Saat kepepet, perihal pinjam meminjam jadi hal yang diwajarkan, ya kan bung? Tidak terpatok pinjam uang di bank saja, tetapi lewat pinjol atau Pinjaman Online jadi suatu hal baru di era teknologi zaman sekarang. Di mana ada kesulitan, di situ selalu ada jalan, munculnya pinjol sebagai fenomena baru dalam dunia perbankan.
Persyaratan mudah dan tanpa jaminan menjadi hal yang menggoda seseorang untuk meminjam walaupun bunga dan biaya tinggi. Tatkala itu semua menjadi perkara, karena kesulitan untuk mengembalikan dana (plus bunga) kepada yang meminjamkan.
Maraknya pinjol menjadi tanda tanya. Apakah bung tidak melihat kalau ada pola yang tidak beres dari itu semua. Cermati lebih dalam, suku bunga dan biaya pinjol yang ditawarkan fintech (lembaga keuangan non bank) nyatanya jauh lebuh tinggi dibandingkan dengan bunga KTA (Kredit Tanpa Angunan).
Hanya saja durasi waktu yang diberikan dalam jangka pendek, kebanyakan debitur ternyata tidak menyadari. Jika akumulasi biaya serta bunga dalam meminjam dengan pinjol sangat besar. Beberapa fintech pinjol bahkan mematok sampai 30% per bulan. Yang mana tidak ditawarkan oleh bank sekalipun.
Meskipun begitu, beragam alasan dimiliki peminjam seperti tidak memiliki biaya untuk berobat saat orang tua sakit sampai membayar utang menjadi praktik gali lubang tutup lubang yang selalu dilakukan. Sisi enaknya, tidak ada jaminan dalam meminjam membuat seseorang kerap menyepelekan masalah ini. Padahal sudah banyak risiko yang menimpa, tetapi beberapa orang masih percaya diri untuk meminjam.
Berikut ini beberapa hal yang menjadi risiko apabila kerap meminjam uang dari fintech yang dirangkum dari berbagai sumber.
Plafond Pinjaman Kecil
Kalau bung ingin meminjam uang dengan jumlah banyak, tentu tidak bisa kepada pinjol. Karena pinjol kerap menawarkan pinjaman yang cukup kecil dengan rata-rata di bawah Rp 5 juta per pinjaman. Plafond tanpa agunan yang tidak besar menjadi salah satu resiko yang harus bung ketahui tentang pinjol. Apalagi, ada beberapa pinjaman online yang mulai dari Rp 1 juta dan baru bisa meminta kenaikkan plafond setelah mengambil pinjaman beberapa kali.
Bung harus tetap berlari ke bank untuk meminjam dalam jumlah besar. Selain itu, sifat pinjaman online yang cepat dan mudah ternyata memiliki imbas pada jumlah plafond yang ditawarkan. Bung bisa tidak mengambil untuk pinjaman dalam jumlah yang cukup besar.
Persetujuan yang Memakan Waktu
Coba lihat komentar-komentar di Playstore pinjol bung, yang mengeluhkan layanan pinjaman online karena lama pencairan. Sampai tidak adanya respon tentang disetujui atau tidak atas pengajuan pinjaman online. Padahal, terdapat harapan yang tinggi ketika seseorang mengajukan pinjol adalah uang pinjaman cepat cair. Tetapi kenyataanya sungguh terbalik, padahal meminjam uang berbasis teknologi seharusnya dapat lebih cepat prosesnya, bukan begitu bung?
Butuh waktu berhar-hari untuk mendapatkan perseujuan, kondisi semacam ini harus disadari oleh para calon nasabah. Di mana harus cermat dan memandang realitas di lapangan tentang apa yang terjadi.
Terdapat Biaya Administrasi Penagihan
Sepatutnya mengetahui tentang beberapa hal sebelum memutuskan untuk melakukan pinjaman online. Saat nasabah menunggak, resiko yang diterima tidak hanya soal penagihan. Namun juga biaya tambahan karena perusahaan pinjaman online akan meminta biaya tas keterlambatan pembayaran.
Proses penagihan yang membutuhkan extra sumber daya manusia, beberapa perusahaan pinjaman online pun membebankan biaya penagihan ke nasabah yang menunggak.
Jumlah biaya penagihan pun cukup besar dan tidak sebanding dengan plafond pinjaman. Yang menjadi masalah adalah ketentuan soal berapa biaya yang harus dibayar apabila nasabah menunggak, tidak secara jelas dicantumkan dalam situs perusahaan pinjol bung.
Seolah-olah tidak ada kewajiban tambahan apabila nasabah telat bayar meskipun kenyataanya tidak demikian. Maka dari itu nasabah harus aktif dan membaca perjanjian kredit dengan meneliti soal kewajiban apabila nasabah terlamabt dalam membayar tunggakan pinjaman.
Bahkan Beberapa Pinjol Belum atau Tidak Terdaftar di OJK
Layanan penawaran pinjaman online seolah menjadi surga bagi mereka yang membutuhkan. Tetapi para calon nasabah biasanya asal sruduk saja dalam meminjam tanpa fikir panjang, semisal bertanya apakan pinjol tersebut terdaftar di OJK? dan mana pinjaman online yang terpercaya? yang harus diketahui adalah tidak semua terdaftar di OJK, padahal ketentuannya adalah setiap lembaga yang menawarkan pinjaman online wajib mendaftar dan mendapatkan lisensi dari OJK.
Nah, untuk menemukan beberapa perusahaan yang terdaftar di OJK sungguh muda. Bung tinggal mengakses situs otoritas jasa keuangan (ojk) dan dapat menemukan beberapa daftar perusahaan fintech yang telah terdaftar. Alhasil bung bisa memilah-milah mana perusahaan pinjol yang terpercaya.
Menjamurnya Investasi Bodong
Investasi bodong makin merajalela seiring kondisi ekonomi yang naik turun. Ini menjadi kenyataan yang harus bung terima, bahwa investasi bodong sangat merugikan nasabah. Meskipun investasi bodong ditujukan kepada mereka yang sebagai investor, tetapi penting pula untuk para peminjam memastikan bahwa tempat mengambil pinjaman yang mereka akses adalah perusahaan resmi.
Jika tidak termasuk ke dalam daftar investasi bodong, bisa disimpulkan itu adalah pinjaman online yang terpercaya. Cara memastikannya bung bisa mengeces perusahaan investasi yang terdaftar di OJK, dan bung bisa pula melihat daftar investasi bodong tersebut menurut OJK. Karena badan tersebut terdapat bagian khusus yang mengawasi soal daftar investasi online terpercaya, yakni Satgas Waspada Investasi.
