Berpacaran bukanlah jalan tol yang lenggang, suatu kali bung mungkin akan menghadapi yang namanya peertentangan dan cekcok kecil-kecilan. Dan alasannya bisa jadi bukan karena keadaan, tetapi karena cara berhubungan yang salah tapi tetap dipertahankan.
Saat bung menjalin hubungan, memang tidak ada bayangan bakal melakukan apa dan berbuat seperti apa. Paling, bung bakal menjalaninya seperti orang normal. Berbagi perhatian, menjaga komitmen dan tetapi berkomunikasi. Simple kan?
Namun, dibalik berhubungan antara bung dengan nona yang katanya normal. Bisa saja ada salah kaprah dalam implementasinya. Mungkin berat sepihak atau bisa saja berpasangan tapi rasanya seperti sendirian. Kalau berpacaran seperti ini jelas menyusahkan, jadi lebih baik sendiri dari pada berpasangan kan?
Agar tak terjebak lebih lama, bung perlu lihat kira-kira apa sebabnya?
Daripada Si Nona, Bung Jadi Pihak yang Lebih Peduli Atas Hubungan yang Sedang Dijalani
Sejatinya orang berpacaran adalah proses timbal balik dan saling dirasakan satu sama lain. Tetapi kalau yang dirasakan hanya berat di satu sisi saja, rasanya hubungan enggan untuk bertahan lama. Bung lebih peduli kepada nona, seperti terus memberikan perhatian padahal meeting sedang berjalan.
Akan tetapi anehnya si nona tidak memberikan sebaliknya, ia bahkan lebih asik dengan dunia dan temannya ketimbang bung sebagai pasangannya. Ketidakseimbangan hubungan jelas membuat hubungan bung berada di tahap was-was. Dan tipe hubungan seperti ini rasanya sangat riskan untuk berjalan dan dapat putus ditengah jalan.
Hanya Cinta Karena Fisik Bukan Karena Sikapnya yang Baik
Fisik memang tak dapat ditampik, yang menarik selalu menjadi pilihan dan tak bakal terusik. Tetapi fisik tidak akan abadi bung, karena fisik dapat berubah seiring berjalan waktu. Mungkin nona yang bung kagumi dan cintai sekarang masih terlihat matang secara penampilan, tapi 20 tahun kemudian? siapa yang dapat menjanjikan kalau ia bakal terus menawan? Bisa jadi bung malah kepincut kembang dewasa atau gadis yang masih perawan nantinya. Dan nona? bakal tutup buku dalam kamus asmara.
Berhubungan Atas Dasar Kasihan, Memangnya Pasanganmu Gelandangan?
Mungkin bung yang berpacaran dengan tipe seperti ini termasuk dalam kategori orang-orang yang baik, dan orang yang selalu siap menolong siapa pun dalam kondisi apa pun. Termasuk terhadap pasangan sendiri. Bung tidak bisa membedakan antara simpati dengan cinta, sehingga nona yang sedang bercerita kalau hidupnya berantakan atau disakiti oleh laki-laki di luar sana membuat bung iba.
Lalu tanpa sadar, berniat menolong hidupnya dari jeratan asmara. Bung sangat mulia, tapi hubungan ini paling hanya bertahan sebentar saja. Karena tipe berhubungan seperti ini tidak ada rasa cinta, hanya diselimuti rasa iba, simpati dan kasihan. Kalau bung sudah membuatnya bahagia? apakah tak mungkin bung bakal pergi meninggalkannya?
Tak Bisa Meninggalkan Karena Kebaikan, Tetapi Tak Yakin Secara Keseluruhan
Tak ada seseorang yang tidak mendambakan mendapatkan pasangan yang baik. Apalagi pasangan yang baik dalam kategori istri idaman, bisa jadi membuat bung berfikir dua kali untuk meninggalkannya. Apalagi mencari pengganti. Sehingga bung rela mempertahankan untuk berhubungan meskipun bung merasa tidak srek soal penampilan.
Kalau hanya menonjolkan satu sisi saja jelas tidak bakal bertahan. Karena dalam berhubungan ada unsur saling mencintai satu sama lain, kalau bung merasa takut meninggalkan karena takut tidak dapat seseorang yang baiknya seperti nona, itu adalah hal yang salah.
Dibutakan Cinta Padahal Hati Seringkali Tersiksa
Kalau tipe yang satu ini mungkin bung sudah termasuk dalam kategori laki-laki bucin atau budak cinta . Sehingga bung disuruh apa saja, selalu mengiyakan dan tidak bisa menolak. Bahkan nona kerap kali kepergok jalan dengan laki-laki lain, namun bung selalu memaafkan karena rasa sayang dan takut kehilangan.
Mungkin pada awalnya bung bisa untuk mempertahankan tetapi untuk kedepannya? siapa yang bisa menjamin bung? Sikap bung yang demikian, ibarat bom waktu yang dapat meledak kapan pun. Ketika bung sudah merasa cukup “dibodohi” otomatis bung bakal emosi. Setelah 2-3 bulan berpisah bung bakal sadar, kalau mempertahankan hubungan seperti ini adalah hal bodoh yang bung pernah lakukan.
