Di usia Bung yang sekarang, memangnya Bung masih mau menjalani hubungan tanpa tujuan? Selain buang-buang tenaga dan waktu, hubungan semacam itu hanya menyakiti perasaan Bung dan si nona. Karenanya, mulailah untuk memikirkan perkara jenjang selanjutnya, apa lagi kalau Bung sudah cukup lama berpacaran dengan si nona.
Mungkin awalnya si nona tertarik pada Bung karena sikap dan gesture Bung yang menunjukkan sosok laki-laki sejati. Percayalah Bung, yang namanya laki-laki sejati bukan hanya soal fisik yang oke. Sebab ada pertimbangan lain, salah satunya soal ucapan yang bisa dipertanggungjawabkan, itulah yang nantinya akan jadi pembuktian tersendiri untuk Bung.
Kalau Bung Sudah Yakin Untuk Mengajak Si Nona Ke Pelaminan, Maka Berhentilah Mencuri-curi Kesempatan
Yap, yang namanya kesempatan—untuk selingkuh—bisa datang sewaktu-waktu. Bung mungkin merasa punya fisik mumpuni sehingga ingin sekali lagi mencoba cari yang baru. Entah apa pun alasannya, yang namanya selingkuh sebaiknya dihindari ya Bung. Di lain sisi, mungkin Bung dan si nona belum ada ikatan resmi secara hukum dan agama, tapi justru itu, mulailah belajar jaga hati ya Bung. Salah satunya dengan terus konsisten jaga sikap dan jangan curi pandang kesana kemari. Sebagai pihak yang mengajak untuk serius duluan, Bung harusnya bisa memegang teguh ucapan Bung. Itu baru bisa dibilang laki-laki sejati.
Setiap Ucapan adalah Tolok Ukur Kepercayaan. Karenanya, Hindari Mengumbar Janji Manis Belaka ya Bung!
Ada sebuah ungkapan mengatakan kalau kepercayaan pada seseorang ditentukan lewat ucapannya. Apakah ucapan tersebut bisa dipegang atau menguap begitu saja alias hanya bualan semata. Kalau sampai hari ini Bung yang ngakunya mengajak si nona untuk serius tapi justru masih curi pandang saat ada cewek lain lewat, wajar saja jika rasa percaya si nona pada Bung jadi berkurang. Kalau si nona lama-lama sudah tak bisa percaya pada setiap ucapan Bung, ya sudah… jangan sedih kalau dia meninggalkan Bung.
Dengan Menjaga Ucapan dan Konsisten Pada Perkataan, Disitulah Tanggung Jawab Bung Mulai Terlihat
Saat belum resmi menjadi sepasang suami istri, tanggung jawab seorang pria bukan hanya dilihat dari caranya memperlakukan kekasihnya saat mereka sedang bersama. Tapi itu tadi, ucapan pun jadi tolok ukur tersendiri. Ya, ucapan adalah sebuah tanggung jawab. Kalau Bung sudah berikrar A, maka berlakulah A sesuai apa yang Bung ucapkan. Sebab kalau Bung justru melupakan apa saja yang Bung ucapkan atau janjikan, Bung tak ubahnya seperti pembual yang tak punya pendirian. Sementara, si nona jelas berhak mendapatkan pria yang bisa memperlakukannya dengan sebaik mungkin.
