Buah jatuh tak jauh dari pohonnya adalah sebuah istilah yang menandakan kalau seorang anak secara sifat tak bakal jauh berbeda dari kedua orangtuanya. Kali ini bukan sifat seorang anak yang sedang kita bahas Bung, namun menyoal tentang profesi seorang ayah yang diikuti oleh anaknya. Jejak seorang ayah di lapangan hijau nampaknya lebih berkilau di mata sang anak. Apalagi kalau karirnya gemilang, dimana nama sang ayah selalu digaungkan bahkan menjadi nama kehormatan. Tak mungkin kalau ia tak menjadi sorotan seperti Maradona yang sampai dibuatkan gereja khusus di Argentina.
Dalam sepak bola, sokongan nama besar adalah anugerah. Seperti Enzo Zidane yang merupakan anak dari Zinedine Zidane. Hal itu tentu menjadi penguat namanya hingga lebih dikenal oleh sebuah klub kala ia menjalani seleksi. Setidaknya, mata pencari bakat pasti tertuju ke nama tersebut.
Tapi, permainan yang sesungguhnya bukan perkara berlindung di balik nama besar, skill adalah hal utama yang harus bicara banyak saat sang anak di lapangan. Selain Enzo Zidane, berikut ada beberapa pemain yang sedang meniti karir di sepak bola seperti sang ayah.
Bermain Di Posisi Berseberangan Tak Membuat Ia Diremehkan
Kala layar kaca di era 2000-an banyak bek tangguh yang kita kenal dan salah satunya adalah Lilian Thuram. Namun, saat ia memiliki jagoan tak serta-merta menempatkan sang anak menjadi seorang bek handal mengikuti ayahnya. Ia malah justru menjadi striker, suatu posisi yang selalu menjadi lawan sang ayah dalam setiap laga pertandingan bergulir.
Marcus Thuram, adalah nama sang anak yang kini menjadi striker di Ligue 1 dengan bergabung bersama Guingamp di usianya yang baru memasuki 20 tahun. Marcus Thuram sendiri sudah menjadi langganan timnas Prancis Junior sejak usia 17 tahun.
Menurunkan Warisan Menjadi Juru Gedor yang Tak Terkalahkan
Mendengar nama Devante Cole, apakah Bung tahu dia merupakan jagoan dari siapa? Ayahnya merupakan salah seorang legenda di lini depan Inggris dan Manchester United. Dia adalah Andy Cole, Bung. Sang anak yang baru berusia 23 tahun sedang berusaha untuk mengikuti jejak ayahnya untuk menjadi striker handal, yang ditakuti pemain belakang dan penjaga gawang.
Menimba masa junior di Manchester Biru, dan sudah berpindah-pindah tim, jalan Devante Cole masih panjang. Terutama guna membuktikan kalau dirinya sama garang seperti sang ayah.
Tak Terbebani dengan Nama Besar, Justru Menjadi Motivasi untuk Terus Berkembang
Nama besar seorang ayah yang terselip di nama sang anak, diyakini dapat menjadi motivasi untuk membuat terus berkembang. Namun ditakutkan pula kalau nama besar dapat menjadi bumerang, layaknya sebuah beban. Apalagi kalau sang anak tak dapat bersinar seperti sang ayah.
Hal ini bisa terjadi kepada Justin Kluivert, tetapi ia seiring waktu berjalan, dirinya membuktikan kalau ia memang pantas menyemat nama sang ayah yang dahulunya merupakan striker handal, Patrick Kluivert. Setelah sukses bersinar bersama Ajax Amsterdam, kini ia sedang mencoba iklim baru di Liga Italia dengan bergabung dengan AS Roma.
Anak Presiden Liberia Sekaligus Legenda AC Milan yang Bertahta
Ayahnya dulu merupakan legenda AC Milan, yang mana menjadi orang Afrika pertama yang mampu mendapatkan gelar Ballon d’Or. Kini anaknya, tengah meniti karir seperti dirinya dulu dengan menjadi pesepakbola yang tengah bermain di tim junior Paris Saint-Germain. Sedangkan sang ayah sekarang, tidak menjadi alumni sepak bola kebanyakan yang menjadi pelatih. Namun, ia menjadi presiden di Liberia.
Lucunya, Timoty Weah, yang lahir di Amerika Serikat ia pun pernah menjadi bagian timnas junior Amerika Serikat. Tidak membela negara yang dikepalai ayahnya.
Putra dari Seorang Pemain dan Pelatih Sukses di Sepak Bola
Salah satu nama yang sukses sebagai pelatih dan pemain di era sekarang adalah Zinedine Zidane, tak bisa dipungkiri ‘kan, Bung. Nah, dibalik nama tersebut, anak keempatnya rupanya juga bekerja sebagai pesepakbola, yakni Enzo Zidane.
Kala Zidane menukangi Real Madrid, sang anak pernah mencicipi bermain di sana meskipun hanya beberapa saat saja. Sekarang ia sedang dipinjamkan ke Swiss, FC Lausanne-Sport. Berada di bawah nama seorang Zidane adalah hal yang sulit, mungkin saja itu dirasakan oleh Enzo. Terlebih sang ayah sukses di dua dimensi sepak bola sekaligus.
