Pergi pagi pulang dini hari, mungkin menjadi satu kalimat yang tepat ditujukan kepada Bung yang selalu lembur demi menyelesaikan pekerjaan. Pekerjaan yang selalu menyita waktu, bahkan dari senin sampai ujung akhir pekan. Bung pun seperti tak punya waktu untuk merasakan kedamaian hari selepas pulang kerja yang bisa bercanda dengan istri, atau pun menikmati secangkir kopi sembari duduk manis diantara bebunyian lagu dari piringan hitam.
“Oh indahnya!” menjadi kalimat yang bisa Bung ucapkan saat jadi saksi mata rekan sejawat tengah bergegas pulang, saat laptop dan tetek bengeknya sudah dibungkus rapi oleh ransel. Sedangkan Bung masih saja berkutat dengan pekerjaan, serasa tidak ada waktu untuk menikmati indahnya setiap pekan. Melihat betapa giatnya Bung, tentu saja teman dan rekan kerja sering meledek dengan kalimat-kalimat sarkas yang terkadang memang nyata dan juga menohok perasaan Bung.
Ketika Sedang Asyik Kerja Lembur, Ada Yang Meledek Tentang Kesehatan
“Lembur mululu, jaga kesehatanmu ya Mas!”
Asyik nggak asyik yang namanya tugas harus dikerjakan, sama halnya ketika bos secara damai memberikan jatah lembur saat waktu sudah mengatakan pulang. Atas nama dedikasi tinggi, Bung coba menikmati setiap lika-liku pekerjaan yang diberikan tanpa mengeluh sama sekali.
Maka tak heran, jika ada salah satu rekan yang menceletuk soal kesehatan. Menurut penelitian yang diungkap American Journal of Epidemiology pada 2012, orang yang bekerja lebih dari 40 jam seminggu beresiko serangan jantung dan stroke. Bisa jadi, celetukan tersebut sekaligus bukti jika rekan sekantor Bung masih baik untuk mengingatkan agar tidak memforsir tenaga berlebihan.
Dianggap Memiliki Banyak Uang Karena Bung Selalu Menyabet Jatah Lemburan
“Pasti duit Bung tak berseri, bahkan mungkin kini sudah menjelma jadi filantrofis,”.
Seiring lembur yang Bung jalani, tentu saja anggapan “budak korporat” sangat melekat manis di telinga. Belum lagi Bung yang selalu menolak ajakan teman dengan alasan lembur dadakan. Langsung didakwa teman sebagai orang yang banyak uang. Karena kerja overtime biasanya memiliki tambahan uang. Namun, itu tidak menandakan Bung banyak uang juga kan? Apabila teman Bung melihat saldo tabungan, pasti dia akan lompat dari gedung tertinggi karena melihat nominal saldo yang diluar ekspetasinya.
Bung Pasti Menjadi Karyawan Terbaik Perusahaan Karena Dedikasi Yang Sangat Tinggi Dan Diagungkan, Sindirnya
“Pasti kantor berhutang besar dengan dedikasi Bung, dan bangga punya karyawan seperti Bung,”
Setiap pekan pasti ada saja jatah lembur yang Bung dapatkan. 1 sampai 2 hari, selalu bekerja semalaman hingga Bung diberikan tepuk tangan oleh beberapa teman karena dedikasi yang bisa dipertanggungjawabkan.
Namun hal itu, itu tidak sepenuhnya dikatakan sebagai bentuk pujian, namun sindiran secara halus lho. Bung pun menangkapnya saat melihat geliat bibir dan gestur yang tidak menunjukkanya sedang kagum dan melontarkan pujian. Mungkin saja teman berbicara seperti itu biar Bung paham bahwa pekerjaan tak selalu menjadi segalanya.
Ketika Bung Sedang Tidak Lembur Justru Dianggap Sebagai Kejanggalan
“Lah, tumben nggak lembur, kamu sakit? Apa udah resign?”
Dari satu bulan yang tersedia lewat empat pekannya adalah sekitar satu pekan Bung terbebas dari yang namanya lembur. Ketika lembur menghilang dari agenda kehidupan Bung, cobalah Bung manfaatkan untuk bermain dengan beberapa kawan atau bertemu pasangan. Namun ketika Bung mengajak, justru mereka menganggap janggal dengan segala keanehan. Hal itu yang membuat Bung bertanya dalam diri, apakah hidupku bakal tergerus tugas kantor sedari dini?
Si Nona Pun Juga Ikut-ikutan Mempertanyakan Status Bung Dalam Pekerjaan
Pelik. Apa lagi pasangan yang kerap dicuekin karena pekerjaan, kemudian jarang bertatap muka karena rumitnya waktu Bung yang selalu lembur setiap akhir pekan. Hingga ia mempertanyakan soal status berpacaran, “Kamu itu pacarnya bos atau aku sih?”. Saat si nona memanjarakan telinga Bung lewat kata-katanya, Bung hanya mendengarkannya dan berintrospeksi diri seraya berujar, “Apakah aku juga tak merasakan jikalau waktuku telah diperkosa oleh pekerjaan begitu lama?”
