Kegiatan mencuci piring memang sepele untuk dilakukan. Bung pasti hanya menanggalkannya begitu saja tanpa mencucinya sehabis makan, tapi tahukah Bung kalau ada korelasi antara cuci piring dengan keutuhan rumah tangga. Terdengar konyol? Mungkin Bung yang kurang melek penelitian. Sebab Council of Contemporary Families (CCF) telah melakukan penelitian tentang dinamika hubungan dan bagaimana pasangan menyelesaikan berbagai pekerjaan domestik seperti belanja, cuci piring hingga baju, sampai membersihkan rumah.
Mencuci piring memang mudah untuk dilakukan tetapi entah mengapa ada rasa berat untuk melakukan, terutama bagi Bung bukan? Lantaran sudah lelah dan melabeli pekerjaan tersebut identik dilakukan oleh perempuan. Sehingga Bung kerap acuh ketika melihat piring kotor numpuk, bahkan piring Bung sendiri. Padahal penelitian tersebut mengungkapkan bahwa mencuci piring kotor cenderung melelahkan buat perempuan, terutama bagi mereka yang menyandang status sebagai wanita karier.
Dari Urusan Cuci Piring Bisa Berimbas Ke Hal Miring
Urusan cuci piring ternyata tidak boleh luput dari perhatian. CCF kembali menambahkan bahwa si nona yang biasa mencuci piring kotor sendiri ternyata lebih sering mengalami pertengkaran dalam rumah tangga. Mungkin hal ini terjadi lantaran si nona merasa lelah, apalagi si nona ternyata juga menjabat sebagai wanita karir bukan sekedar ibu rumah tangga belaka. Sehingga si nona pun menuntut Bung turut membantu pekerjaan rumah yang satu ini. Sebaiknya Bung tak enggan untuk mengiyakan, karena ini kan demi kebaikan mahligai rumah tangga juga.
Hingga Hubungan Ranjang Pun Jarang Karena Piring Kotor Terlalu Menumpuk Berserakan
Mungkin ini tidak masuk akal dan terkesan Apple to Apple. Tetapi ini kenyataan, lantaran frekuensi hubungan seks pun bisa mengalami penurunan. Hal ini dipicu dengan adanya rasa ketidakadilan dan kelelahan yang dialami si nona, sehingga dia pun jadi enggan untuk memuaskan hasrat Bung yang notabene suaminya. Ketika penyaluran hasrat antar pasangan tidak terpuaskan satu sama lain, Bung pasti bisa membayangkan apa yang terjadi selanjutnya. Main serong istilah secara crunchy-nya mungkin bakal menjadi episode selanjutnya dalam rumah tangga Bung.
Parahnya Lagi, Pekerjaan Ini Kerap Tidak Dihargai Hingga Si Nona Kerap Emosi
Mencuci piring meskipun pekerjaan yang simple tetapi kerap disepelekan. Hal inilah yang justru membuat si nona semakin emosi apabila Bung tidak berterima kasih atau pun membantu. Hipotesis ini semakin sakral ketika Don Carlson, asisten profesor sosiologi dari University of Utah selaku peneliti utama, mengatakan bahwa mencuci piring dianggap pekerjaan yang tidak dihargai. Dia pun menambahkan kalau Bung memiliki itikad untuk membantu tentu menjadi sebuah kebahagiaan bagi kaum hawa.
“Itu sebabnya dengan berbagi tanggung jawab dalam pekerjaan domestik termasuk mencuci piring, dapat meringankan beban kaum perempuan, sehingga membuatnya lebih bahagia,” ungkapnya seperti dilansir dari laman Independent.
Membantu Cuci Piring Lebih Indah Dibanding Mencium Kening Tiap Malam
Untuk mengundang sensasi romantis, mungkin Bung merasa kalau dengan mencium keningnya bakal membuatnya bahagia selepas menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Itu semua salah Bung, bahkan peneliti menganjurkan Bung membantu si nona dalam hal rumah tangga seperti halnya mencuci piring. Lantaran berbagi tanggung jawab untuk mencuci piring adalah satu-satunya sumber kepuasan terbesar bagi perempuan diantara semua tugas rumah tangga.
Semua Orang Lelah Dengan Pekerjaan Masing-masing, Menyediakan Tenaga Untuk Membantu Justru Menjadi Unsur Penting
Bung mungkin lelah dengan kepenatan kantor seharian. Si nona juga lelah dengan mengurus rumah seharian. Toh tidak ada yang enak dan diuntungkan bukan dari adanya aktivitas yang dilakukan. Meskipun konteks antara bekerja dan mengurus rumah berbeda tetapi dari segi lelah rasanya sama. Tetapi kalau Bung sebagai laki-laki bisa membantu, si nona justru bakal menjaga perasaannya.
Lebih lanjut penelitian itu merinci adanya peningkatan intensitas berbagi tugas pekerjaan domestik. Faktor itu bisa jadi dipicu demi menjaga perasaan pasangan agar tidak terbebani oleh pekerjaan rumah tertentu. Kalau si nona meminta bantuan untuk mencuci piring janganlah berkata tidak Bung! Bijaknya Bung berkata iya seraya membantunya. Toh ini semua demi keutuhan rumah tangga.
