Piawainya permainan para pesepakbola di kancah liga-liga top Eropa, tak selalu berjalan mulus dengan bakal tampilnya dia di Piala Dunia. Ajang empat tahunan ini memang sangat terbuka bagi siapa saja, namun memiliki batasan sekaligus tak gampang untuk di dapatkan oleh sebagian pesepakbola. Buktinya ada beberapa nama-nama jagoan di lapangan hijau yang belum pernah tampil di Piala Dunia, bahkan sampai akhir hayatnya.
Lantaran sepak bola memang sudah jelas bukan permainan yang mengandalkan individu. Tetapi kekompakan tim, kalau hanya mengandalkan individu saja beberapa nama yang disebutkan ini sangat cocok untuk berlaga di Piala dunia. nah daripada bicara panjang lebar lagi Bung, berikut adalah nama-nama pesepakbola berkelas yang tak pernah meninggalkan jejak di Piala Dunia.
Legenda Sayap Setan Merah yang Melesat dan Dipuja Hingga Kini
Wajah yang tampan nan flamboyan, membuat nama George Best masih dikumandangkan oleh beberapa fans Manchester United hingga kini. Tak ada satu pun yang meragukan bakatnya, di usia belia kala memasuki 15 tahun pencari bakat United pun sudah menyematkan stempel “jenius” kepada pesepakbola yang lahir di Irlandia Utara ini. Banyak pula yang mengatakan seandainya ia lahir di tahun 1956 bukan 1946, bisa jadi ia berlaga di Piala Dunia. Lantaran Irlandia Utara lolos ke Piala Dunia tahun 1984.
Membela Manchester United Sepanjang Hayat, Diakui Bakatnya, tapi Tak Pernah Merambah Piala Dunia
Ryan Giggs sangatlah berdedikasi tinggi terhadap Manchester United, Selama karirnya hanya satu klub yang dibela olehnya. Masuk di era 1991 class bersama Setan Merah, bersama David Beckham. Sepanjang karirnya bersama Setan Merah ia memiliki dua trophy Liga Champions dan 13 titel Premier League. Selama 16 tahun pula ia membela panji negaranya, Wales dan tak satu pun kesempatan membawa dirinya ke Piala Dunia.
Sang Maestro Lini Tengah yang Khas dengan Lipatan Kerah
Banyak hal dan peristiwa yang dapat diingat dari Eric Cantona, salah satu yang paling tak basi dibicarakan adalah insiden saat dirinya menendang salah satu fans di Crystal Palace sewaktu membela Setan Merah. Ternyata imbas dari itu semua cukup mempengaruhi karirnya di level internasional. Skorsing dilakukan pada bulan Januari 1995, yang membuat dirinya tak masuk di skuat Euro 1996 kala pelatih Aime Jacquet sedang menyusun kekuatan tim, sehingga muncullah nama Zinedine Zidane.
Sebenarnya Jacquet menunjuk Cantona sebagai kapten tetapi ia masih mendapat skorsing. Justru ketidakhadiran Cantona membuat sang pelatih menemukan racikan terbaiknya hingga mampu membawa Prancis menjuarai Piala Dunia tahun 1998 dan Euro di tahun 2000. Ironis kala Prancis menjadi tuan rumah Piala Dunia 1998, tetapi Cantona tidak dapat merayakan karena tak masuk dalam skuatnya.
Larinya yang Kencang Tak Serta-merta Menyeret Dirinya ke Piala Dunia
Membela tim sekelas Real Madrid dan turut berkontribusi atas empat trophy Liga Champions, membuat kualitas permainan Gareth Bale sangatlah mengensankan. Jauh dari kata remeh, dua final Liga Champions yang dilakoni Real Madrid sangatlah berhutang budi kepadanya karena memiliki andil besar.
Tapi sayang, hingga Piala Dunia 2018, Wales belum bisa menembus Piala Dunia meskipun memiliki pemain bertalenta seperti Gareth Bale. Padahal pada ajang Piala Eropa 2016 Wales mampu menembus sampai babak semifinal. Di usia 28 tahun, masih ada sisa tenaga dari Gareth Bale untuk membawa Wales lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar.
Sudah Berganti Tiga Negara, Piala Dunia Malah Menjauh Darinya
Kalau banyak yang bilang kenapa Real Madrid dapat menjadi jawara Eropa 5 kali berturut-turut di era 1950-an, itu alasanya karena ada Alfredo Di Stefano, lantaran pemain inilah yang diakui sebagai legenda dan selalu memberikan kontribusi nyata sebagai pesepakbola. Skill-nya di era tersebut, mungkin satu langkah lebih maju dari pemain lainnya. Namun, udara Piala Dunia tak pernah dihirupnya.
Tak seperti pemain lain yang gagal membawa negaranya untuk melaju ke pagelaran tersebut, Alfredo justru seperti dijauhi. Sepanjang karirnya ia telah berganti tiga kewarganegaraan. Di tahun 1950 ia membela Argentina yang ternyata memilih absen dalam Piala Dunia. 4 tahun berikutnya ia memilih Kolombia yang apesnya tidak dinyatakan memenuhi syarat oleh FIFA untuk mengikuti turnamen tersebut. Empat tahun kemudia ia memilih Spanyol yang kemudian lolos ke Piala Dunia 1958, tetapi ia malah tertimpa cidera yang membuatnya absen dari Piala Dunia.
