Kisah

Tak Selamanya Belanja Pemain Mahal Sepadan Dengan Prestasi Bung

Belanja jor-joran pemain handal ditengarai dapat menjadi solusi untuk memperbaiki kondisi sebuah tim. Namun hal tersebut tidak selamanya berjalan praktis, seolah teori tersebut bisa memunculkan dua kemungkinan, yaitu berhasil atau gagal. Terlebih lagi bagi tim-tim medioker yang kerap kali empot-empotan untuk bersaing dengan tim besar di segala kompetisi. Hukum alam nampaknya berlaku juga di dunia sepak bola.

Meskipun ada lagi opsi lainya dengan mencari bibit unggul yang dipoles matang di akademi, guna menaikkan level sang pemain agar mampu bersaing secara ketat. Tetapi godaan investor atau yang disebut sugar daddy, selalu menggoda sebuah tim, terutama tim medioker, atau yang sedang sulit secara finansial yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan tim superior secara praktis. Tetapi hal tersebut tidak selalu sejalan dengan prestasi. Buruknya lagi, kedatangan pemain-pemain top dan berkelas tidak mudah untuk disatukan sebagai sebuah tim menjadi satu ganjalan tersendiri.

Valencia Menjajal Strategi Invetasi Pemain Besar-Besar, Tetapi Hasil yang Diraih Malah Kecil-Kecilan

Tim yang berlambang kelalawar ini pernah mencicipi kesuksesan di tahun 2000-an awal. Bahkan sempat melaju ke partai final Liga Champions di tahun 1999. Sayang tim sekelas Real Madrid harus menghancurkan mimpi tersebut lewat lesatan Raul Gonzalez. Singkat cerita ke musim 2015/2016, Valencia kedatangan ayah baru bernama Peter Lim yang coba menjalankan teori belanja pemain berbuah prestasi.

Beberapa nama seperti Andre Gomes, Joao Cancelo, Rodrigo, Alvaro Negredo didatangkan ke Valencia belum lagi kiper Brighton dan Hove Albion, Mathew Ryan bergabung dengan Valencia dari Club Brugge, Santi Mina dari Celta Vigo, Zakaria Bakkali dari PSV, Danilo dan Aderlan Santos dari Braga, dan Aymen Abdennour dari AS Monaco. Dengan total pembelanjaan yang mencapai € 131m ternyata hasil diraih adalah urutan 12 di La Liga Spanyol, tersingkir di babak penyisihan grup Liga Champions sekaligus kalah agregat 8-1 dari Barcelona di Piala Liga. Jelas saja hal ini menjadi pembelanjaan yang sia-sia bagi Peter dan Valencia.

Menjual Pemain Anyar Untuk Mendapatkan Pemain yang Lebih Menjanjikan

Everton dalam beberapa tahun belakangan menjadi tim medioker yang mampu menjegal tim besar. Di tahun 2014, The Toffes hampir saja masuk ke Liga Champions, sayang ia hanya mampu finish di peringkat ke-5 sampai dengan akhir musim. Tak mau lagi terulang dengan kesialan yang sama, di musim ini sang striker asal Belgia dilego ke Manchester United dengan harga £ 75.

Tanpa pikir panjang lagi, hasil penjualan pun dijadikan pengeluaran untuk membangun tim dengan merekrut beberapa pemain seperti Gylfi Sigurdsson, Michael Keane, Jordan Pickford, Davy Klaassen,dan Sandro Ramirez. Sekaligus memulangkan si anak hilang, Wayne Rooney, dan memboyong pemain tercepat, Theo Walcott.

Lagi-lagi, hasil yang diraih belum menjadi timbal balik sepadan. Dari 30 pertandingan yang dijalani Everton sementara hanya menduduki peringkat 9 dengan 10 kali kemenangan, 13 kali kekalahan, dan 7 kali imbang. Bahkan, mereka harus legowo karena di bawah tim sekelas Leicester City, dan juga Burnley.

Ketika Liverpool Mencoba Gas Pol Tetapi Prestasi Tetap Nol

Seketika Liverpool yang kerap menjadi bahan olokan dan cibiran di media sosial, hampir saja menjadi jawara Liga Inggris musim 2013-2014.  Namun sayang, beberapa kesialan atau memang bukan rezekinya Liverpool membuatnya gagal total. Padahal tangga juara sepertinya sudah melenggang halus bak kain sutra. Sampai-sampai muncul foto di Twitter, supporter Liverpool yang mencetak kaos “Liverpool Champions Premier League 2013-2014” secara optimis.

Gagal juara mungkin bisa diraih di tahun berikutnya, tetapi striker tajam milik The Reds, Luis Suarez, memutuskan pindah ke Barcelona. Sama seperti Everton, hasil penjualannya pun dibelanjakan dengan mendatangkan Rickie Lambert, Adam Lallana, Dejan Lovren, Emre Can, Lazar Markovic, Alberto Moreno, Divock Origi Lille, Javier Manquillo dipinjam dari Atletico Madrid, dan yang paling terkenal, Mario Balotelli dari AC Milan. Ya setali tiga uang dengan Everton, di musim 2014-2015 Liverpool hanya finis diperingkat keenam. Sakitnya lagi, laga terakhir menghadapi Stoke City harus diakhiri dengan kekalahan 1-6.

Mungkin Tottenham Belum Bisa Membuka Mata Liverpool Dan Everton Sebagai Pembelajaran

Sebelum Everton dan Liverpool yang memutuskan belanja pemain secara jor-joran, Tottenham lah yang pertama kali mempraktekkan. Setelah mejual Gareth Bale ke Real Madrid dengan biaya selangit, yakni £ 85 juta, Tottenham memutuskan memboyong tujuh pemain ke White Hart Lane. Paulinho, Nacer Chadli, Roberto Soldado, Etienne Capoue, Vlad Chiriches, Christian Eriksen, dan Erik Lamela adalah pemain yang didatangkan.

Agar makin matang, juru gedor baru pun didatangkan yakni Andre Villas-Boas yang di akhir musim 2013-2014 harus dipecat lantaran prestasi yang dihadirkan tak sesuai keinginan. Parahnya lagi tim yang baru dibangun tersebut dibantai habis oleh Liverpool, Manchester City, Chelsea, sampai West Ham. Meski dari hasil memalukan tersebut, Tottenham akhirnya menyelesaikan musim itu di posisi ke-6.

AC Milan Hampir Bernasib Sama Dengan Tim Liga Inggris Lainnya

Kedatangan pemilik baru asal Tiongkok dimanfaatkan tim yang tujuh kali juara Eropa tersebut dengan belanja pemain. Nama-nama matang seperti Leonardo Bonucci, Andre Silva, Hakan Calhanoglu, Mateo Musacchio, Ricardo Rodriguez, Lucas Biglia, Andrea Conti, Franck Kessie, Fabio Borini, dan Nikola Kalinic pun jadi penghuni baru. Pada pertengahan musim Milan pun sudah terseok-seok dalam melakoni Liga Italia, sampai bongkar pasang pelatih pun dilakukan. Untungnya mantan pemain Gennaro Gattuso, mampu menyelamatkan Milan dengan perlahan meraih kemenangan dan merangsek naik ke urutan 6 dibawah tim sekota Inter Milan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Tahu

Wajah Tampan Berdampak Sulit Cari Kerjaan

Banyak yang berpikir dikaruniai wajah tampan dapat dimudahkan segala urusan. Tentu saja bukan urusan asmara. Tapi urusan yang lebih pelik seperti urusan birokrasi, yang terkenal dengan lika-liku rumit. Si tampan bisa menyelesaikan dengan mudah. Seolah dapat hak istimewa dengan didahulukan pengurusannya. Akan Tetapi, segala kemudahan itu tidak dirasakan saat dia membangun karir atau bekerja.

London Business School melakukan sebuah studi, yang menyatakan ketampanan atau kegantengan laki-laki membuat karir mudah terancam! Wajah tampan dianggap “ancaman” bagi atasan laki-laki! hingga berisiko tidak dapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuan saat kerja.

London Business School yang berkolaborasi dengan peneliti dari University of Maryland. Mengumpulkan eksperimen dari empat kantor yang berada di Amerika Serikat serta Inggris. Men’s Health, juga mengatakan kalau antar laki-laki biasanya memperhitungkan seberapa menarik kandidat dan jenis pekerjaan yang dilamar. Apabila membutuhkan bakat individual (seperti sales atau investment banking) kemungkinan besar akan ditolak. Justru para laki-laki tampan dan menarik kemungkinan besar bekerja dalam bidang peran performa tim yang dihitung. Jadi, bukan menonjolkan bakat individu.

Dengan banyak perusahaan yang melibatkan karyawan dalam proses rekrutmen, poin penting ini harus diperhatikan. Kesadaran bahwa perekrutan dipengaruhi oleh hubungan kerja potensial dan kecenderungan stereotip dapat membantu organisasi meningkatkan proses seleksi mereka,” kata Prof Sun Young Lee, ketua peneliti dari University of Maryland.

Menjadi laki-laki tampan adalah berkah. Ketika semua urusan bisa terselesaikan dengan mudah. Tapi itu semua sirna saat melamar kerja. Apakah bung mengalaminya?

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Keren

Agar Tak Menanggung Malu Karena Lupa Cukur Bulu Hidung

Penampilan tak hanya sebatas pakaian, celana sampai sepatu, persoalan bulu hidung dan telinga tak boleh luput perhatian. Rambut-rambut kecil ini memiliki fungsi menyaring partikel dari debu dan patogen, supaya membantu seseorang dalam kesehatan yang lebih baik. Namun hal ini mengganjal sebagai penampilan apabila bulu-bulu tersebut ke luar dari ring telinga dan kuping, tentu saja dilihat sebagai yang janggal bagi orang lain bahkan terkesan menggelikan.

Salah satu tindakan yang pasti dilakukan adalah dengan mencukur. Ini merupakan hal normal kok, lagi pula pasangan bahkan si Nona yang sedang bung dekati pasti akan risih melihat ini. Bayangkan saja saat bung berbicara dekat dengan nona, tiba-tiba ia menjauh dan fokus ke arah bulu hidungmu, tidakkah itu membuat bung malu? cara menghilangkan rambut-rambut kecil ini perlu perawatan. Perawatan yang baik dan bersih, sekaligus tidak glamor.

Gapai Gunting Kecil dan Cukur Daerah yang Tergapai

Cara untuk memangkas rambut-rambut kecil yang mengganggu adalah dengan mengambil gunting kecil yang bisa tergapai. Karena rambut kecil ini memiliki manfaat, jadi jangan mencukur terlalu dalam, sekiranya bung cukur yang terlihat dari luar saja. Caranya sih simple, pegang gunting di satu tangan dan gunakan cermina pembesar di tangan lainnya untuk melihat lebih dekat. Hindari godaan untuk mencukur terlalu dalam karena fungsi rambut kecil ini ada manfaatnya.

Bisa Juga Dengan Pisau Cukur Listrik Namun dengan Pisau Khusus

Kalau bung merasa bulu hidung atau kuping cepat tumbuh dan tebal, cobalah berinvestasi dengan pemangkas berkualitas atau pisau cukur listrik. Karena dapat mencukur sampai ke akarnya. Tapi harus hati-hati jangan memaksa mencukur terlalu dalam ikuti petunjuk yang terdapat di perangkat tersebut, dan bung harus bisa menilai apakah ini terasa nyaman atau tidak dengan cukurannya.

Ingat, Menghilangkan Rambut-Rambut Kecil di Hidung dan Telinga ada Risiko Peradangan!

Ini alasannya kenapa kami bilang menghilangkan rambut-rambut kecil ini  butuh perawatan. Lantaran metode apapun yang dilakukan, mencukur rambut kecil itu membuka pori-pori dan menempatkan diri pada risiko peradangan atau infeksi. Jadi gunakan alat bersih, kemudian alihkan alat yang memungkinkan saat berpindah dari telinga ke telinga atau dari telinga ke hidung. Alasannya untuk mencegah kontaminasi dan akan melokalisasi infeksi ke satu area, jika memiliki infeksi kami sarankan langsung ke dokter ya bung.

Apabila Terinfeksi, Tenang dan Tangani

Meskipun telinga dan hidung bagus saat mencegah infeksi, tetapi itu tidak berarti saat terinfeksi tidak dapat meningkat dengan cepat dan menyakitkan loh! apabila tanda peradangan di bagian ini sudah muncul harus ditangani dengan cepat. Rongga telinga dan hidung memang terkenal menciptakan berbagai macam gejala, seperti sakit telinga dapat dianggap sebagai sakit gigi. Kemudian infeksi sinus yang menyakitkan itu, dapat dianggap sebagai migrain. Jadi saat infeksi terjadi tenang dan tangani.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Keren

Berpakaian Sesuai Umur Agar Pesona Tak Lekas Luntur

Pernah melihat seseorang tidak pantas mengenakan pakaian tertentu karena mereka terlalu tua? kalau iya, berarti bung dihadapkan oleh salah satu contoh kalau berpakaian itu harus sesuai umur. Yap, setiap pakaian dibentuk tentu memiliki tujuan pasar yang ingin dirangkul, bisa anak-anak, remaja atau orang dewasa. Maka ada suatu anomali apabila pakaian anak-anak dikenakan oleh orang dewasa.

Di sisi lain ada yang berpendapat kalau orang tua memakai pakaian anak remaja bakal terlihat lebih muda. Padahal tidak juga, sesungguhnya anggapan itu lahir dari sebuah standar ganda. Kebetulan saja yang mengenakan pakaian tersebut adalah orang tua yang tampan maka pujian itu datang. Kalau orang tuanya biasa (Re : tidak ganteng) saja pasti anggapan itu tidak muncul ke permukaan. Pesona terpancar lewat persona, termasuk pakaiannya. Maka dari itu berpakaian lah sesuai umur agar pesona tidak luntur.

Ketahui Sebuah Brand Pakaian, Cari yang Sesuai Dengan Usia Bung Sekarang

Beragam jenis brand pakaian atau toko pakaian mendunia ternyata terbagi-bagi dalam kategori usia. Sebut saja H&M, Zara dan Topman yang cocok dikenakan di usia 20 dan 30-an. Karena secara gaya tidak terlalu muda, dan juga tidak terlalu tua. Namun makin usia bertambah, bung tak lagi cocok mengenakan brand tersebut. Sebut saja ketika sudah menginjak usia kepala 4 atau kepala 5, pilihan pakaian semakin sedikit seperti Uniqlo, Gap, J.crew, Ralph Lauren dan Suitsupply. Detail pemetaannya seperti tertera di bawah ini.

Maka dari itu bung harus mulai mengetahui tentang toko-toko pakaian populer, apakah mereka mempunyai katalog untuk usia bung atau tidak. Kalau berbicara usia, usia 20-an adalah usia terbebas dalam mengenakan pakaian apa saja. Lantaran hampir toko pakaian populer menyediakan katalog bagi mereka yang sedang tumbuh dewasa.

Jangan Terpaku Merek, Cari yang Berkualitas dengan Harga Pas

Ketika pakaian menyesuaikan usia, tentu memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam membelinya. Mulai dari memilih gaya, merek sampai motif, tapi hal utama yang harus didahulukan adalah kualitas. Seperti kualitas kain, memiliki daya tahan yang lebih baik dan pas dipakai. Karena percaya atau tidak, seiring bertambahnya usia seperti kepala 3 ke atas, investasi dalam pakaian adalah hal penting. Dengan mencari pakaian berkualitas yang dapat bertahan selama bertahun-tahun. Kalau mereka yang baru menapaki usia 20-an cenderung santai dan tidak khawatir akan kualitas. Seiring berjalannya waktu gaya dapat berubah dan selera  pun berubah.

Merambah Hal yang Antik Dengan Bung Mencari Barang Klasik

Membeli barang-barang klasik juga bagian dari peningkatan pesona sesuai usia. Terlebih, barang klasik selalu terlihat menarik. Mau bung sekarang menginjak usia kepala 2, kepala 3 atau selebihnya masih cocok untuk mengenakannya. Penampilan dapat meningkat kalau mengenakan barang klasik seperti  jins dark wash,  pakaian polos bewarna dasar hitam dan putih, sepatu kulit sederhana, jaket denim sampai jam tangan ciamik.  Jadi biarpun era semakin modern, hal klasik dan lawas masih pantas dijadikan barang pentas.

Jangan Ketinggalan Zaman, Perhatikan Tren Agar Makin Keren

Meskipun hal klasik menarik dikenakan serta membuat seseorang terlihat lebih unik. Tren tetap tidak boleh dilupakan, tren harus diikuti dan diperhatikan, bisa saja hal klasik kemudian bangkit karena berawal dari tren yang berkembang jaman sekarang. Maka dari itu perkembangan tren harus diikuti karena bisa memompa gaya setiap orang. Bung tak boleh egois dengan menutup mata dengan tren zaman sekarang dan bangga terjebak akan kebiaasaan.

Berani Berkesperimen Dengan Mencoba Hal Baru

Jangan mau terus-terusan bermain aman, seperti mengenakan kaos, jeans dan sneakers. Lama-lama itu membosankan! selagi masih pantas berkespresi, jangan pernah takut akan hal-hal baru. Siapa tahu justru bung malah menemukan formula ciamik berpakaian untuk pribadi. Mulai berkunjung ke toko perbelanjaan yang belum pernah dikunjungi, kemudian coba ambil sepasang sepatu dan jeans. Bercerminlah, apakah terlihat segar secara tampilan atau malah usang tak karuan.

 

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top