Cinta bisa datang dari mana saja, bahkan dari dunia maya sekalipun. Ramainya aplikasi kencan di dunia maya, semakin mempermudah bertemunya dua orang dari dunia dan ruang lingkup berbeda untuk saling berkenalan satu sama lain. Ketika banyak laki-laki yang menentang lantaran kurang gentle untuk berkenalan lewat dunia maya, justru mereka salah kaprah. Lantaran ini seperti peluang bagi mereka yang takut untuk berkenalan di dunia nyata. Seperti ada satu option lain, yang syukur-syukur si nona yang ingin Bung kenal juga bermain aplikasi kencan.
Dibalik itu semua, ada juga rasa malu untuk mengaku bahwa Bung memang bertemu si nona lewat aplikasi kencan. Padahal sebenarnya sah-sah saja kok. Tidak ada yang salah juga Bung dari yang namanya mendapatkan perempuan lewat aplikasi kencan. Jadi kalau ada yang merespon dengan jawaban kaget atau pun tercengang, mungkin dia masih kolot untuk menerima bahwa teknologi bisa berbaur dalam soal cinta. Padahal orang yang bertanya-tanya “Kenapa bisa bertemu lewat tinder?”, pun selalu mencari solusi percintaannya lewat dunia maya.
Bung Adalah Bukti Bahwa Cinta Bisa Selaras Dengan Teknologi
Jangan malu mengaku bahwa Bung bertemu dengan si nona lewat aplikasi kencan. Justru Bung harus bangga, ketika banyak orang yang skeptis lewat teknologi dalam urusan asmara, namun Bung dapat membuktikannya. Pemanfaatan teknologi yang Bung maksimalkan bisa mengkultuskan diri bahwa Bung adalah jiwa millenials sejati.
Mereka yang kerap gagal lewat aplikasi kencan, bisa saja hanya memanfaatkan sesuatu hal yang tidak semestinya. Dalam artian tidak dapat menggunakan teknologi secara maksimal. Kalau mereka boleh berkaca, harusnya mereka merasa kalah karena ketika Bung bisa, mengapa mereka tidak.
Skenario Cinta Memang Tak Dapat Ditebak, Seperti Halnya Kisah Asmara Sinetron yang Tidak Mudah Terkuak
Ketika Bung menayaksikan kisah sinetron yang kisahnya mudah terkuak, otomatis Bung dengan mudahnya dapat menebak kan? Tetapi tetap saja, dibalik kisahnya yang mudah terkuak, ada satu hal yang terpatri, yakni cinta datang bisa dari hal yang tidak terduga. Urusan jodoh otomatis ada campur tangan Tuhan didalamnya, jadi apabila Bung dan si nona bertemu lewat aplikasi kencan yang terhubung di dunia maya, kenapa mesti malu?
Mencari Teman Itu Tujuan, Kalau Berjodoh Berarti Anugerah Tuhan
Pada mulanya saat Bung mengunduh aplikasi kencan, pasti tujuan Bung tidak langsung mencari pacar kan? Tentu pada mulanya Bung hanya ingin mencari teman, sekedar untuk ngobrol, atau mengurangi durasi kesepian. Namun, kedekatan memang bermulai dari obrolan, pembicaraan yang dirasa nyambung, dan saling menyanjung bisa membuat dua sejoli terhubung. Seketika itu pula Bung berpasangan dan diikatkan dengan perjodohan. Nah, kalau Bung kemukakan alasan yang secara nyata seperti itu, teman pasti mengerti kok Bung!
Ada Sisi Kepercayaan Tersendiri yang Tercipta Sedari Dini
Sisi kepercayaan? Jelas lah Bung. Ketika Bung mengenal seseorang lewat dunia maya, di mana background-nya tidak Bung ketahui secara sepenuhnya pasti membuat Bung bertanya-tanya. Tetapi lewat kepercayaan yang Bung bangun dengannya dari 0, tentu saja menjadi pengalaman tersendiri yang tak bisa terungkapkan. Sehingga Bung pun dapat menjabarkan bahwa membangun relasi lewat jejaring dunia maya itu tak gampang, maka ketika Bung berhasil melakukannya, harusnya rasa malu sudah tidak menempel.
Kalau Bung dan Si Nona Memang Dipertemukan Lewat Cinta, Mereka Bisa Berkata Apa?
Teknologi hanyalah perantara, sesungguhnya Bung dan si nona dipertemukan lewat cinta. Jadi mereka yang kerap berkata, “Kok bisa!” hingga “Hah, lewat tinder?”, lebih baik abaikan saja. Karena itu semua tidak dapat meruntuhkan hubungan yang sudah Bung bangun seketika. Karena untuk urusan cinta, sekonyong-konyong tidak memakai logika.
