Kebahagiaan setiap warga negara otomatis ada hubungan dengan pemimpinnya. Kebijakan dan terobosan baru yang dikeluarkan pemerintah sangat mempengaruhi kondisi psikologis. Joko Widodo menjabat sebagai Presiden Indonesia sejak 20 Oktober 2014. Infrastruktur menjadi masalah utama yang difokuskan sampai anggaran pun dinaikkan. Anggaran meroket dari Rp 256,1 triliun di tahun 2015 dan naik ke angka Rp 410,7 triliun. Demi mengejar ketertinggalan pembangunan fasilitas.
Namun fasilitas yang sedang digenjot pemerintah nampaknya tidak begitu berpengaruh untuk kebahagiaan warga Indonesia. Di sisi lain, angka kemiskinan dan ketimpangan pendapatan coba diselesaikan Jokowi dengan menaikkan dana bantuan sosial untuk keluarga miskin. Di tahun 2015 dana semula Rp 6,5 triliun menjadi Rp 19,4 triliun di tahun 2018, bahkan di tahun depan dana ini akan naik di angka Rp 34,4 triliun. Tetapi naiknya anggara pembangunan sampai bantuan nasional berbanding terbaik dengan indeks kebahagiaan warga Indonesia (Happiness Index).
Laporan World Happiness Report 2018 yang menilai dari variabel pendapatan, harapan terhadap kesehatan, dukungan sosial, kebebasan, kepercayaan dan kedermawanan di 156 negara. Terdapat pula variabel persep terhadap korupsi dan ketimpangan pendapatan atau Gini Ratio.
Berada posisi berapakah tingkat kebahagiaan Indonesia dari 156 negara? di tahun 2015 Indonesia berada di Peringkat 74 (skor 5,399), di tahun 2016 Indonesia turun ke peringkat 79 (skor 5,314). Kebahagiaan makin merosot di tahun 2017 dan 2018 dengan menempati peringkat 81 dan 96, dengan masing-masing skor 5,262 dan 5,093. Sedangkan negara yang paling terbahagia di dunia tahun ini adalah Finlandia dengan skor 7,632 disusul oleh Norwegia, Denmark, Islandia dan Swiss.
2. Norwegia: skor 7,594
3. Denmark: skor 7,555
4. Islandia: skor 7,495
5. Swiss: skor 7,487
6. Belanda: skor 7,441
7. Kanada: skor 7,328
8. Selandia Baru: skor 7,324
9. Swedia: skor 7,314
10. Australia: skor 7,272
