Spon

Menurut Mereka Umur 3 Tahun Waktunya Balapan Bukan Sepedaan

Andre Iannone dan Alex Rins pembalap MotoGP Suzuki Ecstar mengakui bahwa sejak berumur 3 tahun mereka sudah diperkenalkan dengan dunia motor. Mereka berlatih keras di lintasan agar tidak kaget apabila terjun ke arena balap ketika besar. Persiapan yang dilakukan untuk mendulang prestasi di masa depan.

Sedari dini mereka sudah dipersiapkan untuk beradu cepat di lintasan yang harus mengakomodir emosi secara stabil. Emosi dan feel hadir dalam tali gas yang dimainkan kala salip menyalip tidak terhindarkan. Di mana podium juara menjadi pembuktian siapa pembalap sebenarnya.

Hal ini diungkapkan mereka pada acara di Suzuki Bike Meet – Jamboree Nasional 2018 di sirkut sentul beberapa waktu lalu. Andre Iannone memimpin konvoi bersama Alex Rins dalam acara Suzuki Bike Meet Jambore Nasional 2018. Memimpin konvoi sebagai pembuka acara tersebut yang dihelat di Sentul Sirkuit, Jawa Barat.

Hari itu mereka didaulat menggunakan motor Suzuki GSX-R150. GSX dipilih karena mencirikan aura MotoGP. Tampil dengan model full fairing, GSX-R150 tampilannya memang tampak serupa dengan tunggangan pebalap di arena MotoGP. Lampu depan yang menyudut tajam memberikan kesan yang sangat agresif. Struktur jok pengemudi dan penumpang yang tinggi makin memperkuat kesan ini, karena posisi berkendara jadi menunduk.

Berbekal mesin overbore, DOHC (Double Over Head Camshaft) dengan kapasitas 150cc dan berkompresi 11,5 : 1 yang sudah dilengkapi teknologi fuel injection yang canggih untuk pembakaran maksimal, GSX-R150 menghasilkan tenaga sebesar 14,1 kw/10.500 rpm dan torsi sebesar 14 nm/9.000 rpm yang tersalurkan dengan kuat melalui transmisi 6 percepatan.

Untuk mencetak nama besar harus dilakukan secara matang bung. Tidak ada kata menunda, yang ada hanya latihan dan istirahat cukup. Karena mimpi tak pernah menunggu untuk dikejar tetapi membiarkan untuk dikejar.

“Saya diperkenalkan dengan kendaraan roda dua sejak umur 3 tahun oleh ayah saya senddiri. Di mana tujuannya adalah berada di posisi tertinggi. Kakak saya sebenarnya terjun lebih dulu alam dunia balap meskipun pada akhirnya ia menekuni bidan lain yakni Sepakbola.” ungkap Iannone.

Parameter dalam semua kegiatan olahraga kompetitif adalah gelar juara. Sebanyak apa gelar juara yang diperoleh dapat membuat nama dari individu tersebut dapat dikenal banyak orang. Hal ini membuat pembalap 22 tahun rekan satu tim Iannone, Alex Rins sangat berambisi besar dalam Race Moto GP musim ini.

“Yang membuat saya termotivasi soal balapan adalah kejayaan. Kejayaan yang saya terima ketika menyentuh garis finish.” Kata Alex.

Bahkan lucunya, Alex merasakan rasa kesal apabila dibelakangi pembalap lain saat lintasan berjalan. Gerutu dalam hati-nya membuat ia ingin ‘memukul’ karena saking sengitnya persaingan.

“Terkadang saya kesal kalau ada pembalap di depan saya seperti ingin memukul dirinya haha. Tapi jelas kalau saya memukul pasti saya mendapatkan sanksi,” imbuh Alex dengan bercanda.

Latihan menjadi agenda yang membuat pembalap semakin handal di kelasnya. Tanpa latihan tidak mungkin seorang pembalap dapat memiliki insting dalam balapan dengan mengambil keputusan yang tepat saat di lintasan.

“Tentunya latihan menjadi agenda setiap hari seperti fitness. Apalagi latihan menggunakan Motor sekelas Moto GP tiap hari itu sulit. Ada hari-hari tertentu latihan dengan motor dan tidak pernah weekend karena ada jadwal race biasanya” pungkas Iannone.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top