalah politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahean, ia secara tegas membantah kalau foto tersebut adalah dirinya, dengan berkata “itu hoax”. Terakit hal ini, kebiasaan selfie tanpa busana memang meresahkan, bahkan bisa dikategorikan ke perilaku menyimpang, kan?
Lantas apakah selfie tak berbusana termasuk ke eksibisionis atau hanya narsis?
Kebutuhan Seksual yang Tak Lazim Bisa Dilalui Lewat Selfie
Swafoto tanpa busana pasti memiliki tujuan, otomatis tujuan tersebut dapat diasumsikan cenderung ke arah yang negatif. Jadi jangan salahkan publik ketika foto tersebut selalu diarahkan kepada kegiatan seksual. Karena tak menutup kemungkinan untuk saling bertukar foto telanjang dengan lawan jenis, kan? meskipun itu hanya asumsi, lebih baik kita tunggu klarifikasi atau fakta yang terjadi nanti bung.
Sedangkan di sisi lain, apakah perbuatan semacam ini bisa dimasukkan ke kategori eksibisionisme? untuk jawaban tersebut, menurut Tri Hadi seorang pakar Psikolog Klinis dari Rumah Hati menyatakan, eksibisionisme adalah suatu kelainan seksual yang termasuk dalam kategori Paraphilia, yakni objek pemenuhan kebutuhan seksual yang tidak lazim dan dianggap menyimpang.
Dan penderita mendapatkan rangsangan seksual saat melihat respone korban terkejut, takut, menjerit, teriak atau lari. Jadi, kalau tujuannya untuk seperti ini, bisa dikatakan para pelaku selfie telanjang adalah eksibisionis.
Demi Mendapat Rangsangan Seksual yang Maksimal
Meskipun sang pakar sudah mengatakan secara rinci tentang seseorang yang pantas disebut eksibisionis. Tapi ia juga mengungkapkan bahwa ada tiga kriteria apakah seseorang layak disebut eksibisionis atau bukan bung. Salah satunya adalah, orang yang memamerkan alat vitalnya di depan orang lain mendapat rangsangan seksual. Apabila iya, maka ia dapat disebut sebagai eksibisionis.
Seseorang yang Jadi Target Menghindar, Lari Atau Tak Bersedia Melihat-nya
Kriteria yang kedua ini bisa dilihat sebagai tujuan, yakni korban yang ditunjukkan alat vital tidak bersedia melihat, menghindar atau mencoba untuk pergi. Feedback semacam ini dijadikan sensasi bagi pengidap eksibisionis, bahkan tak segan mereka orgasme dalam keadaan tersebut. Dalam kasus swafoto telanjang yang melibatkan politisi, sejauh ini tidak ada tanda seperti yang dikatakan di kriteria kedua.
Terdapat Interaksi Seksual Meski Tak Berhubungan Badan
Sedangkan kriteria yang terakhir adalah terdapat aktifitas menunjukan alat vital terhadap korban. Hal tersebut sudah merupakan bentuk interaksi seksual tanpa ada hubungan badan. Apabila dalam kasus ini sudah memenuhi salah satu dari tiga kriteria, maka bisa dibilang orang tersebut termasuk dalam perilaku eksibisionisme.
Akan tetapi, sejauh ini belum terdapat atau terungkap motif yang jelas untuk apa foto selfie telanjang tersebut. Bahkan ketiga kriteria ini juga belum masuk, jadi belum tepat kalau dibilang eksibisionis.
Terus, Dari Mana Kita Bisa Menilai Kalau Orang Tersebut Narsis?
Meskipun ada kecenderungan menjadi eksibisionis dari perilaku seseorang yang melakukan selfie sambil telanjang. Namun ada kemungkinan juga ia berlaku narsis lho. Hal ini bisa dilihat dari motivasi seseorang saat melakukan selfie sambil telanjang.
Menurut Tri Hadi, motivasi tersebut sebatas apakah karena ia ingin mendapat kepuasan seksual setelah mengunggahnya, atau apakah orang yang melihat foto tersebut akan merasa takut atau malah justru senang. Karena tidak semua individu yang berlaku seperti itu adalah eksibisionis.
“Tidak semua orang yang mengunggah foto tersebut dapat disebut eksibisionis. Hal itu hanya termasuk fenomena sosial yang disebut narsisme tahap parah,” ujarnya.
Meskipun masih ada kemungkinan narsis, namun kalau pelakunya laki-laki pasti lebih merujuk kepada eksibisionis bung. Karena perbandingan laki-laki dan perempuan untuk pelaku seks menyimpang adalah 4:1. Terlebih lagi, banyaknya pelapor yang jadi korban tindak eksibisionies oleh laki-laki. Akan tetapi sejauh ini belum bisa dikategorikan kedua hal ini, ya kita positif thinking saja kalau kamera kedua politisi tersebut tidak sengaja tertekan.
