Aski dribble dan nutmeg-nya terhadap pemain lawan mengundang decap kagum, lantaran skill yang ia gunakan tidaklah mudah untuk dilakukan. Apalagi publik sangat mengingat magisnya kala mempermainkan dua pemain Atlethic Bilbao di Camp Nou lewat Juggling.
Cuplikan itu bakal muncul ketika bung mencari keajaiban permainan Ronaldinho di Youtube. Ronaldinho Assis De Moreira adalah salah satu legenda sepakbola yang baru pensiun pada 17 januari 2018 lalu.
Keputusan Ronaldinho untuk pensiun ada hal wajar bagi pemain kelahiran tahun 1980. Top performanya sudah lewat, meskipun kata mampu masih berada di kepala untuknya bermain 2 tahun lagi. Bakat sepakbolanya didapati dari ayahnya, joao, seorang pekerja pelabuhan sekaligus pemain sepakbola tim Ezporte Clube Cruizero. Mengalirnya darah sepakbola membuat Ronaldinho sudah menggemparkan dunia ketika muda dengan memborong 23 gol kala membela Gremino melawan tim lokal.
Sejak membantu Gremio menang 23-0 nama Ronaldinho mulai disebut-disebut dan diincar banyak klub Eropa, pemain yang selalu tersenyum setiap turun di lapangan mulai dikenal dan disegani. Kesuksesan dan kematangan sebagai pemain didapat olehnya, namun ada pula sifat arogan ternyata yang tertanam di pemain yang suka senyum ini.
Hampir Berseragam The Gunners Namun Tak Kesampaian Karena Regulasi Yang Menentang
Bakatnya yang tercium sampai ke benua Eropa, membuat banyak klub yang ingin meminangnya. Alhasil perburuan tanda tangan dilakukan untuk memboyong pemain muda berbakat asal Brazil ke klub Eropa. Sebagai tim yang memang memiliki scout talent terbaik nama Ronaldinho ternyata sudah dipantau sejak tahun 2000 oleh The Gunners.
Namun sayang karena izin kerja menjadi penghalang bagi Ronaldinho berakarier di Inggris sehingga hal tersebut membuat Arsene Wenger geram dan megecam aturan. Tak pelak, Ronaldinho pun malah berlabuh ke klub Perancis, Paris Saint German, dengan nilai transfer 5 juta Poundsterling.
“Itu adalah aturan yang saya tidak saya sukai dan itulah mengapa saya pikir kami harus memiliki sistem kuota (pemain asing),” Arsene Wenger mengeluhkan kondisi tersebut seperti dilansir The Sun.
Mengubah Permain Barcelona Sekaligus Dihargai Di Kandang Rival Abadi
Kalau berbicara soal kepiawaian dan top performa, Barcelona jawabannya. Ronaldinho menjelma sebagai dewa, di mana ia dengan mudah menggocek dan mempermainkan pemain Liga Spanyol lainya. Ia pun kerap menjadi pahlawan ketika El Clasico di mulai. Sergio Ramos dan Iker Casillas pada saat itu menjadi korban kematangan skill pemuda Brazil.
Di tahun 2005, kala Real Madrid menjamu Barcelona di Santiago Bernabeu, dua aksi solo-nya sukses menjebol gawang Madrid dan membuat publik ibu kota Spanyol porak-poranda. Ternyata aksi memukaunya tak hanya mengundang geram tapi juga mengunadng respct dari Madridista. Moment tersebut bahkan tidak dapat dilupakannya.
“Saya tidak akan melupakan itu sebab sangat jarang ada pesepakbola mendapat applause dengan cara seperti itu dari pendukung lawan,” kenang Ronaldinho.
Merasakan Hangatnya Liga Itali Dengan I Rossoneri
Setelah masa keemasannya di Barcelona telah dilewati, Ronaldinho melakukan ekspansi ke AC Milan untuk memperlebar petualangannnya, Pada bulan Juli 2008 Ronaldinho mulai resmi menjadi pemain I Rossoneri, banyak yang memprediksi kalau kegemilangannya telah berakhir. Lantara pindah dari Barcelona.
Walaupun pernyataan tersebut tidak dapat disangkal tetapi Ronaldinho berhasil menyumbangkan satu gelar Scudetto dalam masa baktinya selama dua setengah tahun. Performa terbaiknya seperti di Barcelona tak lagi kembali, namun sentuhan terhadap bola dan beberapa gocekannya tetap menakutkan seperti biasa, Bahkan itu pun diakui oleh seroang Zlatan Ibrahimovich.
“Ronaldinho dapat membuat lawan sepert anak kecil ketika di dalam lapangan,” Ujar Zlatan.
Kembali Ke Kampung Halaman Malah Membawa Arogansi
Pada tahun 2011 Ronaldinho kembali ke benua Amerika dengan bergabung salah satu klub Liga Brazil, Flamengo, setelah masa jaya Ronaldinho di benua Eropa seperti ada suatu star syndrome yang dialami oleh pemain yang berhasil mendapatkan trophy Ballon d’Or di tahun 2006. Ronaldinho begitu menganggap remeh klub, bahkan ia lebih suka ke klub malam ketimbang berada di tempat latihan.
Bahkan ia lebih keras berpesta dibandingkan bermain sepakbola. Nama besarnya di Eropa bahkan dunia dimanfaatkan untuk menikmati hidup mudah di negeri asalnya. Gemerlap dunia malam sudah membelenggu dirinya, ia lebih menyukai wanita dari pada sorak-sorak penggemarnya. Bahkan ia tak sungkan mengatakan kepada Wanderlei Luxemburgo, eks manajer Flamengo dengan satu hinaan yang tak pantas. “you’re s***, you’re poor… I own three aeroplanes” seperti dikutip dari Backpagefootball.
Tak Kunjung Sadar Malah Makin Bertingkah Kurang Ajar
Setelah di depak dari Flamengo, Ronaldinho kemudian “dibuang” ke Atletico Mineiro yang juga merupakan salah satu tim di Brazil. Namun, setelah dibuang dari Flamengo, sifat Ronaldinho bukan malah melunak tapi malah makin mengeras dan semakin bertingkah semena-mena. Bayangkan saja, pada saat press conference Atletico Mineiro, yang disponsori oleh Coca-cola, dengan santainya Ronaldinho membawa Pepsi ke meja prescon yang mana Pepsi adalah kompetitor dari Coca-cola.
Tak hanya kelakuannya saja, namun permainan di lapangan juga tak kunjung membaik. Menyaksikan Ronaldinho bermain seperti di Barcelona adalah hal yang fana. Bahkan, ia kemudian sering terlihat bingung dalam membuka kesempatan saat timnya menyerang. Pada tahun 2014 kontraknya pun diperputus. Setelah dari Atletico Mineiro, ia berlabuh ke Quretaro dan Fluminense di tahun 2015.
