Tentu Bung masih ingat bagaimana kami pernah memboyong Royal Enfield Tipe Classic 500 untuk digunakan sebagai kendaraan sehari-hari. Salah satu yang kami keluhkan ketika itu adalah soal getaran yang sangat terasa.
Beberapa memang menyebut kalau getaran ini merupakan khas dari Royal Enfield (RE) Classic. Senada dengan nuansanya yang layaknya motor jadul, getaran in nampak bagai pelengkap.
Namun tak sedikit juga yang mengeluhkan soal ini. Buat kami yang ketika itu memakainya sebagai kendaraan harian tentunya sangat melelahkan. Dengan nada setengah bercanda bahkan kawan kami menyarankan untuk memakluminya, mengingat RE kini berasal dari India yang lekat dengan goyangan.
Nah, menjawab keluhan tersebut, kini ada satu motor baru besutan brand asal Inggris (eh india maksudnya) ini. Yup, Royal Enfield Meteor 350. Tipe ini digadang punya platform yang sangat berbeda dibanding pendahulunya.
Tak sama dengan tipe pendahulunya yang beraroma classic murni, Meteor 350 tampil dengan aroma cruiser. Model begini tentunya cocok buat kita Bung, yang bermimpi punya harley apa daya kantong masih cekak.
Ergonomi duduknya santai khas cruiser. Stang dua dekat dengan tubuh, ditambah jok yang cukup rendah. Tempat duduknya cuma setinggi 765 mm. Pijakan kaki dibuat santai sehingga cocok untuk menempuh perjalanan jauh. Dengan kombinasi tersebut, Bung yang bertinggi 160-an pun dijamin masih nyaman mengendarainya.
Sebagai pembanding, Bung bisa membayangkan motor cruiser yang sudah muncul lebih dulu di Indonesia. Macam Benelli Patagonian Eagle, SM V16 atau Keeway, ya posisi berkendaranya macam itu lah.
Beralih ke mesin. Sektor inilah yang juga jadi andalan Royal Enfield Meteor 350. Mengusung seri J1, mesin ini sudah jauh lebih halus dibanding pendahulunya. Beda paling kentara adalah dengan munculnya balancer shaft di dalam mesinnya. Ini yang membuat mesinnya jadi lebih halus.
Bagaimana tenaganya? Meski berkapasitas mesin 350cc, Bung tentunya jangan berharap punya power macam motor sport. Diklaim mesin ini “hanya” mampu menyemburkan tenaga 20 dk di 6100 rpm sementara torsinya 27 Nm di 4000 rpm.
Tidak bisa dibilang istimewa emang. Namun ini khan motor cruiser Bung, tenaga segitu cukuplah membawa kita melanglang buana. Dengan dimensi 2140mm x 845mm, kita bisa asik meliuk-liuk di tengah padatnya kota. Sembari sesekali menikmati acara luar kota dengan posisi cruisernya.
Keistimewaan lainnya terletak pada fitur yang disematkan di area speedometer. Pasalnya terdapat fitur Turn by Turn (TBT) yang membuat aksi berkendara makin menyenangkan.
Bung cukup mengkoneksikan fitur peta dari smartphone. Nantinya di instrumen panel motor ini akan muncul perintah kapan Bung harus belok dan kemana Bung harus mengarah. Terbayang serunya mengeksplor daerah baru menggunakan motor ini bukan?
Lantas berapa kocek yang harus disiapkan? Royal Enfield 350 meteor ini diluncurkan dalam 3 tipe. Perbedaannya hanya terletak pada finishing dan aksesoris. Untuk tipe Fireball dilepas dengan harga Rp 95,9 juta, tipe stellar Rp 97,9 juta dan tipe tertinggi supernova Rp 99,75 juta. Sebagai catatan harga di atas adalah OTR Jakarta.
Bagaimana menurut Bung, apakah Royal Enfield Meteor 350 ini layak dengan harga demikian?
