Hidup sendiri tanpa pasangan, bisa dilambangkan sebagai satu bentuk kebebasan karena tak ada halangan untuk melakukan apa saja. Terlebih lagi adanya kerabat, terkadang dapat menggantikan orang yang spesial guna seru-seruan bareng di luar atau pun sebagai teman cerita seputar pekerjaan, maupun di luar pekerjaan. Getirnya hidup yang kadang dirasakan, juga bisa dicurahkan kepada keluarga. Tetapi, mereka juga memiliki hidup masing-masing sehingga ada kalanya tak bisa dihubungi. Pada akhirnya, Bung pun menyadari, keberadaan orang spesial ibarat pasangan ternyata memang diperlukan.
Rasanya manusia memang diciptakan berpasang-pasangan kan, Bung? Apalagi jodoh juga sudah diatur lewat garis takdir Tuhan, yang mana menjadi pertanda kalau nantinya Bung harus bersiap dengan kedatangan si nona. Apalagi tak bisa dipungkiri, bagi sebagian orang yang lama sendiri rasanya sulit untuk mencari pasangan, bukan? Namun hal tersebut tak usah dipikirkan Bung, jalani saja hidup ini sambil membuka hati. Toh, nanti pintu hati akan terketuk sendiri dengan dia yang sudah ditakdirkan sampai mati.
Merasa Hidup Terlalu Sibuk, sehingga Tak Ada Waktu untuk Mencari Pendamping Hidup
Padahal hidup Bung tidak terlalu sibuk kok, mungkin Bung hanya malas bersosial dengan banyak orang. Bung pun selalu mengkhawatirkan hidup yang rasanya selalu dipenuhi oleh aktivitas di setiap hari, padahal dari semua waktu yang tersedia banyak celah kosong juga untuk melakukan apa saja. Tapi kata ‘kesibukan’ Bung jadikan sebagai perlindungan untuk tidak ada waktu mencari pasangan.
Mungkin saja Bung merasa takut kalau hidup yang telah dijalani sekian lama seperti ini, dimasuki oleh seorang perempuan yang dapat merubah semua hal menjadi tak seperti dulu lagi. Kalau digali lebih dalam lagi rasanya Bung telah malas untuk mencari pendamping. Perihal pasangan bisa Bung dapatkan asalkan ada niatan. Karena selama ada niat pasti Tuhan dengan enteng dan lapang memberikan jalan.
Bisa Juga Karena Terlalu Asyik Sendiri, Sampai-sampai Merasa kalau Bung Hidup Tak Perlu Memiliki Istri
Bahayanya lagi, Bung sampai merasa kalau hidup ini tak perlu orang lain karena dapat di-handle sendiri. Sehingga bayangan untuk memiliki istri jauh dari pedoman hidup yang dilakoni sejak dini. Bisa jadi itu terjadi karena Bung terlalu banyak menyendiri, karena mau bagaimanapun Bung tak bisa hidup sendiri, bukan? Apalagi sebagai mahluk sosial, Bung paham bukan kalau setiap manusia saling membutuhkan? Jadi jangan merasa hidup dapat dijalani sendiri, karena bisa saja hal itu terjadi karena buah pemikiran blunder sudah tak mampu lagi mencari si nona, sang dambaan hati.
Penampilan Adalah Kunci agar Diperhatikan oleh Perempuan
Selain salah mengambil sikap, bisa jadi penampilan yang tak kunjung diperhatikan membuat Bung kerap tak dilirik perempuan. Penampilan harus diperhatikan dan jangan cuek ibarat gelandangan. Meskipun Bung merasa bahwa kesendirian itu menyenangkan, kalau ditanya soal perempuan Bung pun sontak menjawab menginginkan yang cantik, kan? Nah. seperti halnya perempuan yang berdandan guna menarik perhatian laki-laki, bisa jadi Bung pun harus merubah penampilan agar menarik hati calon pasangan. Tak perlu mewah, setidaknya Bung tampil rapi dan wangi saja itu sudah istimewa bagi si nona.
Jangan Menempatkan Standar Tinggi Dalam Mencari Pasangan, Kalau Bung Tak Mau Menyulitkan Diri Sendiri
Bung mungkin selama ini terlalu pemilih, sehingga nona-nona yang hadir selalu ditepis dengan sikap apatis. Namun, kalau Bung memang pemilih jangan terlalu menaruh standar yang begitu tinggi. Karena setiap orang ada kelebihan dan kekurangan, tak ayal kalau Bung menerapkan standar tinggi yang ada Bung malah mendapatkan yang biasa saja. Bermula dari niatan mencari yang istimewa, lama-kelamaan mulai menggaet apa saja yang ada di depan mata.
Terbayang Masa Lalu Saat Ditinggal Nikah Memang Tak Biasa
Bung, tak perlu tangisi ketika si nona yang dulu bersama menjalani sekian hari, bulan, bahkan tahun harus pergi karena mendapatkan yang lebih mapan guna si nona memikirkan masa depan. Rasa sakit pasti ada, apalagi tahu kalau dia dengan yang sekarang sudah berakhir di pelaminan. Anggap saja hal itu sebagai selingan cerita guna memperbaiki kepribadian, ditinggal nikah itu memang cobaan kok.
Tak perlu dipendam lama-lama di dalam insan, karena bayangan masa lalu ini bakal kalah dengan gambaran yang terdapat di masa depan. Bung harus bersiap diri guna mencari perempuan yang didaulat bakal menemani hidup sampai ajal nanti, jadi jangan sampai lelah untuk mencari, hingga kemudian malah asyik hidup sendiri, Bung!
