Sedikit miris kalau melihat persepakbolaan Indonesia, dalam beberapa kejadian sang pengadil malah menjadi bulan-bulanan. Padahal sang pengadil atau wasit hanya berusaha untuk memaksimalkan pertandingan berjalan dengan mengeluarkan beberapa peringatan terkait tindakan diluar aturan.
Sang pengadil pun naik tahta, guna memaksimalkan dirinya untuk bekerja di lapangan. Selain itu, agar mendapatkan penghormatan lebih dari para pemain. Kualitas pun ditingkatkan dengan mengmabil lisensi tertinggi agar mendapatkan keuntungan lebih seperti menjadi pengadil di kancah internasional seperti di laga level AFC atau FIFA di level senior.
“Kita baru ada lima wasit putra dan satu putri serta lima asisten wasit putra (yang memiliki lisensi FIFA). Program yang utama adalah faktor bahasa. Kita sebetulnya susah atau bagaimana, dengan faktor bahasa ini, jadi kita harus melawan lingkungan,” ujar Ketua Departemen Wasit PSSI, Ngadiman Asri dikutip dari laman Indosport.
Lima nama pengadil ini seharusnya sudah familiar di telinga kita. Lisensi yang dipegang mereka pun dapat dijadikan contoh bagi para pengadil lainnya untuk berbenah. Sejarah baru mencatat nama Sofa Sumarsono yang berpartisipasi di Piala Dunia U-20 tahun 1997, meskipun hanya menjabat sebagai asisten wasit di kejuaraan junior saja. Lantas siapa saja ya Bung wasit-wasit Indonesia yang memiliki lisensi tertinggi?
Wasit Muda Asal Karawang, Pernah Mendapat Bogem Mentah di Papua
Thoriq Alkatiri adalah wasit muda asal Karawang yang menyita perhatian publik sepak bola Indonesia. Namanya mencuat pada tahun 2013. Tentu bisa dibayangkan bagaimana tekanan yang dihadapi dirinya saat memimpin laga. Pemain, official, dan suporter pasti banyak yang lebih tua darinya.
Saat menjadi pengadil, ia pun sempat pernah kena memori buruk ketika dipukul saat memimpin laga di Papua. Namun hal tersebut tak menyurutkan dirinya. Thoriq sendiri merupakan pesepakbola yang banting setir menjadi wasit akibat cidera. Dedikasi di dunia perwasitan mencapai puncaknya ketika mengantongi lisensi FIFA di tahun 2014 saat usianya kurang dari 25 tahun.
Mendapat Bekal Kedisplinan Karena Merupakan Anggota Kepolisian
Modal fisik dan rasa disiplin tinggi sudah dikantongi oleh pria bernama lengkap Handri Kristanto. Dengan didukung pengetahuannya soal Laws of The Game, seharusnya dia bisa lebih ideal dalam memimpin pertandingan, setidaknya di level nasional .
Bersama Thoriq ia meikuti ujian lisensi FIFA yang digelar di Brunei Darussalam empat tahun lalu. Ia memang tak langsung lulus di percobaan pertamanya, namun ia tak patah semangat untuk mendapatkannya. Kini pria asal Semarang ini sudah mengantongi lisensi FIFA. Meskipun citra kontroversi tak luput menyelimuti dirinya. Bahkan belum lama ini, ia sempat mendapat hukuman yaitu dilarang memimpin laga Liga 1 musim 2017 atas kelalaiannya pada laga PS TNI vs PSM Makassar.
Sering Beredar di Liga 2, Ternyata Wasit Ini Mengantongi Lisensi FIFA
Wicaksana Dwi Purba adalah seorang pria asal Kudu yang mendapatkan lisensi FIFA pada tahun 2015. Mengambil jurusan Pendidikan Pelatihan Olahraga (PKLO) dari Universitas Negeri Semarang ini lulus pada tahun 2010. Tak hanya sering malang melintang di laga-laga Liga 2 musim lalu, Wicaksana juga pernah tercatat menjadi pengadil pada ajang piala AFF U-18 bersama Thoriq saat diselenggarakan di Myanmar.
Pernah Dihukum, Tak Membuat Dirinya Terbenam Dalam Hukuman
Di tahun 2010, Hamim Tohari pernah mendapatkan hukuman dari komite wasit karena laga yang dipimpinnya berlangsung ricuh. Laga yang berlangsung di Divisi 2 tersebut mempertemukan antara PS Mojokerto Putera dengan Perseta Tulungagung. Setelah dihukum, Hamim pun berbenah diri dengan meningkatkan kualitasnya sampai akhirnya mendapatkan lisensi FIFA di tahun 2015.
Wasit Senior yang Berlisensi FIFA Sejak Tahun 2009
Dari lima wasit berlisensi FIFA yang disebutkan diatas, Oki Dwi Putra merupakan yang paling dulu mendapatkannya di tahun 2009 dibanding rekan-rekan lainnya yang mendapatkan di tahun 2014 dan tahun 2015. Meskipun begitu Oki tak luput dari pemberitaan kontroversial. Seperti pada gelaran Indonesia Soccer Championship A di tahun 2016 ia sempat diistirahatkan saat membuat kesalahan. Saat diistirahatkan, ia mengaku malah sempat mengurus usaha rental mobilnya di Bandung.
Dibalik nama-nama yang telah disebutkan di atas semoga makin banyak lagi wasit asal Indonesia yang terus bersinar dengan mendapatkan lisensi tertinggi FIFA dan menjalankan keadilan di lapangan sebagaimana mestinya.
