Terdengar menarik ketika seorang alim ulama ikut terjun ke dalam pengembangan sepak bola, seperti yang dilakukan oleh Ustadz Yusuf Mansur dengan Persika Karawang. Biasanya seorang ustadz atau ulama berkecimpung dalam bidang yang masih mempunyai kaitan dengan nilai-nilai religius, seperti pembangunan masjid atau pengembangan pesantren. Namun, apa yang dilakukan Yusuf Mansur ini sedikit berbeda.
Memang belum ada kepastian resmi akan menjabat sebagai apakah seorang ustadz di kubu Persika Karawang. Namun, secara pasti ia akan terlibat, seperti yang dikatakan oleh Rakhmat Gunadi selaku pengurus, dilansir dari Bola.Kompas.com. Kehadiran Yusuf Mansur digadang-gadang akan menjadi komisaris di klub Karawang tersebut, tetapi nama beliau bukan pemilik saham tunggal dari PT. Persika Singaperbangsa.
Sambangi Karawang Bukan Untuk Ceramah Tapi Mengucurkan Dana
Ustadz Yusuf Mansur bakal berkecimpung pada persepakbolaan Karawang yang direpresentasikan oleh Persika. Ustadz kondang ini digandeng guna menjadi penyandang dana bagi klub yang memiliki julukan lumbung padi. Kesepakatan kedua belah pihak terjadi pada 30 Januari 2018 lalu. Menurut penuturan Rakhmat Gunadi, dengan menggaet beliau akan menambahkan tren positif bagi Persika.
Entah sisi positif apa yang dimaksud Rakhmat kurang begitu jelas. Bisa jadi dari sisi popularitas seorang Yusuf Mansur yang merupakan ustadz kondang yang kerap tampil di televisi. Selain itu beberapa persen saham yang dimiliki oleh Ustadz Yusuf Mansur juga tidak disebutkan oleh Rakhmat. Jumlah nominal yang digelontorkannya pun masih dirahasiakan.
Mantan Pelatih Timnas U-19 Juga Datangi Persika
Selain nama Ustadz Yusuf Mansur yang tergabung ke dalam kepengurusan Persika Karawang ada pula nama lain yang mencuat, yakni Indra Sajfri. Pelatih yang menelurkan pemain-pemain berbakat mulai dari Evan Dimas sampai Egy Maulana ini disebut-sebut menjadi salah satu orang yang memiliki saham di PT. Persika Singaperbangsa. Meskipun ia membantah karena belum terjadi kesepakatan apa-apa, seperti dilansir dari Bola.com.
Adapun alasan yang mungkin terjadi adalah kesamaan karakter religius yang terdapat pada nama Indra Sajfri dan Yusuf Mansur. Sebagai ustadz, jelas saja nama Yusuf Mansur pasti erat dengan nilai-nilai religius. Tapi tanpa disadari nama Indra Sajfri juga demikian, pelatih ini pernah mengajak Tim U-19 angkatan Evan Dimas untuk umroh (bagi yang beragama islam). Selain itu banyak pula hal lain yang berkaitan dengan agama diterapkannya di dunia kepelatihan selama di lapangan dan luar lapangan.
Menduetkan Dua Pelatih Anyar Demi Kemajuan Karawang
Tidak hanya menggaet ustadz kondang dan pelatih timnas muda kawakan, Persika juga mendaulat mantan pelatih Borneo FC, Ricky Nelson, sebagai pelatih kepala. Sepertinya seru menanti duet Indra Sajfri yang menjabat sebagai direktur teknik dan Ricky Nelson sebagai pelatih kepala. Keduanya memang memiliki visi yang sama dengan mengembangkan pemain muda. Seperti yang dilakukan Nelson saat menukangi Borneo FC di ajang Piala Presiden 2017, meski hanya menurunkan tim lapis kedua namun tetap bisa ke partai puncak.
Indra Sajfri sendiri mengaku tertarik untuk memajukan sepak bola di Karawang karena mendapat tawaran dari Wakil Bupati Karawang, Ahmad Zamakhsyari. Mantan pelatih Bali United ini juga tengah giat membangun ‘Akademi Indra Sajfri’ untuk menyaring bakat-bakat pemain muda Karawang. Duet pelatih ini diharapkan oleh publik Karawang dapat membawa Persika melaju ke Liga 1, karena sekarang Persika sedang berjuang di Liga 2.
Diisukan Dapat Dana Dari Tim Ibu Kota
Persika sempat diisukan dapat suntikan dana dari Persija tapi konon kabar tersebut langsung dibantah oleh Manajer Tim Persika, Rakhmat Gunadi. Kabar ini mencuat lantaran Direktur Utama Persija, I Gede Widiade, menjadi CEO Persika. Ia pun menegaskan kalau tidak ada hubungan (apa pun) antara Persija dengan Persika.
Kabar miring ini semakin beredar lantaran Persija sebagai tim ibu kota yang tak memiliki rumah, sempat berencana menempati Stadio Singaperbangsa sebagai homebase, namun hal itu ditolak lantaran Persika sedang fokus mempersiapkan tim guna menghadapi liga 2 musim depan. Rakhmat juga mengatakan kalau kesepakatan dengan I Gede terjadi karena dia hobby sepak bola.
“Namanya penggila sepak bola, sulit dimengerti. Apa lagi beliau sudah bertahun-tahun menangani tim sepak bola,” ungkapnya.
Hal ini tidak mungkin terjadi seharusnya karena Persika sudah mendapatkan gelontoran dana dari Ustadz Yusuf Mansur. Karena beliau secara resmi merupakan pemegang saham di PT. Persika Singaperbangsa (meskipun bukan pemegang tunggal). Bisa saja dana yang digelontorkan tidak dibocorkan Persika karena takut sosok ustadz kondang menjadi sasaran media dan publik. “Bukan sumbang untuk masjid malah buat sepak bola.”, atau kecaman lainnya yang biasa dilakukan oleh netizen yang budiman.
Bahkan Gus Mus Dan Quraish Shihab Pernah Menjadi Pemain Bola, Bukan Sekedar Mitra
Quraish Shihab dikenal sebagai ahli tafsir yang pernah kuliah di Mesir bersama dengan KH Mustofa Bisri yang biasa dipanggil Gus Mus. Kedua ulama ini ternyata pernah tergabung dengan sebuah kesebelasan asal Kairo, tim junior Zamalek semasa menutut ilmu di sana. Zamalek sendiri merupkan klub raksasa yang ada di Kairo, Mesir. Sedangkan seteru abadinya di kala itu adalah Al-Ahly. Kenyataan bahwa dua ulama Indonesia itu pernah berkiprah di sepak bola Mesir tertuang lewat biografi milik Quraish Shibah berjudul “Cahaya, Cinta, dan Canda”.
Alim ulama atau pun sosok penceramah bisa tergabung ke dalam sepak bola. Karena olahraga ini bebas bagi siapa saja yang mencintainya. Tak menutup bagi orang yang suci sekali pun, bahkan orang sejahat Hitler saja suka sepak bola bukan? Jadi ya sah-sah saja.
