Berprofesi sebagai pesepakbola memang menjanjikan bagi setiap orang, apalagi kalau sudah berkarir di liga-liga Eropa, pundi-pundi uang pasti bercucuran. Sayang, berkarir sebagai pemain tak mungkin dijalani seumur hidup, paling maksimal sih dua dekade bung. Mungkin ini menjadi alasan bagi beberapa pesepakbola yang akhirnya merambah bisnis di luar si kulit bundar, demi menjaga finansial apabila jasanya tak lagi terpakai di dunia persepakbolaan.
Persona pemain sepak bola sangatlah menarik. Sesungguhnya saat berlaga di atas lapangan setiap pemain tengah membangun branding terhadap dirinya sendiri. Mulai dari karakter sampai tipikal permainan, dijadikan tolak ukur jutaan pasang mata apakah ia layak menjadi idola. Saat brand terhadap dirinya sendiri sudah terbangun, tak ayal beberapa pemain mulai merambah bisnis. Ada yang mengaiktkan nama atau julukannya dengan brand yang dibuat. Selain itu ada juga yang murni ingin berbisnis karena melihat adanya peluang. Kira-kira siapa saja mereka?
Merambah Ke Bisnis Wine Demi Meneruskan Bisnis Sang Ayah
Produk wine ini bernama Bodega Iniesta, dari namanya tentu bung tahu ini milik siapa. Yap, geladang terbaik di era modern Andreas Iniesta kini mengelola bisnis wine, meneruskan bisnis sang ayah yang gemar membuat minuman fermentasi anggur di Kesekampung halamannya, Fuentealbilla.
Iniesta sangat serius dalam menekuni bisnis ini, sampai-sampai ada rumor beredar bahwa kepindahannya ke Tianjin Quanjian karena ada kesepakatan kalau ia bebas memasarkan dua juta botol wine per tahuan di negeri Tirai Bambu. Namun ia menolak tuduhan tersebut.
“Alasan utama saya pergi adalah murni urusan olahraga. Kami telah menjual wine di China, Jepang, dan banyak tempat lain selama bertahun-tahun. Namun, akan menguntungkan kedua pihak jika memang ada minat mengonsumsi wine di China,” kata Iniesta
Eksplorasi Pasar Finansial Sudah Dilakukan Sejak Usia Masih Muda
Saat berseragam Chelsea, Ryan Betrand tak disangka-sangka malah mengulik pasar finansial di banding si kulit bundar. Pesepakbola yang satu ini nampaknya sangat lihai melihat peluang bisnis lho. Bersama rekan setimnya di Gilingham, Louis Bell dan Matthew Krikham Betrand terjun ke bidang Fintech dengan mendiri Silicon Markets pada 12 Mei 2015, sebuuah perusahaan broker di bidang financial technologi yang juga mneawarkan AI kepada para peradagang dan investor ritel.
“Aku ingin melawan pola pikir pemain sepak bola pada umumnya yang mungkin ketika mencapai pertengahan usia 30-an, berhenti dan kemudian berpikir ‘apa yang akan saya lakukan sekarang?’” katanya, dikutip The Sun.
Pemain Sekaliber Neymar Pun Memiliki Pemaksukan Lebih Banyak di Luar Lapangan
Dilansir dari Forbes, Neymar menjadi salah satu pesepakbola yang memiliki penghasilan lebih besar di luar lapangan ketimbang di dalam lapangan. Sebagai pesepakbola sekaliber Neymar. tentu irosnis mengetahui hal ini kan bung? namun kalau digali lebih dalam lagi sebenarnya wajar kok karena pemain kelahiran Brasil ini memliiki bayak kontrak dengan brand-bran besar sebut saja Nike, Gillette, Panasonic, Beats by Dre, dan lainnya. Neymar juga menjadi salah satu pesepakbola yang cocok karena mampu megembangkan brand terhadap dirinya sendiri dengna baik.
Gurita Bisnis Cristiano Ronaldo !
Cristiano Ronaldo merupakan salah satu nama yang sukses membangun dirinya ibarat sebuah brand, seperti halnya Neymar. Pemasukkan Ronaldo di luar sepakbola juga cukup menggiurkan, kalau bung bayangkan pemain ini memiliki banyak hal, bisnisnya pun dimulai dari butik fashion. Ronaldo juga mengeluarkan celana dalam dan kaus kaki yang bernama dirinya, tentu tentang sepatu dan baju. Bahkan ia memiliki hotel sampai saat ini.
Pesepakbola Terkaya Karena Bisnis Ilmu Pengetahuan yang Dikelola
Kalau ditanya siapa pesepakbola terkaya di dunia, ia adalah Mathieu Flamini yang memiliki aset sebesar Rp 206,3 triliun. Jumlah itu pun mengalahkan aset Ronaldo sebesar Rp 8,4 triliun dan Lionel Messi Rp 3,1 trilliun. Rahasia kenapa Flamini dapat menjadi pesepakbola terkaya bukan karena karirnya dilapangan hijau melainkan bisnisnya dibidang science bernama GF Biochemicals.
GF Biochemicals merupakan perusahaan yang memproduksi Levulinic Acid (LA), bahan kimi yang bisa mengolah sampah menjadi bahan bakar. Flamini benar-benar menemukan potensinya di sini, ia bersama rekannya Pasquale Granata sukses mengembangkan bisnis ini. Kini, GF Biochemicals resmi telah membuka kantor di Milan, Gellen (Belanda), dan Amerika serikat
“Saya selalu dekat dengan isu soal alam dan penduli soal lingkungan, perubahan iklim dan pemanasan global. Pasquale juga memiliki minat yang sama, kami lantas mencari cara bagaimana bisa berkontribusi mengatasi masalah ini. Setelah beberapa saat kami pun menemukan soal Asam Levulinic,” katanya.
