Lebih Baik

Ketika Bung Pilih Jokowi dan si Nona Pilih Prabowo (Atau Sebaliknya)

Pasangan yang identik dengan kesamaan, melakukan berbagai macam kegiatan dan keputusan secara seragam. Tampak beda sebenarnya tidak apa-apa, asalkan tidak mencolok bagi kedua belah pihak, ya sah-sah saja. Toh selama masih berada dalam koridor yang bisa dimengerti dan dimaklumi, salah satu dari pasangan pasti akan memahami.

Tetapi sulit untuk mengerti dan memahami dalam ruang lingkup politik. Pertanyaanya, bagaimana kalau pandangan politik membuat pasangan bersebrangan? apakah akan mengganggu jalan kemaslahatan rumah tangga sampai hubungan?

Banyak banget yang aku korbanin (untuk jadi caleg), salah satunya… putus dari mantan aku yang beda partai,” ucap Febri Wahyuni Caleg dari Partai Solidaritas Indonesia, lewat sebuah video yang diunggah di Facebook partai tersebut.

Yap, sepertinya politik bisa menjadi pemantik perpecahan. Toh banyak baliho pinggir jalan yang ungkapannya berbunyi “Meskipun Beda Piliham Kesatuan Harus Tetap Dijaga”, seolah kejadian ini sudah diprediksi kalau beda kubu sama dengan musuh, mungkin seperti itu persepsi politik jaman sekarang.

Balik ke ruang lingkup pasangan yang beda pandangan (politik). Sulit sebenarnya bisa berkolaborasi akan perbedaan. Febri pun sudah mencapai tahap dan tidak berhasil, karena ia mengakui cukup demokratis.

“Sama-sama memberikan ruang, nggak mau mengikat. Karena kita beda pilihan, takutnya nanti ke depan akan berseberangan. Aku sih sebenarnya sangat menghargai perbedaan, cuman ketika perbedaan bisa berkolaborasi itu lebih bagus. Tapi karena tidak memungkinkan untuk berkolaborasi, jadi kami sama-sama ngalah, sama-sama lebih fokus dulu ke kegiatan masing-masing,” ungkapnya.

Pesta Demokrasi itu Bisa Toleransi, Tapi Antara Bung Dengan Si Nona? Kira-kira Bisa Nggak ya?

Kalau melihat kasus Febi yang sempat jadi pembahasan netizen di tahun lalu. Mungkin alasan mengapa ia sulit berkolaborasi karena Febi terjun langsung ke kolam politik. Untuk itu, perbedaan pun bakal berimbas pada hubungan yang dijalani.

Lantas bagaimana dengan yang berbeda pandangan terutama dalam hal sebatas memberikan dukungan? Memang tidak ada ilmu yang secara saklek bilang kalau pasangan akan tetap bertahan meskipun beda dukungan politik.

Karena takutnya, perihal perlakuan pun akan terpancing karena laki-laki kubu A sedangkan si perempuan kubu B. Pesta demokrasi memang bisa bertoleransi, tetapi kalau antar pasangan? tergantung masing-masing yang menjalani sih. Kalau santai ya tetap berjalan, kalau ter-trigger ya putus tengah jalan.

Jangan Memaksa Pasangan Untuk Menyetujui Pandangan yang Bung Pegang

Tidak bisa dipungkiri kalau ada rasa ingin mendominasi dalam suatu hubungan bisa terbawa dalam hal semacam ini. Ketika si nona mendukung kubu B, dan bung mendukung kubu A. Secara bawah alam sadar bung menganggap nona keliru, salah kaprah sampai tak bisa mengkaji fakta. Seolah-olah nona termakan mentah-mentah akan janji politik yang semu.

Sedangkan bung secara pretensius meyakini kalau pilihan bung adalah yang paling benar. Otomatis hal ini akan membuat bung terus meracuni pasangan untuk menyetujui pandangan sekaligus menariknya untuk merubah pandangan. Kalau hal ini selalu tersaji setiap kencan kalian, kami rasa putus menjadi salah satu santapan yang dipilih si nona karena pelik apa yang ia rasa.

Tak Ada Batasan Dalam Berbedat, Membuat Pertengkaran Merambat Hebat

Debat kusir pun tidak hanya dipetontonkan di televisi dengan tajuk acara debat. Hal ini bisa terjadi di dalam hubungan bung yang memiliki beda pandangan politik. Debat dengan tujuan membenarkan pilihan sampai pandangan tanpa ada batasan, akan merembet ke arah pertengkaran. Bung dan nona tidak akan bisa berdamai secara begitu saja, karena ego yang diiliki sama-sama kuat dalam memegang pandangan politik.

Apalagi dalam kasus Pilpres kali ini, di mana kalian sebagai pemilih hanya akan dihadapkan dua pilihan. Otomatis tak punya pembanding lagi dengan pasangan lain. Sedangkan coba membandingkan dengan Presiden terdahulu dianggap tidak relevan, mau tidak mau membandingkan dengan kubu sebelah kan?

Maka dari itu, kalau mau hubungan tetap adem ayem dengan toleransi, harus ada batas dalam berdebat. Jangan sampai isi makan malam kalian di restoran mewah pusat perbelanjaan nanti hancur karena saling membela pandangan politik yang dipercaya.

Sampai-Sampai Sudah Ada yang Memutuskan Diam, Salah Satu Dari Antara Kalian Tetap Berorasi Dengan Tajam

Ini adalah hal yang paling berbahaya. Ketika bung atau si nona sudah mulai diam, dengan alasan tidak ingin hubungan jadi korban pertengkaran karena politik. Masih ada saja diantara kalian yang tetap bersuara untuk membicarakan hal tersebut.

Padahal seseorang yang telah diam sudah melihat kalau hal ini akan berujung ke hal yang tidak menyenangkan. Di sisi lain, seseorang yang masih saja berkoar-koar politik merasa harus membagikan fakta atau pandangannya karena merasa seseorang yang diam sudah tidak memiliki amunisi dalam perdebatan.

Kalau sudah sejauh ini, ya salah satu dari kalian terlalu over dalam mengkomunikasikan politik dalam hubungan.

Padahal Bung Tak Boleh Terlalu Serius, Mereka yang Bung Dukung Juga Pernah Bersama

Sumber : Nasional Kompas

Baiknya kita bernostalgia sebentar bung. Sepuluh tahun lalu, Megawati Soekarnoputri yang juga jadi Ketum partai pengusung Jokowi pada pilpres tahun ini. Pernah menggandeng Prabowo Subianto,  sebagai calon Wakil Presiden pada Pemilu tahun 2009 lalu. Ya, meskipun keduanya akhirnya kalah.

Selanjutnya, pada Pilkada 2012 untuk calon Gubernur DKI Jakarta. PDIP dan Gerindra, berkoalisi untuk mencalonkan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok), sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, yang juga berhasil memenangkan Pilkada.

Adapun asal muasal mengapa Gerinda dan PDI Perjuangan terlihat berseberangan pada beberapa tahun belakangan. Kami pikir itu bermula dari Pemilu 2014 silam. Dimana, Jokowi yang sudah menjadi Gubernur DKI, akhirnya diajukan sebagai Calon Presiden oleh PDI-P untuk berlaga dengan Prabowo sebagai calon Presiden dari Gerindra.

Tapi, ini politik bung. Tak ada musuh, tak ada lawan. Semua orang bisa berteman dan berseberangan, tergantung kebutuhan. Lantas, haruskah bung dan nona gontok-gontokan?

Bahkan di Partai-partai Pengusungnya Pun Berkoalisi Pada Puluhan Pilkada

Sumber : DetikNews

Partai Gerindra, PKS dan PAN, bisa dibilang jadi partai yang paling sering berkolisi. Mulai dari mendukung Prabowo di Pilpres 2014, hingga mendukung Anies-Sandi di Pilgub DKI Jakarta 2017 silam. Gerindra memang paling sering berkoalisi dengan PKS sejak 2014 dan PAN adalah partai kedua yang paling sering berkoalisi dengan Gerindra. Sedang di kubu seberang, ada PDI-P dan Nasdem, yang konon dianggap paling getol untuk mendukung Jokowi. Mulai dari Pilkada DKI 2012 hingga Pilpres 2014.

Tapi bung jangan salah. Pada Pilkada serentak tahun lalu, PDIP, PKS, Gerindra, dan PAN yang bung anggap kerap berseberangan, nyatanya bersama-sama mengusung satu paslon di Sulawesi Tenggara. Sementara di tingkat kabupaten/kota, keempat partai tersebut berkoalisi di 16 wilayah. Seperti misalnya di Magetan, Lebak, Tangerang, dan Kota Tangerang.

Bahkan dilansir dari Tirto.id, PDIP sendiri berkoalisi dengan PKS di 33 wilayah. Salah satunya adalah di Jawa Timur, kedua parpol memberikan dukungan pada Drs. H. Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno. Sementara dengan Gerindra di 48 wilayah dan PAN di 58 wilayah.

Ini masih beberapa bung, karena kenyataanya. Ada puluhan Calon Kepala Daerah lain yang diusung secara berbarengan oleh partai-partai yang selama ini kita anggap bersmusuhan. Politik itu elastis bung, bisa condong ke mana saja.

Lalu Apa Bung Mau? Mempertaruhkan Hubungan Hanya Demi Event Lima Tahunan

Perbedaan pandangan politik dengan pasangan memang menyebalkan. Selain membuat hubungan berjalan hampa, pertengkaran akan hal tidak penting pun terjadi. Kalau sudah sampai tahap di mana kalian saling menggerutu dan menyimpan kekesalan satu sama lain. Padahal momen seperti ini tak terjadi setiap hati, cuma 5 tahun sekali. Lalu, masa iya, bung mau melepas si nona yang tadinya diharapkan untuk bisa hidup bersama selamanya?

Cobalah bung kenang momen indah kalian, di mana kalian saling menyayangi dan mencintai. Dengan cara ini bung dapat mengesampingkan ego untuk tetap bersama dan berfikiran untuk tidak terlalu membahas politik sedalam ini dengan pasangan. Peluklah si nona dan ucapkan maaf.

Perbedaan pandangan dalam politik sah-sah saja. Sesungguhnya kalian juga memiliki hak dan kebebasan dalam berpendapat politik, seperti dengan pasangan. Akan tetapi lihat juga kondisi dan keadaan, jangan sampai kalian terlalu ngotot dan merasa paling benar. Sampai rela berpisah hanya karena pandangan politik. Sungguh, itu adalah kondisi yang tidak cerdik.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Tahu

Wajah Tampan Berdampak Sulit Cari Kerjaan

Banyak yang berpikir dikaruniai wajah tampan dapat dimudahkan segala urusan. Tentu saja bukan urusan asmara. Tapi urusan yang lebih pelik seperti urusan birokrasi, yang terkenal dengan lika-liku rumit. Si tampan bisa menyelesaikan dengan mudah. Seolah dapat hak istimewa dengan didahulukan pengurusannya. Akan Tetapi, segala kemudahan itu tidak dirasakan saat dia membangun karir atau bekerja.

London Business School melakukan sebuah studi, yang menyatakan ketampanan atau kegantengan laki-laki membuat karir mudah terancam! Wajah tampan dianggap “ancaman” bagi atasan laki-laki! hingga berisiko tidak dapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuan saat kerja.

London Business School yang berkolaborasi dengan peneliti dari University of Maryland. Mengumpulkan eksperimen dari empat kantor yang berada di Amerika Serikat serta Inggris. Men’s Health, juga mengatakan kalau antar laki-laki biasanya memperhitungkan seberapa menarik kandidat dan jenis pekerjaan yang dilamar. Apabila membutuhkan bakat individual (seperti sales atau investment banking) kemungkinan besar akan ditolak. Justru para laki-laki tampan dan menarik kemungkinan besar bekerja dalam bidang peran performa tim yang dihitung. Jadi, bukan menonjolkan bakat individu.

Dengan banyak perusahaan yang melibatkan karyawan dalam proses rekrutmen, poin penting ini harus diperhatikan. Kesadaran bahwa perekrutan dipengaruhi oleh hubungan kerja potensial dan kecenderungan stereotip dapat membantu organisasi meningkatkan proses seleksi mereka,” kata Prof Sun Young Lee, ketua peneliti dari University of Maryland.

Menjadi laki-laki tampan adalah berkah. Ketika semua urusan bisa terselesaikan dengan mudah. Tapi itu semua sirna saat melamar kerja. Apakah bung mengalaminya?

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Keren

Agar Tak Menanggung Malu Karena Lupa Cukur Bulu Hidung

Penampilan tak hanya sebatas pakaian, celana sampai sepatu, persoalan bulu hidung dan telinga tak boleh luput perhatian. Rambut-rambut kecil ini memiliki fungsi menyaring partikel dari debu dan patogen, supaya membantu seseorang dalam kesehatan yang lebih baik. Namun hal ini mengganjal sebagai penampilan apabila bulu-bulu tersebut ke luar dari ring telinga dan kuping, tentu saja dilihat sebagai yang janggal bagi orang lain bahkan terkesan menggelikan.

Salah satu tindakan yang pasti dilakukan adalah dengan mencukur. Ini merupakan hal normal kok, lagi pula pasangan bahkan si Nona yang sedang bung dekati pasti akan risih melihat ini. Bayangkan saja saat bung berbicara dekat dengan nona, tiba-tiba ia menjauh dan fokus ke arah bulu hidungmu, tidakkah itu membuat bung malu? cara menghilangkan rambut-rambut kecil ini perlu perawatan. Perawatan yang baik dan bersih, sekaligus tidak glamor.

Gapai Gunting Kecil dan Cukur Daerah yang Tergapai

Cara untuk memangkas rambut-rambut kecil yang mengganggu adalah dengan mengambil gunting kecil yang bisa tergapai. Karena rambut kecil ini memiliki manfaat, jadi jangan mencukur terlalu dalam, sekiranya bung cukur yang terlihat dari luar saja. Caranya sih simple, pegang gunting di satu tangan dan gunakan cermina pembesar di tangan lainnya untuk melihat lebih dekat. Hindari godaan untuk mencukur terlalu dalam karena fungsi rambut kecil ini ada manfaatnya.

Bisa Juga Dengan Pisau Cukur Listrik Namun dengan Pisau Khusus

Kalau bung merasa bulu hidung atau kuping cepat tumbuh dan tebal, cobalah berinvestasi dengan pemangkas berkualitas atau pisau cukur listrik. Karena dapat mencukur sampai ke akarnya. Tapi harus hati-hati jangan memaksa mencukur terlalu dalam ikuti petunjuk yang terdapat di perangkat tersebut, dan bung harus bisa menilai apakah ini terasa nyaman atau tidak dengan cukurannya.

Ingat, Menghilangkan Rambut-Rambut Kecil di Hidung dan Telinga ada Risiko Peradangan!

Ini alasannya kenapa kami bilang menghilangkan rambut-rambut kecil ini  butuh perawatan. Lantaran metode apapun yang dilakukan, mencukur rambut kecil itu membuka pori-pori dan menempatkan diri pada risiko peradangan atau infeksi. Jadi gunakan alat bersih, kemudian alihkan alat yang memungkinkan saat berpindah dari telinga ke telinga atau dari telinga ke hidung. Alasannya untuk mencegah kontaminasi dan akan melokalisasi infeksi ke satu area, jika memiliki infeksi kami sarankan langsung ke dokter ya bung.

Apabila Terinfeksi, Tenang dan Tangani

Meskipun telinga dan hidung bagus saat mencegah infeksi, tetapi itu tidak berarti saat terinfeksi tidak dapat meningkat dengan cepat dan menyakitkan loh! apabila tanda peradangan di bagian ini sudah muncul harus ditangani dengan cepat. Rongga telinga dan hidung memang terkenal menciptakan berbagai macam gejala, seperti sakit telinga dapat dianggap sebagai sakit gigi. Kemudian infeksi sinus yang menyakitkan itu, dapat dianggap sebagai migrain. Jadi saat infeksi terjadi tenang dan tangani.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Keren

Berpakaian Sesuai Umur Agar Pesona Tak Lekas Luntur

Pernah melihat seseorang tidak pantas mengenakan pakaian tertentu karena mereka terlalu tua? kalau iya, berarti bung dihadapkan oleh salah satu contoh kalau berpakaian itu harus sesuai umur. Yap, setiap pakaian dibentuk tentu memiliki tujuan pasar yang ingin dirangkul, bisa anak-anak, remaja atau orang dewasa. Maka ada suatu anomali apabila pakaian anak-anak dikenakan oleh orang dewasa.

Di sisi lain ada yang berpendapat kalau orang tua memakai pakaian anak remaja bakal terlihat lebih muda. Padahal tidak juga, sesungguhnya anggapan itu lahir dari sebuah standar ganda. Kebetulan saja yang mengenakan pakaian tersebut adalah orang tua yang tampan maka pujian itu datang. Kalau orang tuanya biasa (Re : tidak ganteng) saja pasti anggapan itu tidak muncul ke permukaan. Pesona terpancar lewat persona, termasuk pakaiannya. Maka dari itu berpakaian lah sesuai umur agar pesona tidak luntur.

Ketahui Sebuah Brand Pakaian, Cari yang Sesuai Dengan Usia Bung Sekarang

Beragam jenis brand pakaian atau toko pakaian mendunia ternyata terbagi-bagi dalam kategori usia. Sebut saja H&M, Zara dan Topman yang cocok dikenakan di usia 20 dan 30-an. Karena secara gaya tidak terlalu muda, dan juga tidak terlalu tua. Namun makin usia bertambah, bung tak lagi cocok mengenakan brand tersebut. Sebut saja ketika sudah menginjak usia kepala 4 atau kepala 5, pilihan pakaian semakin sedikit seperti Uniqlo, Gap, J.crew, Ralph Lauren dan Suitsupply. Detail pemetaannya seperti tertera di bawah ini.

Maka dari itu bung harus mulai mengetahui tentang toko-toko pakaian populer, apakah mereka mempunyai katalog untuk usia bung atau tidak. Kalau berbicara usia, usia 20-an adalah usia terbebas dalam mengenakan pakaian apa saja. Lantaran hampir toko pakaian populer menyediakan katalog bagi mereka yang sedang tumbuh dewasa.

Jangan Terpaku Merek, Cari yang Berkualitas dengan Harga Pas

Ketika pakaian menyesuaikan usia, tentu memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam membelinya. Mulai dari memilih gaya, merek sampai motif, tapi hal utama yang harus didahulukan adalah kualitas. Seperti kualitas kain, memiliki daya tahan yang lebih baik dan pas dipakai. Karena percaya atau tidak, seiring bertambahnya usia seperti kepala 3 ke atas, investasi dalam pakaian adalah hal penting. Dengan mencari pakaian berkualitas yang dapat bertahan selama bertahun-tahun. Kalau mereka yang baru menapaki usia 20-an cenderung santai dan tidak khawatir akan kualitas. Seiring berjalannya waktu gaya dapat berubah dan selera  pun berubah.

Merambah Hal yang Antik Dengan Bung Mencari Barang Klasik

Membeli barang-barang klasik juga bagian dari peningkatan pesona sesuai usia. Terlebih, barang klasik selalu terlihat menarik. Mau bung sekarang menginjak usia kepala 2, kepala 3 atau selebihnya masih cocok untuk mengenakannya. Penampilan dapat meningkat kalau mengenakan barang klasik seperti  jins dark wash,  pakaian polos bewarna dasar hitam dan putih, sepatu kulit sederhana, jaket denim sampai jam tangan ciamik.  Jadi biarpun era semakin modern, hal klasik dan lawas masih pantas dijadikan barang pentas.

Jangan Ketinggalan Zaman, Perhatikan Tren Agar Makin Keren

Meskipun hal klasik menarik dikenakan serta membuat seseorang terlihat lebih unik. Tren tetap tidak boleh dilupakan, tren harus diikuti dan diperhatikan, bisa saja hal klasik kemudian bangkit karena berawal dari tren yang berkembang jaman sekarang. Maka dari itu perkembangan tren harus diikuti karena bisa memompa gaya setiap orang. Bung tak boleh egois dengan menutup mata dengan tren zaman sekarang dan bangga terjebak akan kebiaasaan.

Berani Berkesperimen Dengan Mencoba Hal Baru

Jangan mau terus-terusan bermain aman, seperti mengenakan kaos, jeans dan sneakers. Lama-lama itu membosankan! selagi masih pantas berkespresi, jangan pernah takut akan hal-hal baru. Siapa tahu justru bung malah menemukan formula ciamik berpakaian untuk pribadi. Mulai berkunjung ke toko perbelanjaan yang belum pernah dikunjungi, kemudian coba ambil sepasang sepatu dan jeans. Bercerminlah, apakah terlihat segar secara tampilan atau malah usang tak karuan.

 

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top