Meski tak semua, perempuan memang lebih egois dari kita. Dengan berbagai macam alasan, kadang kala kaum hawa tegak pada pendiriannya “Aku tak salah, seharusnya dialah yang minta maaf duluan”. Ya begitulah perempuan, susah mengaku salah meski dirinya memang tak benar.
Sebagaimana hasil dari survei yang dilakukan di Inggris terhadap 2000 orang responden perempuan dan laki-laki, ada 7 dari 10 orang perempuan mengaku secara terang-terangan jika dirinya memang benar egois. Meski secara sekilas kita dan mereka memang sama-sama egois, namun pada survei ini perempuanlah yang jauh lebih egois.
Tapi bung tak perlu terburu-buru untuk melabeli mereka semua sama. Sebab meski katanya mereka semua egoisnya, tentu ada juga perempuan yang mau mengalah. Nona ini tentu tak biasa, sebab berani menurunkan egonya hanya untuk meminta maaf kepada kita. Kalau sudah begini, apa bung masih ragu untuk menambatkan hati padanya?
Berujar Maaf Jelas Susah Dilakukan, Tapi Si Nona Ini Sepertinya datang Dari Bongkahan Kesabaran
Coba bayangkan, bung sedang berdebat hebat untuk kemudian saling menyalahkan tanpa ada yang mau menyalah. Beberapa saat, biasanya kita dan pasangan akan saling diam dan menunggu, pihak mana yang akan bersuara lebih dulu. Pada beberapa kisah sebelumnya, bung mungkin jadi pihak yang mengalah, tapi nona yang sekarang justru sebaliknya.
Mengekecilkan sedikit egonya, untuk kemudian berujar maaf kepada kita. Manis bukan? Tentu saja iya.
Nampaknya ia memang berbeda, punya kapasitas sabar yang tak seperti perempuan biasa. Dimatanya meminta maaf bukan hanya perihal siapa yang salah, melainkan bagaimana meredam situasi kembali seperti biasa. Tak hanya merasa beruntung, bung tentu bangga bisa bersanding dengannya.
Ia Paham, Meminta Maaf Adalah Jembatan Untuk Memperbaiki Hubungan Agar Tak Lagi Pupus di Tengah Jalan
Memetik pelajaran dari pertikaian pada hubungan sebelumnya, beberapa pertengkaran tanpa akhir kadang jadi sesuatu yang menyudahi cerita. Hasilnya? Bung mungkin akan kembali sendiri, dan membiarkan ia pergi. Sebab kenyamanan, akan pandangan yang sejalan jadi kunci kelangsungan sebuah hubungan.
Tak perduli seberapa pecah suasana yang gaduh, tak ada sedikitpun rasa malu untuk merendah dan meminta maaf lebih dulu. Agak berbeda dari pasangan sebelumnya, nona ini tahu meredam emosi adalah penyejuk yang akan menyelamatkan hubungan.
Sebab Sosok Seperti Ini Jarang Ditemui, Jangan Sampai Ia Lepas Lagi
Pribadi yang seperti ini jelas langka, bahkan dari sekian banyak perempuan yang bung pernah kenal. Bisa jadi ia adalah yang pertama, mampu melakoni semua sikap yang sedari tadi sedang kita bicarakan.
Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, dia yang kerap meminta maaf lebih dulu entah karena memang kesalahannya atau tidak adalah manusia yang berbesar hati. Bahkan kalau bisa menerka, barangkali hatinya terbentuk dari rasa toleransi yang tinggi, dan tentu tak ada pada setiap perempuan yang bung temui.
Namun bukan berarti juga bung bisa semena-mena, dengan bertindak sesuka hati dan selalu menunggu dia yang akan mengalah.
Dan Tak Hanya Itu Saja, Nona Ini Jelas Punya Tanggung Jawab Untuk Semua Pilihan yang Diambilnya
Perkara meminta maaf lebih dulu, jadi satu bukti yang juga menggambarkan kedewasaan yang ia miliki. Tanpa harus merasa malu, ia justru datang dengan rasa rendah hati. Bung tak perlu menaruh gengsi setinggi langit, cobalah sambut sikap manisnya dengan respon yang senada. Berterimakasih karena telah lebih dulu meminta maaf. Sampaikan pula jika bung juga menyesal.
Tak perlu bersandiwara, katakan semua kekesalan yang mungkin bung sedang rasa. Sebab pengakuan itu akan memudahkannya memahami bung kembali seperti biasa.
Baginya setiap pilihan adalah baik, termaksud memilih untuk meminta maaf lebih dulu serta bertanggung jawab atas semua yang telah ia ambil.
Tulus Tanpa Bersandiwara, Ia Paham Meminta Maaf Bukanlah Sebuah Keburukan
Peringainya yang selalu tampil apa adanya, menjauhkan ia dari sesuatu yang bersifat drama. Bahkan istilah pura-pura minta maaf yang sering dengan menempatkan diri paling bersalah bukanlah trik yang akan ia pakai demi menenangkan suasana. Apa yan disampaikannya adalah murni datang dari sebuah ketulusan yang memang benar tanpa rangkaian.
Bung tak perlu lagi sibuk mencari kesana-kemari, sebab ia yang sudah ada di depan mata nampaknya adalah pilihan baik yang mesti segera dikunci. Seban mencari perempuan dengan kelapangan hati seperti ini, adalah sesuatu yang sulit dicari. Walau kata maaf tak akan menyelesaikan semuanya yang telah terjadi, setidaknya ia sudah membesarkan hati untuk merendah diri demi situasi yang lebih baik lagi.
