Mungkin disadari atau tidak, dominasi mega bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo, dan talenta berbakat La Masia, Lionel Messi sudah 10 tahun. Kontes pesepak bola terbaik benua Eropa selalu direngkuh kedua pemain tersebut. Pada tahun ini saja, nama Ronaldo kembali keluar sebagai pemenang. Kemenangan itu sekaligus menyamai perolehan Messi, yakni sebanyak 5 kali. Kondisi ini, membuat nama-nama pemain lain yang berlaga di kompetisi benua biru seperti kurang beredar. Padahal secara skill tidak terlampau jauh.
Sebut saja Sergio Ramos, yang sekarang bermain di posisi jantung pertahanan Real Madrid. Selain aksi menghadang lawan, pundi-pundi gol selalu diciptakannya, terutama di menit krusial. Tanpa Ramos, mungkin Madrid tak mencapai La Decima di musim 2014. Ada lagi aksi terbang bak superman dari David De Gea, kiper yang sukses memecahkan rekor penyelamatan terbanyak di Liga Inggris saat bertandang ke Emirates, melawan Arsenal. Total 17 save dilakukannya selama 90 menit. Lalu ada nama Andreas Iniesta yang setia menyuplai umpan matang untuk lini depan Barcelona. Dan masih banyak lagi. Lantas mengapa Ronaldo dan Messi saja yang selalu berada di puncak ketenaran pemain Eropa? Padahal sepak bola adalah permainan tim kan Bung?
Katanya Gelaran Pemain Terbaik Eropa, Tapi Yang Menang Kenapa Cuma Dua?
Tak hanya publik yang geram dan merasa bosan, tapi pemain profesional pun turut merasakan. Phillip Lahm salah satunya. Ia mengkritik penyelenggaraan Ballon d’Or. Menurut dia kompetisi yang pertama kali dihelat pada tahun 1956 ini, telah menjadi pemilihan untuk striker terbaik belaka, seperti yang dilansir Sport Illustrated. Mantan bek Munchen juga menambahkan kalau Ballon d’Or sudah waktunya berubah untuk melihat ke berbagai posisi, karena sepak bola adalah permainan strategi antar tim. Bukan antar pemain.
Jika ditarik garis ke belakang, nama-nama yang merengkuh pemain terbaik benua biru sangat beragam. Tak hanya diisi satu dua pemain secara terus-terusan. Bahkan dari lini belakang sampai depan juga tersajikan. Dari nama Luis Figo, Michael Owen, Ronaldo Da Lima, Pavel Nedved, Andry Shevchenko sampai Fabio Cannavaro. Mereka yang menghiasi daftar membuat sepak bola memiliki warna.
Kalau Pemain Berbakat Dibilang Next Ronaldo Dan Next Messi, Rasanya Berat Juga Ya!
Sebenarnya bukan keinginan mereka untuk menyematkan namanya pada pemain baru yang potensial dan bertalenta. Namun itu pekerjaan media. Jelas saja kalau parameter pemain selalu disandingkan ke mereka berdua. Karena hegemoni permainanya acap mengundang tanya. Gerakan, skill, sampai teknik mencetak gol selalu menjadi buah bibir penggila bola.
Tolak ukur sebenarnya boleh saja. Tapi kalau disebut sebagai generasi penerus mereka berdua, rasanya utopia. Karena kerja keras mereka sulit untuk digapai pemain biasa sampai yang bertalenta. Tapi tak apa, asalkan pemain berbakat yang disebut penerusnya tak tutup karir akibat tidak kuat seperti dirinya (Messi dan Ronaldo).
Rekor Sepak Bola Dipecahkan Dengan Mudahnya
Pernah pada satu musim, ketika menelisik berita olahraga semuanya seragam mengulas rekor yang ditorehkan mereka. Saling kejar-kejaran, dan bergantian mengisi headline. Adidaya Ronaldo dan Messi sangat sulit terlampaui. Walaupun tak semua rekor berhasil dibumbui. Seperti rekor pencetak gol tertua di Liga Champions yang dipegang Paolo Maldini dan Fransesco Totti.
Namun, Ronaldo dan Messi punya rekor yang sulit dilampui. Seperti Ronaldo yang pernah mencetak gol setiap menit. Dari menit 1 sampai 90. Begitu juga Messi yang berhasil mencetak 525 gol bersama Barcelona, berpeluang untuk menyalip rekor Gerd Muller dengan torehan yang sama selama 14 tahun membela Die Bayern. Masih banyak rekor yang mengantri untuk diselesaikan kedua pemain ini.
Dulu Aku Yang Dapat Menggusur Dominasinya, Iya Dulu!
Setelah mengantarkan AC Milan merajai benua Eropa dan Dunia di tahun 2007. Kaka, dengan manisnya diutus menjadi pemain terbaik benua biru di tahun yang sama. Ia menjadi pemain keempat asal Brazil yang berhasil memenangkan gelar bergengsi tersebut, setelah Ronaldo, Rivaldo, dan Ronaldinho. Istimewanya, 3 kandidat yang mengapit Kaka adalah Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.
Kaka menjadi pemain terakhir yang berhasil memenangkan gelar tersebut. Sebelum Ronaldo dan Messi saling salip pada satu dekade ini. Sayangnya, cedera lutut yang menggerogoti membuat dia tak bisa tampil maksimal. Performa terbaik yang pernah dipertontonkan kepada publik, menjadi konsumsi masa lalu belaka.
Semoga Ada Yang Memecah Dominasinya. Kalau Nunggu Mereka Gantung Sepatu, Ya Nggak Lucu…
Berkarir satu generasi dengan Ronaldo dan Messi tak bisa disesali, walaupun talenta jadi tertutupi karena didominasi Ronaldo dan Messi. Apabila berada di generasi berbeda, mungkin persaingan menjadi jawara pesepak bola Eropa bisa seru. Mengundang Bung untuk menebak, kira-kira siapa dari mereka yang menenteng piala bola emas?
Banyak talenta baru dalam sepak bola, semua terlahir lewat bakat ataupun kerja keras. Neymar Da Silva, Kylian Mbappe, dan N’golo Kante merupakan talenta yang sedang berkembang dengan menjajal ganasnya liga-liga top Eropa. Sedangkan Alen Halilovich, Marcus Rashford dan Martin Odegaard masih mengasah kemampuan untuk siap bersaing dengan pendatang baru lainnya. Ronaldo adalah bukti sebuah kerja keras, sedangkan Messi terbentuk karena dianugerahi bakat. Begitulah celoteh nitizen, tapi apakah iya Bung?
