Lebih Baik

Pria Kerja (online) Di Rumah? Kenapa Tidak!

Ritual bangun pagi, berangkat ke kantor, bermacet di jalanan, duduk manis di kursi kerja bisa jadi begitu membosankan bagi sebagian orang. Internet dianggap salah satu solusi jitu untuk membongkar rutinitas ini. Seluruh aktivitas cukup dilakukan di rumah melalui media online. Istilah 4D, duduk, diam, dapat duit jadi sesuatu yang membanggakan. Namun benarkah semudah itu? Hal apa yang perlu diperhatikan, ketika seseorang memilih kerja di rumah?

grafis bisnis online pria

Status Sosial

Awalnya mungkin terkesan mentereng untuk bisa memanfaatkan teknologi internet untuk bekerja dan menghasilkan uang. Namun, kondisi sosial masyarakat khususnya di Indonesia harus diakui belum seratus persen siap. Apalagi ketika yang memilih bekerja di rumah itu adalah laki-laki.

Sejak dulu kita didorong-dorong untuk menjadi pemburu aktif yang bertualang jauh dari rumah. Sementara rumah secara serampangan dilekatkan pada unsur kewanitaan. Belum lagi status tanpa kantor buat sebagian orang disamakan dengan tidak punya pekerjaan.

Karena itu jika akhirnya memutuskan untuk bekerja di rumah, pastikan kondisi mental sobat Yomamen kuat. Karena akan menerima pertanyaan demi pertanyaan mulai dari orang tua, pasangan, tetangga yang mengira kita sebagai pengangguran.

Prinsip Bisnis Online Sama Dengan Bisnis Offline

Diana Rikasari, blogger yang sukses membangun perusahaan sepatu online-nya sendiri pernah mengungkapkan betapa media internet dan online itu sering disalah artikan. Menurutnya internet yang menjamin kemudahan dan kecepatan hanyalah tools. Bisnisnya sendiri sama dan sebangun dengan bisnis-bisnis lainnya.

Pebisnis online juga harus berhadapan dengan masalah pendanaan modal, ruwetnya membangun branding, pusingnya mengatur skema pendapatan serta kesabaran menghadapi masalah dengan klien.

Karena itu jangan pernah berpikir berusaha di dunia maya adalah pelarian untuk meninggalkan semua kerumitan bisnis.

Kecuali Pertapa, Kita Akan Selalu Berhubungan Dengan Orang Lain

Saya tidak suka berhubungan dengan orang lain karena itu saya memilih kerja online di rumah. Ini adalah prinsip yang salah besar. Karena apapun kegiatan yang kita pilih pastilah kita akan berhubungan dengan orang lain. Baik itu mitra kerja, klien atau hanya sekedar penyedia layanan internet.

Selain itu dengan bekerja sendiri di rumah, jumlah pekerjaan akan makin bertumpuk. Ada istilah menarik yang menggambarkan mereka yang memilih kerja online dari rumah.

“Orang-orang itu memilih bekerja 80 jam per minggu hanya untuk berhenti dari pekerjaan yang mengharuskan mereka bekerja 40 jam perminggunya”

Bisnis Online Tak Selebar Daun Kelor

Banyak hal yang bisa dilakukan dalam berbisnis online. Artinya banyak hal pula yang bisa dipelajari. Mulai dari menjadi profesional blogger, internet marketer sampai menjadi founder sebuah perusahaan teknologi (startup).

Masing-masing dari jenis-jenis pekerjaan tersebut membutuhkan kemampuan yang berbeda pula. Dorongan alias passion pun bisa jadi tak sama untuk masing-masing jenis pekerjaan. Pahami dulu kemampuan dan keinginan baru kemudian memilih untuk fokus menjalani pekerjaan yang mana.

Jangan Serakah

Keserakahan memudahkan kita untuk tertipu. Peluang tertipu ini bisa dua tiga kali lebih besar di dunia online. Banyak penipu dan predator yang siap memakan orang-orang serakah yang ingin cepat kaya secara instan. Patokannya sederhana, sesuatu yang terlalu indah untuk jadi kenyataan biasanya mengandung unsur penipuan.

Jangan Lekas Meninggalkan Pekerjaan Tetap

Mengingat ketika bekerja di rumah, masa depan kita ada ditangan sendiri, maka sebaiknya perhitungan dibuat dengan dua tiga kali lebih matang. Pelajari hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan jika ingin meninggalkan pekerjaan tetap yang sekarang.

Bagimana perkembangan bisnis online yang sedang kita bangun. Apakah sudah menjadi usaha yang solid atau baru sekedar keuntungan sesaat yang musiman. Selayaknya usaha di dunia nyata, bisnis online juga memerlukan waktu untuk berkembang.

Ali Mese salah seorang founder startup yang telah sukses menceritakan bagaimana penderitaanya ketika membangun usahanya. Bahkan ia harus rela menahan malu dengan meminjam uang untuk sekedar makan dari pasangannya kala itu.

Jangan sampai berhenti bekerja hanya untuk menjadi pengangguran di kemudian hari.

Click to comment

0 Comments

  1. Anggara

    October 27, 2014 at 3:18 pm

    jadi dirimu bekerja berapa jam sehari di rumah bro? :mrgreen:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top