Apakah Bung merupakan perokok aktif dan sering merokok di dalam mobil? Selain soal kesehatan, nilai jual mobil pun dapat turun apabila Bung kerap kali aktif merokok di dalam mobil, lho. Pasalnya bau, noda, dan bekas luka bakar biasanya ditemukan di jok, karpet, atau bagian mobil lainnya yang apabila ditemukan dapat membuat harga mobil Bung bisa turun sekitar Rp 36 juta. Tentu Bung tak mau ‘kan, lantaran kondisi mulut yang tak bisa berkompromi hingga mengorbankan mobil yang mana terbukti sebagai salah satu aset yang masih layak untuk diperjualbelikan.
Survei yang dilakukan oleh cap-hpi.com dan carbuyer.co.uk memperlihatkan bahwa 87% dari 6.000 responden menyatakan tidak mau membeli mobil yang pemiliknya sering merokok di dalam kabin. Mungkin Bung bisa beralasan, kalau selama ini selalu membuka jendela untuk menghilangkan aromanya. Tetapi hal itu juga tidak efektif Bung, karena sisa asap meresap ke dalam pelapis mobil atau headliner. Selain itu, ada pula beberapa bahaya yang disebabkan apabila Bung kerap merokok di dalam kabin mobil.
Dapat Menciptakan Polusi di Luar Batas “Aman”
Sebuah berita mengejutkan terjadi pada 26 Maret 2015, ketika dua pemuda bernama Elijah dan Shannon ditemukan tewas di dalam mobil karena merokok, seperti dilansir dari Lohud. Merokok di ruangan terbuka saja sudah membahayakan, ‘kan Bung? Apalagi dilakukan di dalam kendaraan.
Menurut penelitian merokok di dalam mobil akan menciptakan polusi di luar batas aman. Bahkan faktanya merokok di dalam mobil dapat memecahkan batas yang ditentukan oleh WHO. Penelitian dan laporan ini juga diamini oleh jurnal Tobacco Control.
Menyebabkan Ledakan Temperatur
Ini hal yang paling membahayakan, merokok dalam mobil dapat menyebabkan ledakan, Bung. Karena temperatur dalam mobil yang cukup panas dan dipicu asap rokok dapat memungkinkan timbulnya ledakan yang dapat terjadi kapan saja. Dan hal ini memanglah mengerikan, Bung.
Merugikan Penumpang Lain yang Non Perokok
Sama halnya seperti perokok pasif yang berada di ruangan terbuka. Penumpang yang satu mobil dengan perokok pun bakal bernasib sama, bahkan lebih parah. Menurut Profesor Neal Benowitz dalam penelitiannya yang menganalisis 14 orang non perokok yang duduk di kursi belakang, ia melakukan tes urine sebelum dan sesudah responden duduk di bangku penumpang. Hasilnya pun ditemukan sebanyak 9 senyawa kimia berbahaya yang berhubungan dengan kanker, penyakit jantung, dan pernapasan.
“Ketika non perokok hanya duduk di mobil dengan perokok, mereka tetap menghirup senyawa berbahaya yang berhubungan dengan kanker, jantung, dan penyakit paru-paru,” kata Profesor Neal Benowitz dalam penelitiannya.
Bisa Memicu Timbulnya Kebakaran
Akibat selanjutnya yang dapat terjadi apabila Bung kerap menyalakan api pada mobil untuk merokok adalah jika timbul percikan api pada bensin, lho. Tentunya hal ini sangat berbahaya apabila terjadi, Bung. Oleh karena itu, lebih baik hindari merokok di dalam mobil.
Alih-alih Menahan Kantuk, yang Ada justru Malah Memecah Konsentrasi
Banyak dari pengemudi yang merokok dengan alasan untuk menahan kantuk. Hal ini pun diakui oleh pakar kesehatan tidur dari RS Medistra Jakarta, Dr Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT, yang mengakui bahwa nikotin yang terkandung dalam rokok memang dapat mengusir kantuk yang kerap mendatangi mereka yang berkendara jauh. Lantaran nikotin merupakan stimulan jadi memang bisa mengurangi kantuk, meskipun diam-diam juga menyimpan bahaya bagi kesehatan. Walau begitu, kadar konsentrasi Bung pun dapat terpecah, antara aktivitas merokok dan fokus berkendara.
