Penggunaan Anti-Lock Braking System (ABS) pada kendaraan sepeda motor menjadi satu hal yang dipertimbangkan oleh pemerintah. Lantaran, sebuah data yang dimiliki oleh Bosch menyatakan kalau pengereman ABS di Indonesia berpotensi mengurangi kecelakaan sampai 26%!
Nah, untuk itulah bung, pemerintah saat ini sedang mengkaji sejauh mana penggunaan ABS untuk sepeda motor 110cc-150cc, yang dilakukan bersama Universitas Indonesia (UI). Seperti diketahui kalau secara umum teknologi ini sudah tersemat di motor 250 cc namun tidak tersedia kepada motor kelas di bawahanya.
Direktur Pembinaan Keselamatan Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Mohamad Risal Wasal, menjelaskan pihaknya juga akan berkoordinasi ke Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mengenai kewajiban ABS ini. Tetapi banyaknya pendapat yang mengatakan kalau fitur tersebut mahal menjadi salah satu hal yang perlu dipikirkan. Karena akan tidak seimbang apabila motor yang harganya murah menjadi mahal karena ABS.
Nah, kira-kira sejauh mana ya bung keunggulan dari teknologi rem Anti-lock Braking System (ABS)? apakah benar dapat menekan angka kecelakaan yang selalu menjadi salah satu ancaman di jalan? untuk itu kami akan membeberkan beberapa fakta yang mesti bung ketahui tentang rem ini. mulai dari cara kerja, keunggulan sampai kekurangan.
Teknologi Canggih Membuat Cakram Dijepit Selama 15 Kali Selama Satu Detik!
Alasan kenapa Anti-lock Braking System (ABS) dikatakan canggih karena pada umumnya kerja ABS dikendalikan oleh komputer, yang memerintahkan kampas rem berulang kali menjepit cakram, setidaknya 15 kali dalam satu detik.
Hal ini pun diyakini dapat menghindarkan motor dari kecelakaan, dibanding rem biasa yang menjepit cakram secara dadakan kemudian menghentakkan motor hingga jatuh.
Kendaraan dengan Rem ABS Lebih Stabil Saat Melakukan Rem
Kestabilan roda dua dalam melakukan rem dengan ABS jauh lebih stabil, karena saat motor sedang melaju kencang gaya sentrifugal yang dihasilkan semakin besar, membuat kendaraan tetap berjalan meskipun rodany sudah berhenti.
Terlebih lagi jika dilakukan dalam kondisi yang licin atau basah. Tentu saja ini sangat membahayakan karena pengendara dapat hilang kendali dan meliuk-liuk, itu bisa terjadi kalau terhadap motor non ABS. Sedangkan motor yang memakai teknologi ABS dapat membuat suplay rem hidrolik yg menuju ke piston rem bekerja secara perlahan tanpa langsung mencengkram roda dan membuat roda langsung berhenti.
Tapi, Meskipun Canggih ABS Juga Memiliki Kekurangan
Untuk pengereman dengan jarak dekat nampaknya menjadi kelemahan ABS, karena rem ini secara perlahan ketika melakukan pengereman, pengedara tidak bisa berhenti secara mendadak. Jadi salah satu solusinya adalah bung yang kendaraanya memakai sistem rem ABS jangan melakukan pengereman jarak dekat karena sangat berbahaya dengan bisa menabrak kendaraan yang ada di depannya.
Selanjutnya, Jalan Tidak Rata Menjadi Musuh dari Sistem Rem Ini
Kondisi jalan yang tidak rata juga menjadi musuh bagi rem ABS, karena secara kondisi motor ini tidak dapat bekerja secara optimal. Selain itu kondisi rem yang basah tau terkena air juga mengurangi keoptimalan dari sistem ABS.
Jadi ini menjadi catatan para pendengara untuk berhati-hati kalau melewati jalan yang tidak rata, atau motor yang sedang dalam kondisi diguyur hujan yang membuat rem basah.
Meskipun Begitu, Beberapa Negara Sudah Mewajibkan Sistem Rem ABS Loh Bung!
ABS memang memiliki potensi besar menekan angka kecelakaan sepeerti data yang dilansir oleh Bosch. Wajar apabila regulasi ini sedang gencar dilakukan yang diawali dengan melakukan kajian. Di sisi lain beberapa negara di Uni Eropa malah sudah sejak 2016 mewajibkan para produsen motor 125 cc untuk menggunakan ABS.
Regulasi serupa juga berlaku di India pada awal tahun ini sementara Jepang memulainya pada Oktober 2018. Dan kemudian akan disusul di Taiwan dan Australia pada 2019. Sedangkan China mulai mewajibkan ABS untuk motor baru dengan kapasitas mesin di atas 250 cc pada awal Juli 2019.
Lalu, di Indonesia kira-kira kapan ya bung?
