Sebagai sebuah arena, lapangan hijau selalu memberikan spotlight kepada seluruh pemain yang dapat menunjukan skill-nya. Pemain muda yang kerap mencuri perhatian memiliki sebutan khusus yakni wonderkid, atau dengan kata lain pemain yang memiliki bakat besar. Tampil mencuri perhatian pasti menjadi bahan pembicaraan, contohnya saja Kylian Mbappe yang tampil bak dewa di PSG kala usia belum genap 20 tahun.
Wonderkid di masa lalu dapat kita lihat pada diri seorang Cristiano Ronaldo kala berbaju Sporting Lisbon dan awal musimnya di Manchester United. Selain itu, ada Lionel Messi saat menjadi pendamping Ronaldinho. Di masa itu tidak ada yang mengira mereka bakal besar seperti sekarang, namun mereka pernah disebut sebagai wonderkid yang garang.
Carles Alena Yang Bisa Mendapatkan Posisi Matang Di El Barca
La Masia memang menjadi studi sepak bola bertalenta dalam hal menggiring bola. Kali ini ada nama Carles Alena yang seharusnya dapat porsi di lini tengah Barcelona nantinya. Tak ayal, ketatnya persaingan sekarang memang membuat Barcelona kerap mempercayakan posisi kepada pemain yang sudah matang dibanding pemain mudanya.
Di Barcelona B, Alana sudah menyumbangkan 3 asis dan mengoleksi 8 gol dari 24 penampilannya. Pemain ini juga handal melepaskan diri dari kawalan pemain lawan. Namun belum ada kepercayaan kepadanya untuk melakukan debut bersama tim seniornya di La Liga musim 2017/2018. Mungkin bakal seru kalau Alana diberi kepercayaan untuk memperlihatkan skill-nya kala melawat ke Inggris, berhadapan dengan Chelsea.
Kalau Saja Ia Bukan Pemain Terbaik Di Negeri Ryan Giggs, Mungkin Chelsea Tidak Melirik
Chelsea memang sejatinya membuktikan keberadaannya sebagai klub kaya yang tak pernah puas belanja pemain. Setiap wonderkid yang beredar setiap tahun selalu dalam pantauan pemandu bakat akademi London Biru, contohnya saja seperti pembelian Eden Hazard dan Kurt Zouma yang merupakan hasil pantauan tersebut. Kini, ada Ethan Ampadu yang usianya baru seumuran anak SMA, tapi telah menjadi pemain muda terbaik di negara asalnya, Wales.
Atas dasar gelar tersebut Chelsea pun meminangnya pada bursa transfer musim panas tahun lalu. Biasa bermain sebagai bek dan gelandang, Ampadu baru diberi kesempatan untuk bermain dalam satu pertandingan selama di bawah asuhan Antonio Conte. Nampaknya menarik untuk memasukan Ampadu ke dalam skuad kala melawat partai besar di Benua Eropa. Apa lagi Barcelona sudah menjadi gerbang pertama yang menghadang di babak 16 besar.
Rodrigo Bentancur, Sang Gelandang Yang Membuat Ritme Lawan Hancur
Paolo Montero, Daniel Fonseca dan Martin Caceres menjadi pendahulu Bentancur sebagai pemain Uruguay yang pernah berbaju Si Nyonya Tua. Dan ia pun mengutarakan keinginannya menjadi suksesor para pendahulunya tersebut ketika diboyong dari Boca Juniors menuju Turin.
Dengan harga 8 juta paun, Bentancur sudah tampil 12 kali bersama Juventus di musim ini. Dan sekarang ia sedang merancang top performanya agar dapat bersaing memasuki lini tengah. Andai saja pemain ini dapat kesempatan di leg kedua nanti menghadapi Tottenham pasti bisa jadi pembeda. Lantaran The Sun menyebutnya sebagai gelandang yang dapat mengatur tempo permainan.
Brahim Diaz Tak Dapat Tampil Trengginas Karena Laga Yang Terbatas
Bertemu Basel di babak 16 besar harusnya dapat diatasi dengan mudah oleh skuad Pep Guardiola. Kedalaman skuad yang dimiliki sangat timpang dibanding tim lawan, karena kualitas yang dimiliki oleh saudara sekota Setan Merah ini memang mengerikan. Salah satunya Brahim Diaz. Pemain yang biasanya bermain di pos gelandang dan penyerang ini, diberi kesempatan bermain oleh Pep Guardiola sebanyak 3 kali di Liga Inggris dan 2 di Liga Champions.
Setelah unggul 3 gol tandang dari Basel, harusnya City dapat memberikan kepercayaan kepada Diaz untuk berlaga di leg selanjutnya. Karena kesempatan dan potensi permainan yang ditujukan selama pra-musim cukup memukau untuk ukuran pemain muda. Apa lagi mampu klop dengan pemain sarat pengalaman seperti David Silva, Raheem Sterling dan Vincent Kompany, tentu menjadi nilai plus. Terlebih kalau Diaz dapat memberi pembuktian kepada Guardiola kalau dirinya dapat tampil konsisten. Bisa jadi ia menjadi duet Kevin Bruyne di lini tengah City.
Achraf Hakimi Tinggal Menunjukan Skill-nya Lantaran Waktu Dan Tempat Sudah Disediakan
Mungkin ia akan memegang rekor terlama sebagai pemain Maroko yang sukses mencetak gol bersama raksasa Eropa, Real Madrid. Pemain yang biasa berposisi di bek sayap dan gelandang ini sudah menunjukan tajinya, meskipun belum bisa memukau macam Nacho Fernandez atau pun Marco Asensio di tangan sang pelatih, Zidane.
Tetapi Zidane yang sedang galak menurunkan pemain muda di setiap pertandingan Real Madrid harusnya dapat menjadi alasan untuk Hakimi kerap tampil impresif. Apa lagi kalau dirinya diturunkan ketika melawat ke Perancis pada leg kedua nanti. Tentu saja permainan yang ngotot menjadi bobot penting yang diembannya.
