Disegani di lapangan hijau, tentu biasa saja bagi seorang pesepak bola. Akan tetapi bagaimana kalau disegani oleh ultras ganas macam ultras genoa? Mungkin Giussepe Sculli bisa menjawabnya Bung. Pemain yang sempat digadang-gadang sebagai wonderkid lini depan Italia ini ternyata memiliki darah mafia dalam tubuhnya. Jadi wajar saja ketika ia membela Genoa, para ultras takut kepadanya. Kakek Sculli adalah Giuseppe Morabito, salah satu mafia di Italia yang jadi buron sejak tahun 1992 dan tertangkap pada 1994.
Untuk tahu awal mula terkuaknya Sculli memiliki darah mafia, Bung harus kilas balik lebih jauh ke tahun 2012 saat Genoa kalah 0-4 dari Siena, dimana pertandingan baru berjalan satu babak saja. Para ultras Genoa yang murka, langsung melakukan demonstrasi sebelum pertandingan menyentuh babak kedua. Para ultras mengurubungi pintu masuk ke ruang ganti meminta semua pemain mencopot seragam bahkan sampai kaus kaki, yang menurut mereka para pemain tidak pantas berseragam Genoa. Hanya satu pemain yang berani melawannya, yakni Giusseppe Sculli.
Ketika Para Pemain Menangis Ketakutan, Sculli Maju Dengan Berani Secara Sendirian
Siapa yang tidak takut ketika mendapatkan teror? Para punggawa Genoa di tahun 2012 yang tentu terlibat kala dibantai Siena di kandang sendiri pasti bisa menggambarkan rasa takutnya. Bahkan, banyak pemain yang menangis dan ketakutan saat para ultras tersebut meneror. Sculli yang memiliki darah mafia dengan berani mengatakan “Jersey ini milik saya, saya tak akan memberikan kepada kalian!”
Sontak hal tersebut membuat para ultras menurunkan nyali sehingga mundur secara teratur. Lewat kejadian tersebut banyak yang memuji keberanian Sculli dalam menghadapi kondisi genting semacam itu. Media Italia, Corriere dello Sport bahkan membuat satu kolom liputan mendalam secara pribadi tentang dirinya. Ternyata dibalik keberaniannya, ada satu faktor yang membuatnya berani, yakni lingkungan mafia Ndrangheta, mafia pimpinan kakeknya yang memiliki pengaruh terbesar di dunia.
Sosok Morabito Memiliki Kekuasaan Hingga ke Berbagai Belahan Dunia
Sebagai buronan mafia di Italia, tentu saja Morabito memiliki pengaruh besar. Terutama dalam alur perdagangan yang biasa dijalankan mafia, yakni narkotika. Seperti penyelundupan kokain, ganja, dan heroin dalam jumlah besar. Mafia Ndrangheta, memiliki jaringan dari Italia hingga Balkan untuk jalur perdagangan, seperti pembangunan rute penyelundupan narkoba yang diperluas hingga ke Argentina, Kolombia, Lebanon, Maroko, dan Venezuela. Mafia Ndrangheta pun bekerja sama dengan Cosa Nostra salah satu mafia yang ditakuti di daerah Sisilia. Seperti dilansir di media Italia, melalui penjualan narkotika kakek dari Sculli mendapatkan keuntungan 24,2 milliar euro.
Meninggalkan Keluarga Demi Karir Sepak Bola yang Dicita-citakannya
Memang demi cita-cita terkadang seseorang mesti meninggalkan orang yang dicintainya. Karena dalam perjuangan, memang harus ada yang dikorbankan, salah satunya keluarga. Hal itu pun diamini oleh Sculli ketika meninggalkan keluarga di Calabria menuju Turin. Salah satu cita-citanya adalah menjadi punggawa tim terbesar di kota Turin yakni Juventus.
Bakatnya pun terendus oleh tim Juventus, apa lagi dirinya bergabung dengan tim U-15 Italia. Pada tahun 1999 namanya sudah dipromosikan masuk ke dalam skuad senior Juventus. Namun naas, dirinya selalu dipinjamkan ke tim lain seperti Crotone. Meskipun begitu namanya tetap bersinar di nasional, sehingga Sculli pun dipanggil tim nasional U-21 Italia.
Menyandang Gelar Spesial Ternyata Tak Membuatnya Bersinar, Tetapi Malah Terjerat Skandal
Aksi manisnya di lini depan Italia U-21, membuat keoptimisan dirinya di sepak bola semakin meningkat. Gelar wonderkid pun, tetap melekat dan tidak berkarat. Apa lagi ia digadang-gadang menjadi penyerang masa depan Italia. Terlebih ketika para pengamat percaya, berhasil mengoleksi 9 gol dari total 25 pertandingan yang dilakoninya bukanlah hal yang mengecewakan.
Tetapi kegemilangan itu sirna Bung. sewaktu dirinya pada musim 2001-2002 terlibat dalam pengaturan skor di Serie B sewaktu dipinjamkan ke Crotone. Setelah saat itu nama Sculli pun sirna dari pengamat sepak bola Italia. Lebih sakitnya lagi, ternyata yang menjadi dalang adalah kakeknya sendiri yakni Morabito.
Skandal Terus Mengakar, Apa lagi Ketika Dirinya Berkumpul Dengan Kelompok Kriminal
Setelah terlibat skandal, ia pun tak pernah mendapatkan tempatnya di Juventus. Meskipun ia kembali di tahun 2005 ke tim berjuluk si nyonya tua, tetapi ia kembali dipinjamkan selama dua musim ke Messina dan Genoa. Hingga akhirnya, pada tahun 2007 ia resmi secara permanen pindah ke Genoa.
Kontroversi nampaknya tak bisa menjauhi cucu mafia satu ini, akibat terlahir di lingkungan yang kerap terlibat kriminal. Otomatis membuat dirinya akrab dengan skandal, Sculli terlibat pengaturan skor dengan Lazio dan Lecce di tahun 2011. Hal yang makin meyakinkan tim penyidik ketika beredar foto-foto keakraban Sculli dengan Safet Altic, kelompok kriminal Serbia yang sering terlibat pengaturan skor di kancah sepak bola Eropa. Kini diumurnya yang hampir kepala empat, Sculli tetap bermain bola di sebuah klub amatir Italia bernama Accademia Pavese, dan masih pula menyandang darah mafia di sepak bola.
