Pada pernikahan di zaman sekarang memang ada beberapa hal yang ditambahkan, meskipun tak berfaedah namun tetap diusahakan. Padahal jika dihitung dari segi biaya, cukup menyita pengeluaran. Bagi Bung yang mengalami hal ini, lebih baik berpikir lagi. Pernikahan itu ikatan dua sejoli bukan urusan membuat konten menarik atau tidak dalam suatu ajang. Jadi apabila Bung terlalu memusingkan berbagai hal diluar urusan kesakralan nampaknya sangat aneh Bung.
Seperti booth foto di pernikahan sebenarnya tak terlalu dianjurkan. Akan tetapi banyak yang rela mengeluarkan biaya lebih untuk perihal seperti ini. Sebenarnya memang tidak salah sih, namun apabila Bung merasa keberatan sebenarnya tidak dilakukan pun juga tidak akan mengurangi kesakralan pernikahan. Lantas hal apa saja yang sering dilakukan padahal tidak begitu krusial dalam pernikahan?
Foto Pre-Wedding Sebenarnya Adalah Budaya yang Tidak Perlu Diperanakkan
Untuk foto pre-wedding biasanya seseorang sudah mengincar beberapa spot matang. Saking matangnya, sampai rela terbang ke luar kota mencari tempat wisata atau hanya mengandalkan daerah sekitarnya bukan? Tentu saja itu sudah memakan biaya Bung. Belum lagi Bung mesti menyewa fotografer dengan segala macam tetek bengeknya. Sehingga budget pun keluar secara sukarela. Coba lah Bung hitung-hitung lagi berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk foto pre-wedding? Padahal ketika resepsi berlangsung pun, Bung juga menyewa fotografer. Mubazir kan jatuhnya?
Menunjuk Kawan Terdekat Untuk Menjadi Pendamping Pernikahan yang Erat
Penunjukan kawan dekat sebagai pendamping mempelai kerap dilakukan di era sekarang. Tidak hanya perempuan saja yang memiliki bridesmaid, tetapi laki-laki pun juga. Kawan-kawan yang dahulu senasib seperjuangan sehingga menjadi teman dekat, bahkan bisa dibilang saudaraan, Bung daulat menjadi groomsmen. Selain itu, Bung pun mesti mengeluarkan uang lebih untuk membelikan mereka seragam. Ya memang ketika berseragam, memang terlihat lebih elegan, tetapi pikirkan juga soal pengeluaran. Apakah cukup untuk sampai ke jenjang pernikahan atau mesti menghutang.
Menggunakan Vendor Pernikahan Papan Atas Supaya Ajang Pernikahan Terlihat Berkelas
Ketika pernikahan telah direncanakan Bung pun memikirkan segala perihal yang bakal dijalankan. Apa lagi si nona juga turut pusing untuk memikirkan persoalan gedung dan makanan. Karena kepusingan tersebut, Bung pun mendaulat vendor untuk mengerjakan.
Ingin terlihat berkelas di ajang sekali seumur hidup ini, Bung pun mendaulat vendor papan atas untuk mengerjakan semuanya, yang portofolionya pun terpampang telah dipercaya meng-handle beberapa pernikahan selebritis. Termakan oleh iklan dan ego, akhirnya tanpa pikir panjang Bung mengiyakan. Efeknya setelah selesai ajang pernikahan, Bung mendapatkan beban tanggungan berat lantaran biaya yang membengkak.
Pelepasan Masa Lajang Dengan Pesta Bujang
Pesta bujang kerap dilakukan para laki-laki kala bakal melepas masa lajang. Seolah-olah menjadi malam terakhir, pesta lajang pun dilakukan secara besar-besaran. Dengan menyewa kamar hotel, ditambah minuman dari kualitas berkelas, berserakan di sudut-sudut kamar. Hingga pesta pun usai dan tidak sadar kalau sudah menghabiskan uang berjuta-juta hanya untuk memanjakan masa muda yang katanya sudah usai usianya.
Memilih Gedung yang Mahal Agar Pernikahan Terkesan Megah Dan Berkelas
Tempat terkadang menjadi pertimbangan besar untuk menyelenggarakan pernikahan. Biasanya, untuk orang yang memiliki standar kelas yang tinggi otomatis, gedung menjadi salah satu opsi. Memang banyak untungnya, akan tetapi untuk segi biaya terkadang tidak terlalu istimewa. Harganya pun beragam untuk durasi 2 sampai 3 jam.
Padahal gedung tak selau menjadi patokan, apabila budget pas-pasan sesungguhnya rumah menjadi pelaminan idaman. Namun , karena gengsi tinggi yang tak bisa dipungkiri, apa lagi diobati, membuat Bung menjadi gelap mata untuk bisa melaksanakan itu semua. Kalau sudah terlanjur, barulah pengeluaran bejibun untuk sewa gedung begitu berasa. Demi mengiklhaskan semuanya, Bung pun lantas berkata “Tak apa, sekali seumur hidup ini!”, ya kan?
