Setiap pebalap tidak hanya bermodalkan skill dan tunggangan saja kala menghadapi sebuah balapan. Percaya atau tidak, pebalap juga memiliki agenda khusus sebelum terjun ke lintasan balap. Agenda khusus atau yang sering disebut ritual ini, dilakoni demi menambah kepercayaan diri untuk menjadi yang utama. Mungkin bagi sebagian orang yang mendengarnya, ini hanyalah sebuah sugesti saja tetapi bagi pebalap ini adalah modal penting, seperti yang dilakukan Valentino Rossi.
Sebelum menjadi juara 5 kali dunia, Rossi ternyata memiliki ritual khusus semenjak ia masih menjadi rookie atau kuda hitam. Ritual yang dilakukan The Doctor adalah mengajak berbicara motor tunggangannya, ia melakukannya sambil jongkok di sebelah kendaraanya. Rossi pun bertutur bahwa ritual ini sudah dilakukannya sejak awal karir. “Kira-kira saya sudah lakukan sekitar 20-30 tahun lalu,” ungkap pebalap yang memakai nomor 46 ini.
Selain Rossi masih ada beberapa nama pebalap lain di Moto GP yang juga memiliki ritual khusus. Seperti apa? Dan siapa sajakah mereka? Simak nih Bung, siapa tahu ada jagoan Bung.
Tancapkan Bendera dan Mendengarkan Musik yang Disuka
Mantan rekan satu tim Rossi, Jorge Lorenzo, juga memiliki ritual unik. Bedanya dia melakoninya usai balapan.
Sebuah bendera bertuliskan ‘Lorenzo’s Land’ selalu ditancapkan di sirkuit tersebut jika Lorenzo memenangi balapan yang menandakan wilayah kekuasaan Lorenzo. Sedangkan kebiasaan yang ia lakukan sebelum terjun adalah mendengarkan musik.
“Saya lebih memilih berkonsentrasi agar semua tetap dalam kendali jelang balapan. Biasanya saya melakukan pemanasan dan mendengarkan musik yang saya suka,” ucapnya.
“Saya mendengarkan musik sambil memejamkan mata agar tidak mendengarkan suara-suara di sekitar saya sehingga saya bisa lebih fokus dalam balapan,” imbuhnya.
Menggunakan Celana Dalam Keberuntungan
Mungkin mendengarkan musik atau mengajak ngobrol benda mati menjadi sesuatu yang wajar dilakukan oleh seorang pebalap untuk ritual. Hal yang satu ini mungkin agak aneh di telinga, sebenarnya ini bisa dibilang sebagai jimat dibanding ritual. Kevin Schwantz, selalu memakai celana dalam yang dianggapnya sebagai suatu keberuntungan.
Tapi bukan berarti hal itu selalu berjalan sesuai rencana. Lantaran ia pernah mengalami kecelakaan di lintasan ketika mengenakan celana dalam keberuntungan. Saat hal itu terjadi Schwantz membuang celana dalamnya karena tidak dianggap kembali membawa keberuntungan.
Habiskan Waktu Bersama Keluarga sebelum Lintasan Bergelora
Menghabiskan waktu bersama keluarga dan sahabat, dijadikan Ben Spies sebagai bahan motivasi sekaligus ritual yang membuatnya tampil percaya diri di lintasan. Pebalap dari tim Suzuki ini mempunyai kebiasaan tersendiri dari yang lainnya.
Ia selalu meminta waktu kepada tim untuk tidak mengganggu privasinya saat bersama keluarga. Sosok ibundanya jadi seseorang yang tak pernah absen di setiap balapan. Karena sosok ibunya selalu mendukung karir Spies sedari kecil hingga sekarang.
Tingkatkan Konsentrasi dengan Berpose di Atas Kuda Besi
Ritual ini cukup berbeda dari pebalap lain, Bung. Mungkin ritual ini cukup keren untuk diikuti. Dani Pedrosa memiliki ritual aneh sebelum balapan dengan berpose cool di atas motor. Pedrosa akan duduk dengan tenang hingga beberapa menit sebelum balapan, menurutnya dengan cara itu ia dapat menambahkan buih-buih konsentrasi sebelum balapan.
Bahkan Sampai Mengecek Detak Jantung pun Dijadikan Sebuah Ritual, Lho
Wajar apabila ada istilah demam panggung atau grogi sebelum terjun ke lintasan. Hal ini didapat lantaran memiliki tekanan sebelum terjun ke balapan. Pebalap asal tim Repsol Honda, Marc Marquez pun kerap mengecek detak jantungnya dan hal ini dijadikannya kebiasaan sebelum balapan.
Ritual ini sudah dilakukannya sewaktu belum tampil di MotoGP alias di kelas Moto2 pada 2012 lalu. “Biasanya saya tidak menggunakan itu. Tapi, di tahun 2012 (Moto2), saya mencoba melakukan hal itu dengan monitor detak jantung tepat sebelum balapan.”
“Karena saya merasa tegang. Di monitor bisa terlihat bahwa saya memiliki 150 denyut per menit. Dan, selama balapan saya memiliki rata-rata yang lebih sedikit tinggi,” ujar Marquez.
