Perihal selfie sering dilakukan, bahkan sampai mengedit untuk di-publish di sosial media, itu adalah satu keanehan bung bagi kami. Walau sesungguhnya kami tak sepenuhnya mengutuk soal selfie. Kalau bung memiliki alasan kuat yang masih masuk akal, seperti memberikan kabar ke orang tua, saudara atau pacar, karena terpisah jarak. Maka melakukan selfie untuk mengobati rasa rindu masih sah-sah saja.
Namun kalau sudah gemar dan melakukan berkali-kali, bahkan sampai menanggalkan pakaian itu sih sudah tak bisa ditoleransi. Sesuai dengan berita yang hangat belakangan, ada beberapa lika-liku selfie yang perlu bung tahu.
Politisi Menjaga Citra Diri, Tapi Hancur Karena Seonggok Selfie
Kita tentu tahu kalau politisi itu harus membangun citra baik di depan masyarakat. Karena mereka menjadi perpanjangan lidah rakyat, namun belum lama ini kasus selfie tak berbusana menyerang dua orang politisi. Lantas itu membuat mereka kelimpungan guna meredam isu miring yang ada, meskipun ada yang mengaku dan ada juga yang membantah (kalau itu buka dirinya). Selfie ini jadi boomerang. Apakah ini bagian dari penghancuran citra politisi atau sisi gelap yang tertutup selama ini?
Bahkan, Laki-laki yang Selfie Tak Berpakaian Cenderung Mengarah ke Eksibisionis Hingga Narsis
Egosenstris, membawa kalau hidup ini adalah tentang aku dan diriku. Otomatis selfie pun dilakukan secara terus menerus, tanpa peduli dengan tanggapan orang lain. Memang sih, ada baiknya tak memperdulikan omongan orang, namun kalau yang dibicarakan adalah hal baik, masa iya tak mau bung pedulikan? Di sisi lain kalau selfie tak berpakaian dilakukan, bisa memvonis kalau orang tersebut mengidap eksibisionis. Atau kalau ia selalu unggah foto selfie ke sosial media dalam jumlah banyak, bisa jadi ia narsis akut lho.
Sebelum Mengunggah Foto Selfie Diedit Sendiri? Berarti Ia Psikopat Menurut Studi
Permasalahan psikologis yang buruk dapat dinilai dari kebiasaan. Kebiasaan macam doyan selfie pun juga demikian. Asisten profesor dari Ohio State University pada Januari 2015 telah melakukan penelitian, dan mengatakan kalau laki-laki yang mengunggah foto selfie di sosial media dianggap tidak baik. Dan memiliki skor tinggi untuk kepribadian narsisitik dan psikopat, bahkan bisa lebih tinggi lagi kalau orang tersebut sampai mengedit.
Laki itu Otot Kawat Tulang Besi, Bukan Muka Dirawat Lalu Selfie
Lagipula dibalik masalah selfie, ada keanehan tersendiri terutama bagi si nona. Pasalnya ia pun tak menyukai laki-laki selfie! Bung tak percaya? Situs kencan Zoosk, melakukan penelitian dari 40 juta penggunanya, dengan menyebarkan survey 4000 foto laki-laki. Hasilnya hanya 10 persen perempuan yang tertarik dengan foto yang diambil dengan metode selfie.
Mungkin kalau profile picture bung sekarang masih tersemat foto selfie, bisa jadi itu adalah alasan kenapa bung selama ini menyendiri. Karena nona sudah merasa geli (karena bung selfie) sebelum mengenal lebih jauh lagi.
