Dalam permainan sepakbola, gol adalah sebuah elemen penting. Tak hanya penentu kemenangan, gol pun bisa jadi sarana para pemain berekspresi dalam menyuarakan keberhasilan lewat selebrasi. Tidak hanya merayakan suatu keberhasilannya dalam berupaya menjebol gawang lawan. Tetapi selebrasi pun kadang “berbau” akan macam hal yang sedang terjadi.
Striker Sevilla musim 2008/2009, Frederic Kanoute pernah berselebrasi dengan membentangkan baju bertuliskan Free Palestine, pada laga melawan Deportivo La Coruna di laga lanjutan La Liga. Hal tersebut disuarakan oleh Kanoute sebagai bentuk kepedulian sekaligus keprihatinan yang menimpa negara Palestina.
Ada juga Paolo Di Canio, yang Sempat diancam bakal dicekal untuk selamanya oleh FIFA, karena melakukan selebrasi salute Nazi pada laga Derby saat ia membela Lazio kala menjamu AS Roma di musim 2004/2005. Dari dua contoh tersebut kita dapat melihat kalau selebrasi dalam sepak bola ternyata mempunyai makna yang tersirat di dalamnya. Tak hanya sebagai ungkapan syukur, tetapi juga bentuk protes, dan hal lainnya, khususnya selebrasi sebagai corong untuk bersuara.
Josh Harrop
Laga Manchester United melawan Crystal Palace di pekan terakhir Premier League Musim 2016/2017 adalah laga yang sangat berkesan bagi pemain mudanya saat itu, Josh Harrop. Pemain yang saat ini berusia 22 tahun sukses mencetak gol debut bersama Setan Merah dan melakukan selebrasi dengan gaya orang menelepon seusai mencetak gol. Makna gol tersebut ternyata ditujukan kepada rekan satu timnya di skuat junior, Kieran O’Harra, yang juga melakukan selebrasi yang sama saat mencetak hattrick ke gawang Tottenham Hotspur saat memperkuat skuat junior United.
Bermain di AC Milan sebagai status pemain pinjaman dari Atalanta, dimanfaatkan oleh pemain asal Pantai Gading, Fracnk Kessie, di musim panas 2017. Vicenzo Montella yang saat itu menjabat sebagai pelatih langsung menunjuk dirinya sebagai pemain andalan.
Kessie pun berhasil membayar kepercayaan dengan mencetak dua gol dan satu assist. Ia pun sukses mencetak gol saat timnya mengalahkan SPAL dengan skor 2-0. Selebrasi hormat yang dilakukan Kessie ternyata memiliki makan sebagai bentuk penghormatan bagi sang ayah yang sudah meninggal dunia sejak dirinya berusia 11 tahun.
Gabriel Jesus
Pemain kelahiran Brasil, semakin membuktikan bahwa Brasil tak pernah miskin talenta dalam dunia sepak bola. Di musim dingin 2017, ia pun didatangkan untuk memperkuat Manchester City dengan penampilan yang gemilang di lini depan. Di musim tersebut, 15 laga telah berjalan, 12 gol berhasil disarangkan, uniknya gaya selebrasinya selayaknya orang menelepon. Banyak yang mengira ini sindiran untuk mantan kekasih, ternyata tidak. Gaya tersebut sebagai bentuk ungkapan kerinduan Gabriel Jesus akan ibunya.
Paulo Dybala
Bintang Juventus asal Argentina ini memiliki selebrasi yang sudah dikultuskan namanya, yakni Dybala Mask. Gaya selebrasinya pun cukup viral di media sosial. Ketika ditanya, ternyata Dybala mengaku bahwa selebrasi tersebut terinspirasi dari topeng Gladiator. Ia pun menuturkan saat berjuang terkadang kita harus memakai topeng layaknya prajurit agar menjadi lebih kuat, tetapi senyuman tak boleh jadi hal yang terlupakan.
Lionel Messi
Musim lalu pada laga El Classico, Real Madrid harus bertekut lutut (kembali) oleh Barcelona. Lionel Messi tentu saja menjadi creator dan motor serangan sekaligus aktor dalam meluluhlantakkan permainan dari Real Madrid. Pertandingan yang berakhir 3-2 tersebut didapatkan Barcelona setelah Messi mencetak gol di menit akhir. Selebrasinya membentangkan baju yang digenggam menjadi pertanda ekspresi kemarahan Messi sebagai pemain yang sering dilanggar dalam laga tersebut.
