Terkadang intuisi laki-laki bisa mencium kalau ada tanda-tanda kebusukan yang dilakukan nona, sebut saja sedang mendua atau selingkuh. Tetapi kerap kali Bung bercerita dengan teman, selalu saja ditekankan asumsi bahwa orang yang merasakan adanya perselingkuhan sebelum bukti muncul di permukaan adalah orang yang cemburuan. Kemudian rasa curiga Bung kembali mereda, dan di satu sisi si nona sedang membeli pakaian segar dan wewangian yang wanginya sampai ke negeri tetangga demi memuaskan pertemuannya dengan laki-laki kedua.
si nona yang secara tiba-tiba, tak ada angin dan guncangan, tampil beda dari biasanya. Jadi lebih berdandan dan kerap tampil maksimal saat keluar rumah dengan alasan kantor atau ketemu teman dapat dipastikan sedang menggeluti hubungan hitam (dibaca: selingkuh). Terlebih, kalau jauh sebelum itu Bung kerap berkomentar agar si nona tampil untuk memakai lipstik merah, maskara guna mempercantik dirinya, tetapi dia menolak. Otomatis curiga Bung pada si nona semakin kuat. Meskipun nona memang lebih handal dalam berselingkuh, tetapi ada pola yang dapat dibaca dari kasus Bung kalau ia sekarang tengah mendua.
Si Nona Jadi Lebih Independen, Tak Lagi sebagai Tim dengan Bung
Si nona sejatinya menginginkan kalau hubunganya dengan Bung sebagai mitra atau setara. Tidak berada dibawah ataupun diatas Bung. Selama bertahun-tahun ia memperlihatkan sikapnya kalau ini yang ia inginkan, di mana berpasangan adalah bekerja sama dalam mengatasi masalah asmara dan rumah tangga.
Tetapi sekarang si nona cenderung bergerak sendiri, lebih mandiri dan independen. Satu sisi mandiri memang baik, tetapi ia tak suka melibatkanmu dengan apa yang dilaluinya. Kalau demikian, bisa saja posisi Bung sedang digantikan dan dia sedang mencari cara untuk meninggalkanmu.
Menempatkan Diri Jadi Sosok yang Bersalah, dan Tak Kuasa Menanggung Beban Derita
Bung pasti tahu, kalau si nona sebenarnya adalah mahluk yang kuat. Terlihat dari sikap setiap perempuan saat memiliki anak, dibalik susahnya, dan dirinya yang sedang sakit, ia selalu bersikap mati-matian demi merawatnya. Hal ini juga berlaku dengan pasangan, meskipun rasa lelah yang dikandung badan membuatnya ingin rebahan, tetap saja saat Bung selepas kerja pulang ke rumah ia melayani dengan suka cita.
Namun, andai saja nona malah memperlihatkan kelemahannya, dan membungkusnya macam drama. Seperti tak layak menjadi pasangan, bukan berarti ia sedang mengalami keruntuhan psikologis. Bisa jadi ada laki-laki lain yang lebih manis.
Saat Si Nona Bertanya pada Bung, “Kamu Lagi di Mana?”
Biasanya si nona jarang menanyakan keberadaan Bung. Ia selalu tahu bagaimana pola hidup Bung, pagi di rumah, siang sampai sore di kantor, malam di bersama teman, kemudian pulang ke rumah. Sehingga tanpa perlu bertanya, ia bisa menebak apa yang Bung lakukan.
Namun, kalau sebentar-sebentar bertanya, “Kamu lagi di mana?”, tak berarti ia sedang berubah menjadi si nona yang lebih perhatian. Karena dirinya mungkin saja sedang bersama selingkuhan dan takut berpapasan dengan Bung di jalan. Baginya misi rahasia ini tak boleh gagal, meskipun ujung-ujungnya ia tak bersama selingkuhan selamanya.
Si Nona Terkenal sebagai Pendengar yang Baik di Kalangan Pertemanan
Bung tak mau mengekang dirinya dengan sahabatny, baik itu yang perempuan ataupun laki-laki. Dengan catatan Bung tahu dengan siapa ia pergi, dan Bung tak mengizinkan kalau bertemu hanya berdua apabila dengan lawan jenis. Tetapi kalau berawal dari gawai, di mana ada laki-laki lain yang ingin curhat dengan pasanganmu, Bung bisa berbuat apa? Bahkan si nona pun meladeninya dengan perasaan peduli berbalut cinta.
Setiap Hari Si Nona Selalu Pulang Malam dengan Alasan, “Aku Kerja.”
Hubungan memang penting, karir juga tak kalah vital. Meskipun Bung mendukung ia dalam segi karir agar dapat mendapatkan promosi di tempat kerja. Tapi tetap saja, tak ada alasan kalau setiap hari kerja selalu pulang larut malam, dan hal bisa menjadi bendera merah. Kalau ia tidak selingkuh, berarti si nona tak menyadari bahwa dalam hidup bukanlah hanya kerja saja.
