Konsep tentang membangun biduk rumah tangga dengan hidup bersusah payah berdua terdengar menggairahkan di telinga. Sebagian besar masyarakat kita, memang jadi penganut aliran bahwa laki-laki sebagai kepala keluarga harus bertanggung jawab penuh atas kehidupan berdua. Namun ada opini lain yang nampaknya membuat kita sedikit lega, yakni “perempuan itu harus mau diajak hidup susah, kalau tidak berarti ia tak cinta”.
Si dia yang mau diajak hidup susah tentu jadi sebuah keberuntungan untuk kita. Tapi Bung, ini bukanlah cerminan diri dari seorang laki-laki yang patut dibanggakan. Karena itu berarti kita telah jadi pihak yang gagal mengupayakan kebahagiaan untuk hidup berdua nanti.
Berjuang Bersama Tentu Punya Banyak Makna Berbeda, Dan Terus Hidup Susah Tak Termasuk Didalamnya
Tak ada hidup yang tiba-tiba berada diatas, tentu ada beberapa anak tangga yang akan kita lalui untuk mapan yang katanya jadi tujuan. Memintanya untuk hidup berdua, berarti kita harus mampu memutar otak dua kali dari biasanya. Kehidupan kita dan dia tentu akan mulai berbeda, hingga intensitas bertemu yang tak lagi seperti biasanya. Karena pekerjaan dan segala upaya sedang gencar dikejar habis-habisan.
Baik kita dan si nona harusnya paham akan makna hidup susah bersama yang jadi komitmen berdua. Susah payah untuk membuat pondasi hidup bahagia, bukan susah untuk seterusnya.
Ini Tentu Berbeda, Hidup Susah Karena Mulai Merintis Usaha dan Tak Punya Apa-apa Karena Hanya Berdiam Diri Saja
Perempuan tentu akan melayangkan protes jika tahu hidupnya berubah menjadi tak bahagia. Dan laki-laki sejati tentu tak akan tega melihat seseorang yang dicintainya terlihat menyesal karena telah memilih orang yang salah.
Masalahnya, kadang beberapa dari kita masih sulit untuk memahami arti kata hidup susah bersama. Untuk itu, demi menghindari pemahaman yang salah, sebagai seseorang yang tengah berencana meminta si dia hidup bersama, kita wajib tahu mana hidup susah bersama untuk mulai menjajaki bahagia, dan susah karena kesalahan yang datang dari pilihan kita.
Orang lain mungkin terlihat jauh lebih bahagia, alih-alih ingin mengusahakan hal yang sama, kita hanya berharap tanpa mau berupaya. Itu hanya ada dalam mimpi Bung!
Keberkahan Hidup Memang Tak Perlu Ditanya, Tapi Bukan Berarti Jadi Patokan Untuk Tidak Berupaya
Sebagian orang di negara kita percaya, jika menikah akan membuka pintu berkah lebih dari biasanya. Meski terdengar sedikit tak masuk akal, tak ada salahnya jika kita coba percaya. Kehadirannya dalam hidup kita tentu merubah beberapa hal. Bahwa benar, selalu ada saja rejeki yang datang entah dari mana untuk hidup berdua. Bahkan bertambah hingga kadang dengan nilai yang jauh dari biasanya.
Tapi kali ini kita harus sedikit rasional untuk memahaminya, Pemilik Semesta yang Maha Baik tentu punya beribu cara untuk memberkati kita. Tapi bukan berarti kita akan terus menerus bergantung pada kebaikan-Nya. Hal lain yang perlu kita ingat, banyak laki-laki yang juga harus ditolong-Nya. Maka kita memang harus belajar berupaya sendiri.
Kesungguhan Cinta Terbukti Dari Keseriusan Kita Untuk Membuatnya Bahagia, Bukan Malah Mengajaknya Menderita
Lupakan dulu materi finansial dan segala macam kemewahan yang sering dikaitkan dengan bahagia. Karena titik terindah dari dua orang yang saling cinta, bisa dilihat dari seberapa besar upaya untuk saling menghadirkan bahagia.
Tak lagi tentang kata-kata manis yang sering membuat hatinya berbunga-bunga. Tapi bagaimana cara kita untuk terus menunjukkan tanggung jawab atas dirinya. Cobalah bangun kepercayaan diri lebih tinggi lagi. Bukan dengan memulai jalan dengan ajakan hidup susah bersama di garis awal dari mimpi.
Tanpa Diminta Sekalipun Jika Memang Cinta Ia Tentu Juga Akan Berupaya, Tapi Bukan Berarti Kita Tak Akan Bertanggung Jawab Untuk Membuatnya Bahagia
Perempuan yang memang telah tercipta untuk kita, tentu akan mampu menerima apa adanya. Tak hanya untuk masa-masa indah bersama, bahkan dalam keadaan susah sekalipun dirinya tentu akan tetap bertahan untuk bersama.
Walau katanya hubungan yang baik akan bisa menerima pasangan apa adanya, sebegai laki-laki kita juga tentu harus bersedia jika suatu kali dituntut olehnya. Jika mau menengok hal lain yang mungkin akan membuat kita kian paham lagi. Cobalah ingat betapa kerasnya upaya dari orangtuanya hanya untuk membuatnya bahagia.
Lalu dengan alasan cinta kita kemudian datang untuk memintanya hidup bersama, dengan syarat mau hidup susah. Memangnya kita ini siapa?
Membangun masa depan tentu jadi perkara rumit dan besar, bahkan butuh waktu lama untuk mampu menguraikannya. Dan kedewasaan seorang laki-laki tentu terletak pada tanggung jawab yang bisa ia lakukan atas hidupnya. Jika sekiranya ini sudah berjalan, mungkin kita telah siap untuk bertanggung jawab atas kehidupan perempuan yang kamu cintai itu.
