Apabila Bung berbicara soal keperawanan, apa yang ada dibayangan Bung? Kalau Bung berpikiran jika si nona yang perawan adalah dia yang keluar darah saat pertama kali berhubungan badan, itu adalah pemikiran yang rancu. Darah yang keluar dari vagina, sebenarnya berasal dari selaput dara yang berbentuk seperti lipatan tipis jaringan lunak yang berada di bagian pintu depan vagina.
Tidak semua perempuan terlahir memiliki selaput dara, itu hal terpenting yang mesti Bung tahu. Sehingga tak melulu soal keluar darah menjadi bukti kalau nona adalah perawan. Pun pecahnya selaput dara bisa terjadi karena aktivitas fisik seperti olahraga. Jadi jangan salah kaprah Bung untuk menilai keperawanan si nona dengan menilai dari utuhnya selaput dara. Karena salah kaprah Bung dengan menganggap si nona tidak perawan, bisa membunuh karakter dan mental perempuan.
Karakter Selaput Dara Setiap Perempuan Berbeda-beda
Setiap perempuan ada yang terlahir maupun tidak terlahir tanpa selaput dara. Karena ada juga bentuk selaput darah yang sangat tipis sehingga mudah sobek saat melakukan aktivitas fisik. Seperti berlari, senam, bahkan bersepeda sekalipun. Tidak hanya tipis, ada juga si nona yang memiliki selaput dara yang elastis dan tebal sehingga tetap utuh meskipun telah berkali-kali dilakukan penetrasi.
Dalam Dunia Medis Tidak Dikenal Dengan Istilah Perawan
Kalau Bung bertanya apakah dalam dunia medis dikenal istilah perawan? Jawabanya tidak, Bung. Bahkan apabila terjadi pemeriksaan di sekitar selaput darah, seorang dokter hanya diperbolehkan mendeskripsikan bentuknya tanpa menghubungkan dengan keperawanan.
Hal ini terjadi juga apabila seorang dokter melakukan visum pada korban pemerkosaan, dokter pun hanya bisa menggambarkan kondisi vagina, tidak mendiagnosis perkosaan beradasarkan kondisi selaput dara, Bung. PHS atau Physician for Human Rights, sebuah organisasi yang melakukan advokasi kesehatan pada pekerja pun menyatakan tak ada hubungan antara selaput dara dengan keperawanan.
Tes Keperawanan Masuk Dalam Kategori Kekerasan Terhadap Perempuan
Dulu timbul wacana bakal tes keperawanan dalam persyaratan masuk ke instansi sampai ke tingkat pendidikan. Sebelum pada akhirnya menuai kontra di masyarakat dan hal ini tidak jadi disahkan. Beberapa negara seperti Afghanistan dan Iran kerap melakukan tes keperawanan pada anak-anak perempuan mereka lho, Bung.
Secara umum tes dilakukan oleh tenaga profesional yang akan memeriksa selaput dara yang terletak 1/2 inci pada sebagian besar vagina perempuan. Sebagai tolak ukur dalam bidang kesehatan dan kerap memberikan perhatian pada dunia kesehatan, WHO mengategorikan tes keperawanan sebagai bentuk atau perilaku kekerasan.
“Jika ada dokter yang berani mengklaim selaput dara koyak sebagai tanda ketidakperawanan, maka ilmunya patut dipertanyakan karena itu merupakan pembunuhan karakter kepada pasien,” kata dr. Robbi Asri Wicaksono, SpOG, dokter spesialis kebidanan dikutip dari Tirto.
Salah Kaprah Dalam Memandang Arti Dari Keperawanan
Masih dilansir dari laman yang sama. Dr. Robbi Asri Wicaksono pun bercerita tentang pasiennya yang mengalami disfungsi seksual karena otot vagina yang kaku, membuat vagina tak bisa dipenetrasi bahkan dengan penis sekalipun. Alhasil sang dokter menyarankan pengobatan dengan menggunakan dilator.
Tetapi sang suami dari pasien tersebut tidak mengizinkannya karena menganggap dengan melakukan pengobatan itu, maka keperawanan dari si nona telah diambil oleh dilator. Vagina harus dipenetrasi menggunakan penis menurut sang suami. Hal ini merupakan salah satu contoh salah kaprah dari pemikiran seseorang, sehingga penyakit yang dialami pasien pun sulit untuk ditangani.
Lantas Bagimana Cara Memandang Arti Keperawanan ?
Mungkin Bung ataupun yang lainnya, masih banyak yang berpikiran usang kalau keperawanan ada korelasinya dengan selaput darah. Sehingga saat berhubungan seksual dan si nona tak mengeluarkan darah, maka si nona pun dianggap sudah tak lagi perawan. Memang tak bisa bisa dibantah, adanya pemikiran semacam ini karena tidak adanya penjelasan secara medis yang lengkap untuk diinformasikan atau menjadi sumber informasi. Sehingga anggapan seperti itu pun muncul secara spontan dari proses bersosialisasi dengan masyarakat atau kawan.
Secara sederhana selaput dara tidak terlibat dalam keperawanan sama sekali. Medical Services Pacific, mendefinisikan bahwa perawan adalah individu yang belum pernah melakukan hubungan seksual sekalipun. Tapi pemahaman seks setiap orang bisa jadi berbeda Bung, sehingga definisi itu pun bisa dipandang salah oleh beberapa orang. Tetapi hubungan seks biasanya mengacu kepada penis yang menembus vagina. Secara tidak langsung permasalahan soal keperawanan dapat dinilai oleh diri sendiri (perempuan). Bukan dengan orang lain atau tenaga medis.
