Lebih Tahu

Wahai Laki-laki, Atas Dasar Apa Terlintas Menanggalkan Baju Untuk Selfie?

Dari aksi selfie telanjang dada dua politisi yang baru-baru ini meluas. Ada banyak spekulasi yang melintas di pikiram. Mulai dari serangan politik untuk menurunkan dua elektabilitas, sampai isu para politikus yang suka main perempuan kembali “digoreng” dengan pedas.

Penanaman stigma ini, nampaknya terus menguat, apalagi beberapa kasus  sebelum ini sangatlah banyak. Sampai video “wik-wik” yang dilakukan politikus pun juga ada.

Tapi dibalik kemungkinan itu semua, kami mempertanyakan tentang selfie yang dilakukan sambil telanjang. Bagi kami agak tidak keren kalau melakukan selfie sambil telanjang (terutama laki-laki), bahkan melakukan selfie itu sendiri juga tidak keren sih.

Terkecuali ada alasan kuat, seperti untuk memberikan kabar ke orang tua, saudara atau pacar, karena terpisah jarak. Maka melakukan selfie untuk mengobati rasa rindu masih sah-sah saja. Lantas melakukan selfie tentu tak bisa jadi kebiasaan karena itu ada kemungkinan ke arah penyakit bung, yakni penyakit psikologis.

Selain itu, selfie telanjang juga menyasar pada hal-hal miring dan kemungkinan lain loh bung. Berikut ini adalah kemungkinannya.

Salah Tafsir Tentang Si Nona Membuat Bung Tak Malu Selfie Tanpa Busana

Dalam beberapa kasus yang beredar mengapa seseorang bisa selfie tanpa busana karena, salah tafsir akan perlakuan perempuan kepada laki-laki.

Lebih mudahnya, laki-laki itu ke-pede-an dan merasa perempuan  tertarik kepadanya. Kesalahan presepsi seksual ini pun, telah dibuktikan oleh seorang peneliti dari Norwegia, dengan mengatakan kalau tanda-tanda keramahan yang dilakukan perempuan seperti dalam percakapan, tersenyum dan tertawa diinterpretasikan sebagai sebuah ketertarikan seksual oleh laki-laki.

Karena itu, laki-laki pun tak malu mengirim selfie tanpa busana.

Bung Salah Dalam Mengelola Emosional dan Berujung Foto Telanjang Total!

Selain salah mempersepsikan seksual, keliru dalam mengelola emosional juga ditengarai jadi penyebab. Sehingga membuat laki-laki seolah harus menunjukkan aset berharga kepada si nona. Selain itu, ada pula efek dari munculnya aplikasi kencan yang ikut berperan dalam keliru mengola emosi. Para penggunanya pun merasa untuk memunculkan ketertarikan dari saling berkirim foto selfie.

Lantaran saling match  di aplikasi kencan kerap dianggap ada ketertarikan dalam persoalan yang ena-ena, jadi tak salah kalau mengirim foto selfie tanpa busana. Padahal itu tidak sepenuhya terjadi, mungkin di kasus ini birahi menghancurkan emosi dari segala sisi jadi nalarnya menjadi begitu tipis.

Media Sosial Juga Lahan Seseorang Untuk Eksibisionis Guna Pamer Foto Selfie

Orang-orang eksibionis biasa melakukan foto  di tempat publik seperti taman atau kereta bawah tanah. Namun, setelah munculnya media sosial, dianggap sebagai salah satu wadah untuk pamer foto selfie telanjang bung.

Justin Lehmiller, seorang mahasiswa S-3 dari Harvard Unversity juga coba menguraikan tentang hobi selfie tak berbusana. Menurutnya hal ini makin diperparah dengan kondisi seseorang yang sulit membentuk hubungan fungsional bung, dan berpikir kalau foto telanjang adalah demi mendapatkan keintiman dengan seseorang.

Melakukan Selfie Apalagi Tanpa Busana pun Dianggap Tak Baik Secara Spesifik Untuk Laki-laki

Jesse Fox, asisten profesor dari Ohio State University pada Januari 2015 melakukan penelitian secara spesifik terhadap laki-laki. Penelitian tersebut mengatakan kalau laki-laki dianggap tak baik bahkan buruk untuk mengunggah foto selfie mereka di Instagram dan Facebook.

Lebih buruk lagi, jika mereka melakukan edit terhadap muka mereka sendiri sebelum mengunggahnya. Dan itu pun buruk bagi mereka yang melihatnya lho. Jadi tak telanjang saja sudah jadi hal buruk, apalagi telanjang.

CNN Indonesia dalam tulisan “Wahai Lelaki, Kenapa Selfie”, mengatakan kalau laki-laki yang mengunggah hasil swafoto ke medsos berkali-kali memiliki skor tinggi untuk kepribadian narsistik dan psikopat bung! bahkan bisa lebih tinggi kalau mereka mengeditnya.

Berpikir Sebelum Bertindak Jangan Sampai Bung Menyesal Mendadak

Berbuat tanpa fikir panjang ternyata dapat berbuah kesialan. Ya, kami anggap apa yang dilakukan para politisi itu sial atau apes, mereka menganggap apa yang mereka lakukan itu aman dan tidak ada yang tahu.

Namun, entah bagaimana cerita, bentuk selfie telanjang itu terbongkar, meskipun ada yang mengaku dan ada yang merasa itu hoax, tetap saja bentuk swafoto tanpa busana, apalagi dilakukan oleh laki-laki adalah hal yang aneh dan patut dipertanyakan tentang tujuannya.

Mungkin empat point di atas bisa menjawab, dan kami sini mengingatkan bahwa sebagai laki-laki jangan terlalu pede untuk telanjang sambil selfie. Karena itu tidak ada unsur manly sama sekali bung. Laki-laki dikenal karena kerja keras dan unjuk gigi (dalam berbagai hal) bukan malah menanggalkan baju terus selfie.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Tahu

Wajah Tampan Berdampak Sulit Cari Kerjaan

Banyak yang berpikir dikaruniai wajah tampan dapat dimudahkan segala urusan. Tentu saja bukan urusan asmara. Tapi urusan yang lebih pelik seperti urusan birokrasi, yang terkenal dengan lika-liku rumit. Si tampan bisa menyelesaikan dengan mudah. Seolah dapat hak istimewa dengan didahulukan pengurusannya. Akan Tetapi, segala kemudahan itu tidak dirasakan saat dia membangun karir atau bekerja.

London Business School melakukan sebuah studi, yang menyatakan ketampanan atau kegantengan laki-laki membuat karir mudah terancam! Wajah tampan dianggap “ancaman” bagi atasan laki-laki! hingga berisiko tidak dapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuan saat kerja.

London Business School yang berkolaborasi dengan peneliti dari University of Maryland. Mengumpulkan eksperimen dari empat kantor yang berada di Amerika Serikat serta Inggris. Men’s Health, juga mengatakan kalau antar laki-laki biasanya memperhitungkan seberapa menarik kandidat dan jenis pekerjaan yang dilamar. Apabila membutuhkan bakat individual (seperti sales atau investment banking) kemungkinan besar akan ditolak. Justru para laki-laki tampan dan menarik kemungkinan besar bekerja dalam bidang peran performa tim yang dihitung. Jadi, bukan menonjolkan bakat individu.

Dengan banyak perusahaan yang melibatkan karyawan dalam proses rekrutmen, poin penting ini harus diperhatikan. Kesadaran bahwa perekrutan dipengaruhi oleh hubungan kerja potensial dan kecenderungan stereotip dapat membantu organisasi meningkatkan proses seleksi mereka,” kata Prof Sun Young Lee, ketua peneliti dari University of Maryland.

Menjadi laki-laki tampan adalah berkah. Ketika semua urusan bisa terselesaikan dengan mudah. Tapi itu semua sirna saat melamar kerja. Apakah bung mengalaminya?

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Keren

Agar Tak Menanggung Malu Karena Lupa Cukur Bulu Hidung

Penampilan tak hanya sebatas pakaian, celana sampai sepatu, persoalan bulu hidung dan telinga tak boleh luput perhatian. Rambut-rambut kecil ini memiliki fungsi menyaring partikel dari debu dan patogen, supaya membantu seseorang dalam kesehatan yang lebih baik. Namun hal ini mengganjal sebagai penampilan apabila bulu-bulu tersebut ke luar dari ring telinga dan kuping, tentu saja dilihat sebagai yang janggal bagi orang lain bahkan terkesan menggelikan.

Salah satu tindakan yang pasti dilakukan adalah dengan mencukur. Ini merupakan hal normal kok, lagi pula pasangan bahkan si Nona yang sedang bung dekati pasti akan risih melihat ini. Bayangkan saja saat bung berbicara dekat dengan nona, tiba-tiba ia menjauh dan fokus ke arah bulu hidungmu, tidakkah itu membuat bung malu? cara menghilangkan rambut-rambut kecil ini perlu perawatan. Perawatan yang baik dan bersih, sekaligus tidak glamor.

Gapai Gunting Kecil dan Cukur Daerah yang Tergapai

Cara untuk memangkas rambut-rambut kecil yang mengganggu adalah dengan mengambil gunting kecil yang bisa tergapai. Karena rambut kecil ini memiliki manfaat, jadi jangan mencukur terlalu dalam, sekiranya bung cukur yang terlihat dari luar saja. Caranya sih simple, pegang gunting di satu tangan dan gunakan cermina pembesar di tangan lainnya untuk melihat lebih dekat. Hindari godaan untuk mencukur terlalu dalam karena fungsi rambut kecil ini ada manfaatnya.

Bisa Juga Dengan Pisau Cukur Listrik Namun dengan Pisau Khusus

Kalau bung merasa bulu hidung atau kuping cepat tumbuh dan tebal, cobalah berinvestasi dengan pemangkas berkualitas atau pisau cukur listrik. Karena dapat mencukur sampai ke akarnya. Tapi harus hati-hati jangan memaksa mencukur terlalu dalam ikuti petunjuk yang terdapat di perangkat tersebut, dan bung harus bisa menilai apakah ini terasa nyaman atau tidak dengan cukurannya.

Ingat, Menghilangkan Rambut-Rambut Kecil di Hidung dan Telinga ada Risiko Peradangan!

Ini alasannya kenapa kami bilang menghilangkan rambut-rambut kecil ini  butuh perawatan. Lantaran metode apapun yang dilakukan, mencukur rambut kecil itu membuka pori-pori dan menempatkan diri pada risiko peradangan atau infeksi. Jadi gunakan alat bersih, kemudian alihkan alat yang memungkinkan saat berpindah dari telinga ke telinga atau dari telinga ke hidung. Alasannya untuk mencegah kontaminasi dan akan melokalisasi infeksi ke satu area, jika memiliki infeksi kami sarankan langsung ke dokter ya bung.

Apabila Terinfeksi, Tenang dan Tangani

Meskipun telinga dan hidung bagus saat mencegah infeksi, tetapi itu tidak berarti saat terinfeksi tidak dapat meningkat dengan cepat dan menyakitkan loh! apabila tanda peradangan di bagian ini sudah muncul harus ditangani dengan cepat. Rongga telinga dan hidung memang terkenal menciptakan berbagai macam gejala, seperti sakit telinga dapat dianggap sebagai sakit gigi. Kemudian infeksi sinus yang menyakitkan itu, dapat dianggap sebagai migrain. Jadi saat infeksi terjadi tenang dan tangani.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Keren

Berpakaian Sesuai Umur Agar Pesona Tak Lekas Luntur

Pernah melihat seseorang tidak pantas mengenakan pakaian tertentu karena mereka terlalu tua? kalau iya, berarti bung dihadapkan oleh salah satu contoh kalau berpakaian itu harus sesuai umur. Yap, setiap pakaian dibentuk tentu memiliki tujuan pasar yang ingin dirangkul, bisa anak-anak, remaja atau orang dewasa. Maka ada suatu anomali apabila pakaian anak-anak dikenakan oleh orang dewasa.

Di sisi lain ada yang berpendapat kalau orang tua memakai pakaian anak remaja bakal terlihat lebih muda. Padahal tidak juga, sesungguhnya anggapan itu lahir dari sebuah standar ganda. Kebetulan saja yang mengenakan pakaian tersebut adalah orang tua yang tampan maka pujian itu datang. Kalau orang tuanya biasa (Re : tidak ganteng) saja pasti anggapan itu tidak muncul ke permukaan. Pesona terpancar lewat persona, termasuk pakaiannya. Maka dari itu berpakaian lah sesuai umur agar pesona tidak luntur.

Ketahui Sebuah Brand Pakaian, Cari yang Sesuai Dengan Usia Bung Sekarang

Beragam jenis brand pakaian atau toko pakaian mendunia ternyata terbagi-bagi dalam kategori usia. Sebut saja H&M, Zara dan Topman yang cocok dikenakan di usia 20 dan 30-an. Karena secara gaya tidak terlalu muda, dan juga tidak terlalu tua. Namun makin usia bertambah, bung tak lagi cocok mengenakan brand tersebut. Sebut saja ketika sudah menginjak usia kepala 4 atau kepala 5, pilihan pakaian semakin sedikit seperti Uniqlo, Gap, J.crew, Ralph Lauren dan Suitsupply. Detail pemetaannya seperti tertera di bawah ini.

Maka dari itu bung harus mulai mengetahui tentang toko-toko pakaian populer, apakah mereka mempunyai katalog untuk usia bung atau tidak. Kalau berbicara usia, usia 20-an adalah usia terbebas dalam mengenakan pakaian apa saja. Lantaran hampir toko pakaian populer menyediakan katalog bagi mereka yang sedang tumbuh dewasa.

Jangan Terpaku Merek, Cari yang Berkualitas dengan Harga Pas

Ketika pakaian menyesuaikan usia, tentu memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam membelinya. Mulai dari memilih gaya, merek sampai motif, tapi hal utama yang harus didahulukan adalah kualitas. Seperti kualitas kain, memiliki daya tahan yang lebih baik dan pas dipakai. Karena percaya atau tidak, seiring bertambahnya usia seperti kepala 3 ke atas, investasi dalam pakaian adalah hal penting. Dengan mencari pakaian berkualitas yang dapat bertahan selama bertahun-tahun. Kalau mereka yang baru menapaki usia 20-an cenderung santai dan tidak khawatir akan kualitas. Seiring berjalannya waktu gaya dapat berubah dan selera  pun berubah.

Merambah Hal yang Antik Dengan Bung Mencari Barang Klasik

Membeli barang-barang klasik juga bagian dari peningkatan pesona sesuai usia. Terlebih, barang klasik selalu terlihat menarik. Mau bung sekarang menginjak usia kepala 2, kepala 3 atau selebihnya masih cocok untuk mengenakannya. Penampilan dapat meningkat kalau mengenakan barang klasik seperti  jins dark wash,  pakaian polos bewarna dasar hitam dan putih, sepatu kulit sederhana, jaket denim sampai jam tangan ciamik.  Jadi biarpun era semakin modern, hal klasik dan lawas masih pantas dijadikan barang pentas.

Jangan Ketinggalan Zaman, Perhatikan Tren Agar Makin Keren

Meskipun hal klasik menarik dikenakan serta membuat seseorang terlihat lebih unik. Tren tetap tidak boleh dilupakan, tren harus diikuti dan diperhatikan, bisa saja hal klasik kemudian bangkit karena berawal dari tren yang berkembang jaman sekarang. Maka dari itu perkembangan tren harus diikuti karena bisa memompa gaya setiap orang. Bung tak boleh egois dengan menutup mata dengan tren zaman sekarang dan bangga terjebak akan kebiaasaan.

Berani Berkesperimen Dengan Mencoba Hal Baru

Jangan mau terus-terusan bermain aman, seperti mengenakan kaos, jeans dan sneakers. Lama-lama itu membosankan! selagi masih pantas berkespresi, jangan pernah takut akan hal-hal baru. Siapa tahu justru bung malah menemukan formula ciamik berpakaian untuk pribadi. Mulai berkunjung ke toko perbelanjaan yang belum pernah dikunjungi, kemudian coba ambil sepasang sepatu dan jeans. Bercerminlah, apakah terlihat segar secara tampilan atau malah usang tak karuan.

 

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top