“Tadi di 80 meter terakhir tegang sekali. Ini jadi pengalaman dan pelajaran yang berarti buat saya. Semoga ke depannya saya bisa tetap semangat latihan dan memperbaiki yang kurang,” ucap Lalu Muhammad Zohri dilansir CNN Indonesia.
Pelari asal Nusa Tenggara Barat ini memang tak ditargetkan untuk mendapat medali dari PB PASI. Agar tidak membebani dirinya ketika bersaing dengan pelari-pelari senior kala Lalu masih junior. Namun rasa minder menghadapi pelari-pelari dunia tak bisa hilang. Apalagi pelari-pelari yang dilawan sangatlah matang dan memiliki jam terbang. Tapi Zohri yang berhasil lolos setiap kualifikasi hingga mencapai final sudah cukup membuat kita bangga, Bung.
Dalam laga final tersebut Zohri menempati urutan ketujuh dari delapan pelari yang menorehkan catatan waktu 10,20 detik. Pelari China Su Bingtian yang menjadi juara dunia 2018 finish dengan waktu terbaik 9,92 detik sekaligus memecahkan rekor Asian Games. Disusul Tosin Ogunode dari Qatar 10.00 dan Ryota Yamagata dari Jepang dengan perolehan waktu yang sama. Balik ke soal sindrom minder, memang wajar dialami oleh semua orang, tak hanya Zohri saja. Namun, rasa minder itu bisa dihilangkan dengan beberapa cara.
Apa pun yang Melekat di Badan Bung, Terimalah, Karena Itu Karunia dari Sang Pencipta
Lalu Zohri merasakan minder karena berada di stage yang cukup berat. Ada di partai puncak dan menghadapi lawan berat, adalah satu momen yang cukup menekan mental. Setiap orang memiliki stage terberatnya sendiri, seperti interview kerja, presentasi pekerjaan, atau sedang berbicara masalah pernikahan dengan orangtua si nona, bisa jadi ada rasa minder dalam kejadian tersebut.
Menerima diri sendiri sangat penting dilakukan. Ingatlah, secara klise setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing baik dalam fisik, sifat, dan mental. Syukuri apa yang Bung miliki sekarang. Berusaha menerima diri sendiri akan mencegah Bung dari rasa minder.
Bentuklah Prinsip Hidup sebagai Tujuanmu, Bung
Membangun prinsip hidup yang kuat dan tak tergoyahkan itu penting. Itu pun dapat membantu kepercayaan diri Bung dalam melakukan apa pun. Mengetahui arah yang Bung tuju juga bisa membuat Bung keluar dari rasa minder yang kerap menghantui. Bangunlah prinsip hidup dan apa yang ingin Bung tuju secara tertata. Ketika Bung mengalami rasa minder, ingatlah prinsip hidup yang Bung bangun. Maka rasa itu akan hilang seketika.
Rangkai Hari-hari dengan Kegiatan Positif
Seseorang yang sudah menerapkan pemikiran positif dalam hidup, tak bisa begitu saja jadi merasa bebas bertingkah. Sebab pikiran yang positif pun secara tidak langsung harus didukung dengan tindakan positif.
Dengan melakukan tindakan positif dalam kehidupan Bung sehari-hari dapat membangun aura baik sehingga mampu tampil percaya diri. Usahakan, jangan biarkan pikiran negatif berada di kepala karena dapat membuat Bung kehilangan rasa semangat dan percaya.
Banyaklah Menggerakkan Tubuh, Bung
Ada korelasi antara pergerakan tubuh yang dilakukan oleh seseorang dengan hilangnya rasa minder. Semakin banyak tubuh yang bergerak maka peredaran darah pun dapat lancar. Selain dapat merenggangkan tubuh karena menggerakkan persendian otot yang ada di badan, peredaran darah yang lancar juga akan menjernihkan pikiran, hingga membuat seseorang tidak mudah putus asa. Apalagi merasa minder, ‘kan?
Hargai Pencapaian yang Telah Berhasil Digapai
Untuk setiap pencapaian yang diraih, Bung harus memberikan penghargaan pada diri sendiri. Baik itu pencapaian dalam skala mikro ataupun makro, syukuri apa Bung peroleh meskipun Bung pasti memiliki hasrat untuk mencapai lebih dan lebih. Tak cepat berpuas diri itu memang baik, tetapi Bung harus menahan hasrat itu dengan memberikan penghargaan kepada diri sendiri atas pencapaian yang diraih.
Lagi pula apa yang Bung raih adalah hasil pencapaian dari proses dan kerja keras yang cukup berat dan tidak instan, ‘kan? Kalau Bung dapat menghargai apa yang Bung capai, rasa minder tidak akan muncul. Sebab sebenarnya, rasa minder itu muncul dari sebuah tekanan yang bisa tercipta dari diri sendiri maupun kondisi.
