Menjadi pesepakbola otomatis memiliki mimpi untuk memperkuat tim besar di Eropa, pasti bung semua setuju kan? Karena Eropa masih dianggap kiblat untuk membangun karir sepakbola sekaligus bersaing dengan pemain-pemain kelas dunia.
Maka berada di Asia Tenggara, yang jauh dari Eropa tentu menjadi acuan tersendiri untuk bisa berkarir di sana. Jangan muluk-muluk bermain di tim besar, berada di iklim sepakbola Eropa saja sudah patut diacungi jempol seperti yang dilakukan Egy Maulana Vikri.
Egy yang kini memperkuat Lechia Gdanks di Liga Polandia, masih sedang menjajaki karirnya. Ia masih bermain bagi skuad muda Gdanks dan pernah beberapa kali mendapatkan kesempatan untuk memperkuat Gdanks di level seniornya. Ternyata sebelum Egy menjadi pusat pemberitaan karena bermain di Eropa, tercatat ada beberapa pemain asal Asia Tenggara bermain di Eropa bung. Bung tahu kira-kira siapa saja? coba simak dan cocokan dengan tebakan bung ya.
Dennis Cagara
Karena sang ayah dulu memilih untuk menjadi warga negara Filipina dan memperkuatnya, Dennis Cagara pun mengikuti jejaknya dan menjadi sosok yang tak tergantikan di lini pertahanan. Padahal Cagara memiliki peluang untuk memperkuat tim nasional Denmark saat itu.
Memulai karir sepakbola di tahun 2002 ia pernah menghuni Brondy IF klub asal Denmark dan hijrah ke Bundesliga di tahun 2004 dengan menjadi skuad Hertha Berlin. Pemain yang kini berusia 31 tahun pun pernah berada di Glasgow Rangers dan Eintrach Frankfurt saat aktif menjadi pesepakbola profesional.
Neil Ehteridge
Kiper beradarah Filipina Neil Etheridge menjadi sosok yang dibicarakan karena menjadi pemain asal Filipina sekaligus Asia Tenggara yang tampil di Premier League musim 2018/19. Etheridge mampu menopang sekaligus menjaga jala Cardiff City saat di kompetisi kasta kedua Championship Division musim 2017/18.
Alhasil skuat asuhan Neil Warnock mendapatkan promosi ke liga bergensi Premier League. Sebagai catatan dari 46 pertandingan yang dimainkan Cardiff di Championship Division, ia hanya mengalami 10 kekalahan.
Stephan Schrock
Masih dari tanah Filipina, ada pemain lawas yang memulai karir profesional di tahun 1991 bernama Stephan Schrock. Saat itu pemain berkepala pelontos ini memperkuat DJK Schweinfurt di Bundesliga. Kemudian lompat ke tahun 2012 dengan memperkuat Hoffenheim, namun karirnya tak cemerllang di sana sehingga memutuskan angkat koper ke Eintracht Frankfurt. Saat ini tercatat masih aktif bermain di Ceres Negros klub Asal Australia.
Fandi Ahmad
Mendengar nama Fandi Ahmad pasti tidak asing, pemain ini pernah memperkuat NIAC Mitra Surabaya yang pernah mencetak sebiji gol ke gawang Arsenal saat melaukan pertandingan persahabatan pada 1983. Sosok sepakbola tersukses asal Singapura ini pun tercatat pernah hijrah ke liga Belanda dengan memperkuat FC Groningen.
Karirnya pun makin terkenal saat ambil bagian melawan rasasa Italia, Inter Milan di UEFA CUP yang saat ini dikenal dengan nama Europa League, ia pun menyumbangkan satu gol dan membawa Groningen menang 2-0. Meskipun di leg kedua FC Groningen dilumat habis dengan skor 5-1.
Kurniawan Dwi Yulianto
Tak hanya Filipina dan Singapura saja, Indonesia pun pernah menghiasi sepakbola benua biru lewat kaki Kurniawan Dwi Yuianto. Pemain jebolan PSSI Primavera ini pernah merasakan iklim sepakbola Italia dengan menjadi bagian Sampdoria di tahun 1995.
Pelatih Sven Goran Erikson saat itu memberikan kesempatan pada sang pemain untuk berada di bangku cadangan saat melawan Parma. Tak terlalu bersinar di Sampdoria, ia memutuskan untuk memperkuat FC Luzern, klub asal Swiss. Salah satu gol terpentingnya terjadi saat melawan klub besar Swiss, FC Basel dan berhasil membawa kemenangan FC Luzern 2-1 keesokan harinya namanya muncul di halaman utama surat kabar Swiss.
